TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengungkap enam provinsi yang telah terdeteksi memiliki jumlah kasus infeksi virus varian Delta tertinggi. Keenamnya adalah Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Tengah.
Siti juga mengungkap tiga provinsi yang masih nihil temuan kasus varian virus pemilik kemampuan transmisi tinggi dan berpotensi menyebabkan gejala parah tersebut. Ketiganya adalah Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara.
Terhadap kelompok enam provinsi yang pertama, Siti meminta lebih waspada dan semakin meningkatkan testing serta tracing. "Saat ini Covid-19 varian Delta merupakan varian yang mendominasi di Indonesia,” katanya dalam Siaran Pers PPKM daring di Jakarta, Rabu 25 Agustus 2021.
Sedang bagi tiga provinsi yang belum melaporkan adanya varian Delta, Siti mengingatkan, bukan berarti daerah-daerah itu benar-benar tak memilikinya. "Pandemi tidak mengenal batas wilayah sehingga kewaspadaan yang sama tingginya harus tetap kita lakukan,” kata Siti.
Untuk mengatasi terjadinya peningkatan kasus aktif Covid-19--gara-gara penyebaran virus varian Delta--di seluruh daerah, Kementerian Kesehatan disebutnya melakukan sejumlah upaya pencegahan penularan. Selain testing dan tracing, juga isolasi, penguatan protokol kesehatan, serta vaksinasi.
Siti juga mengimbau kepada masyarakat segera melapor dan memeriksakan dirinya ke pusat layanan kesehatan jika ada yang merasakan gejala seperti sesak napas. Atau menggunakan fasilitas telemedicine untuk mendapatkan saran ataupun obat-obatan yang diperlukan.
"Ingat jangan memutuskan melakukan isolasi mandiri tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan," kata Siti menegaskan. "Kita tahu Delta adalah varian yang mempercepat keparahan gejala. Sehingga pastikan jangan menunda ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan bila gejala menjadi berat atau bertambah sesak."
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro, juga mengingatkan kebutuhan menghindari kerumunan agar varian Delta tidak lebih cepat menular. Diperkirakannya, varian tersebut memiliki angka reproduktif virus sebesar 6 sampai 8 (dari 10 orang yang terinfeksi akan menularkan kepada 60 sampai 80 orang lainnya).
"Kita sudah belajar pahit, kerumunan yang terjadi saat liburan awal tahun dan Lebaran kemarin akan selalu membawa dampak kenaikan kasus konfirmasi,” kata Reisa.
Menurut Reisa, daya tular tinggi varian Delta penyebab angka konfirmasi Covid-19 harian Indonesia di atas 50.000 kasus per hari. Pada Juli lalu, kondisi itu yang menyebabkan kenaikan kasus tak terkendali dan membuat sistem kesehatan kewalahan.
"Tenaga kesehatan dan rumah sakit kelebihan beban dan pasien tidak terselamatkan,” kata Reisa sambil berpesan masyarakat sebisa mungkin terus di rumah apabila tidak ada kegiatan penting, supaya terhindar dari Covid-19 varian Delta.
Baca juga:
Nadiem Mau Sekolah Segera Tatap Muka, Sultan Yogya: Jangan Maunya Cepet-cepet