Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Hasil Studi KIPI Vaksin Pfizer pada Anak dengan Gangguan Saraf

image-gnews
Sebuah botol berlabel vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech pada 19 Maret 2021. Perkiraan laba bersih yang diraup oleh BioNTech pada Q2 naik menjadi 2,8 miliar euro berkat penjualan vaksin COVID-19 buatannya. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration//File Photo
Sebuah botol berlabel vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech pada 19 Maret 2021. Perkiraan laba bersih yang diraup oleh BioNTech pada Q2 naik menjadi 2,8 miliar euro berkat penjualan vaksin COVID-19 buatannya. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration//File Photo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Studi kecil di Inggris melaporkan efek samping dari suntikan vaksin Covid-19 Pfizer terhadap anak berusia 12-15 tahun. Anak-anak itu sebelumnya disebut berisiko tinggi mengalami komplikasi akibat infeksi karena kondisi tertentu.

Hasil studi menjelaskan bahwa mereka benar cenderung mengalami kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), namun ringan hingga sedang dan bisa hilang dengan cepat. “Meskipun jumlah penelitiannya kecil, data tersebut mewakili remaja yang paling mungkin mendapat manfaat dari vaksinasi,” tertulis dalam studi itu, seperti dikutip dari Medical Xpress, Kamis 26 Agustus 2021.

Penelitian ini melibatkan 27 anak yang memiliki berbagai kondisi neurologis, termasuk distrofi otot dan palsi serebral. Ditambah, berbagai kondisi medis seperti epilepsi, cacat jantung bawaan, dan defisiensi imun, di mana mereka menerima berbagai jenis perawatan obat. 

Efek samping yang dicatat orang tuanya dan dilaporkan, semuanya ringan hingga sedang. Pengecualian untuk satu anak yang mengalami kelelahan dan ketidaknyamanan yang parah, dikombinasikan dengan peningkatan agitasi. Satu keluarga juga melaporkan adanya jenis kejang yang berubah, meskipun ini hilang seminggu kemudian. 

Secara keseluruhan, ada 8 kejadian ikutan pada 6 anak setelah dosis pertama, yang semuanya sembuh dalam 72 jam: ruam ringan, sakit kepala, diare, diduga sakit tenggorokan, sakit leher, kesulitan tidur, dan glukosa darah rendah. Setelah dosis kedua, 8 kejadian tambahan terjadi pada 5 anak: diare, muntah, pembengkakan ketiak, dan lecet di sekitar mulut. 

Selain itu, studi yang diterbitkan di Archives of Disease in Childhood itu juga menerangkan, penggunaan parasetamol setelah dosis pertama tinggi dan demam lebih umum daripada yang dilaporkan dalam penelitian orang dewasa. Namun semua efek samping yang tercatat hilang dalam waktu seminggu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut para peneliti, studi ini memang jumlahnya kecil, tapi hasil datanya sangat penting, karena mewakili anak-anak yang paling mungkin mendapat manfaat dari vaksinasi. “Dan orang tua serta dokter mungkin memiliki kekhawatiran mengenai peningkatan risiko kejadian tak terduga," katanya.

Orang tua yang memilih vaksinasi dengan sedikit data keamanan yang tersedia, melakukannya karena mereka (dan dokter mereka) percaya bahwa anak-anaknya berisiko tinggi terkena penyakit Covid-19. Banyak yang merasa terlindungi dan merasa bahwa vaksinasi akan membuat perbedaan yang signifikan dalam hidup mereka.

Sebagai informasi, anak-anak yang sehat ketika terinfeksi SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, umumnya memiliki penyakit ringan, tapi ada beberapa kondisi neurologis yang dikaitkan dengan efek samping yang parah. Mereka yang berisiko tinggi ini perlu dilindungi untuk mengurangi risiko infeksi, dan tidak akan dimasukkan dalam studi keamanan vaksin awal, termasuk Pfizer.

BRITISH MEDICAL JOURNAL, MEDICAL XPRESS, ARCHIVES OF DISEASE IN CHILDHOOD

Baca juga:
Yang Perlu Diwaspadai Orang Tua saat Anak Disuntik Vaksin Covid-19

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

32 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?


Obat-obatan yang Tak Dianjurkan Diminum sebelum Mengemudi

36 hari lalu

Ilustrasi minum obat. TEMPO/Subekti
Obat-obatan yang Tak Dianjurkan Diminum sebelum Mengemudi

Beberapa jenis obat bisa mempengaruhi aktivitas mengemudi segera setelah diminum. Berikut obat-obatan yang sebaiknya dihindari.


Mengapa Tidak Dianjurkan Minum Teh Sebelum Tidur?

38 hari lalu

Ilustrasi minum teh. Shutterstock.com
Mengapa Tidak Dianjurkan Minum Teh Sebelum Tidur?

Kandungan kafein berlebihan dalam teh dapat mengganggu siklus tidur dan bangun.


Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

39 hari lalu

Helena Lim. Instagram
Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?


5 Efek Samping Berbahaya Sering Minum Ibuprofen, Masalah Kesuburan dan Jantung

44 hari lalu

Ilustrasi minum obat. Shutterstock
5 Efek Samping Berbahaya Sering Minum Ibuprofen, Masalah Kesuburan dan Jantung

Sekali-kali minum pereda nyeri seperti ibuprofen tak ada masalah besar. Namun bila terlalu sering, efek sampingnya menakutkan.


Maag hingga Sakit Kepala, Inilah 5 Efek Samping Minum Teh Setiap Hari

48 hari lalu

Ilustrasi minuman teh. TEMPO/ Nita Dian
Maag hingga Sakit Kepala, Inilah 5 Efek Samping Minum Teh Setiap Hari

Konsumsi teh yang berlebihan juga dapat berdampak buruk pada kesehatan.


Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

49 hari lalu

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau perkembangan kasus hariannya. Pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis. Utamanya, untuk segera melengkapi vaksinasi booster ke-4 dan deteksi dini Covid-19 bagi kelompok rentan. TEMPO/Subekti.
Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.


Jenis dan Efek Samping Terapi Hormon dalam Pengobatan Kanker

16 Februari 2024

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Jenis dan Efek Samping Terapi Hormon dalam Pengobatan Kanker

Meskipun memberikan manfaat signifikan, terapi hormon juga dapat menimbulkan beberapa efek samping yang perlu diperhatikan.


Hari Epilepsi Internasional, Simak Mitos Terkait Kondisi dan Faktanya

12 Februari 2024

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk
Hari Epilepsi Internasional, Simak Mitos Terkait Kondisi dan Faktanya

Di Hari Epilepsi Internasional, penting untuk memahami kesalahpahaman soal epilepsi sehingga pengobatan tertunda.


6 Efek Samping Makan Telur Setiap Hari

9 Februari 2024

Ilustrasi Telur Rebus
6 Efek Samping Makan Telur Setiap Hari

Terlalu sering mengonsumsi telur bisa berdampak buruk bagi kesehatan.