TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat tinggi kesehatan Israel mulai menawarkan vaksin booster Covid-19 kepada anak-anak berusia 12 tahun ke atas. Hal itu dilakukan karena efektivitas dosis kedua vaksin Pfizer-BioNTech berkurang setelah enam bulan.
Kepala kesehatan masyarakat di Kementerian Kesehatan Israel, Sharon Alroy-Preis, mengatakan dosis ketiga membawa masyarakat ke tingkat perlindungan yang dicapai oleh dosis kedua. “Itu berarti, orang 10 kali lebih terlindungi setelah dosis vaksin ketiga,” katanya.
Mereka yang memenuhi syarat untuk suntikan ketiga dapat menerimanya asalkan setidaknya lima bulan telah berlalu sejak dosis kedua mereka disuntikkan. Jangka waktu itu lebih pendek daripada interval delapan bulan yang berlaku di Amerika Serikat, yang sedang mempertimbangkan untuk memotong waktu tunggu.
Perdana menteri Israel Naftali Bennett menjelaskan, kampanye vaksin dosis ketiga itu dimulai sebulan lalu untuk kalangan orang tua. “Di kalangan manula telah memperlambat peningkatan penyakit parah yang disebabkan oleh varian Delta,” kata Bennett.
Selain itu, dengan disuntikkannya dosis ketiga, Israel berharap dapat memutus penyebaran Covid-19 varian Delta yang sangat menular. Sejauh ini dua juta orang dari populasi 9,3 juta telah menerima tiga dosis vaksin.
Bennett meminta agar semua warganya harus diberikan dosis ketiga vaksin. “Saya memanggil mereka yang berusia 12 tahun ke atas untuk keluar dan segera melakukan suntikan ketiga.”
Israel dan negara-negara lain telah terus maju dengan rencana vaksin booster meskipun ditentang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Lembaga itu menjelaskan bahwa lebih banyak dunia harus divaksinasi dengan dosis pertama sebelum orang menerima yang ketiga.
Selain Israel, Amerika juga berencana akan menawarkan dosis booster untuk semua orang Amerika, termasuk negara lain seperti Kanada, Prancis, dan Jerman juga telah merencanakan kampanye vaksin dosis ketiga itu.
ALJAZEERAH | REUTERS
Baca:
Mengenal Masker HEPA Filter yang Dipakai Prabowo Subianto