Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti Pakai Kecerdasan Buatan untuk Memprediksi Hilangnya Es di Laut Arktik

image-gnews
Laut Arktik. Kredit: Phys.org
Laut Arktik. Kredit: Phys.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti dari British Antarctic Survey (BAS) dan Alan Turing Institute memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memperkirakan kondisi es di laut Arktik yang lebih akurat. Prediksi ini dapat mendukung sistem peringatan dini baru yang melindungi satwa liar Kutub Utara dan komunitas pesisir dari dampak hilangnya es laut. 

Diterbitkan minggu ini di jurnal Nature Communications, tim peneliti internasional itu menjelaskan bagaimana sistem kecerdasan buatan, IceNet, mengatasi tantangan dalam menghasilkan prakiraan es laut Arktik yang akurat untuk musim mendatang. “Sesuatu yang telah dihindari ilmuwan selama beberapa dekade,” tertulis dalam penelitian, seperti dikutip Phys, Minggu, 29 Agustus 2021.

Es laut, lapisan luas air laut beku yang muncul di Kutub Utara dan Selatan, sangat sulit diprediksi karena hubungannya yang kompleks dengan atmosfer di atas dan laut di bawah. Sensitivitas es laut terhadap peningkatan suhu telah menyebabkan area es laut Arktik musim panas berkurang setengahnya selama empat dekade terakhir, setara dengan hilangnya area sekitar 25 kali ukuran Inggris Raya. 

Perubahan yang semakin cepat ini memiliki konsekuensi dramatis bagi iklim bumi, bagi ekosistem Arktik, serta masyarakat adat dan lokal yang mata pencahariannya terkait dengan siklus es laut musiman. “IceNet, hampir 95 persen akurat dalam memprediksi apakah es laut itu akan hadir dua bulan ke depan, lebih baik daripada model berbasis fisika terkemuka,” katanya.

Penulis utama Tom Andersson, Ilmuwan Data di BAS AI Lab yang didanai Alan Turing Institute, menjelaskan, Arktik adalah wilayah di garis depan perubahan iklim dan telah mengalami pemanasan substansial selama 40 tahun terakhir. “IceNet memiliki potensi mengisi kesenjangan mendesak dalam memperkirakan es laut untuk upaya keberlanjutan Arktik dan berjalan ribuan kali lebih cepat daripada metode tradisional,” tutur dia.

Scott Hosking, Principal Investigator, Co-leader BAS AI Lab dan Senior Research Fellow di Alan Turing Institute, menerangkan, dirinya senang melihat bagaimana AI membuat timnya memikirkan kembali bagaimana melakukan penelitian lingkungan. “Laut baru kami kerangka kerja prakiraan es menggabungkan data dari sensor satelit dengan keluaran model iklim dengan cara yang tidak dapat dicapai oleh sistem tradisional." 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tidak seperti sistem peramalan konvensional yang mencoba memodelkan hukum fisika secara langsung, penulis merancang IceNet berdasarkan konsep yang disebut pembelajaran mendalam. Melalui pendekatan ini, model 'mempelajari' bagaimana es laut berubah dari ribuan tahun data simulasi iklim, bersama dengan data pengamatan selama beberapa dekade untuk memprediksi sejauh mana bulan es laut Arktik di masa depan. 

Andersson menyimpulkan, sekarang pihaknya telah menunjukkan bahwa AI dapat memperkirakan es laut secara akurat. Tujuan berikutnya adalah mengembangkan versi harian model dan menjalankannya secara publik secara real-time, seperti prakiraan cuaca. “Ini dapat beroperasi sebagai sistem peringatan dini untuk risiko yang terkait dengan hilangnya es laut yang cepat,” ujar Anderson.

PHYS | NATURE COMMUNICATION

Baca:
Disebut-sebut Indonesia Memasuki Periode Hiperendemik Covid-19, Apa Maksudnya?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

15 jam lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya di dalamnya.


Kongres Drone ke-8 Akan Diadakan di Shenzhen, Siapa Peserta dan Apa Temanya?

16 jam lalu

Ilustrasi drone. Efrem Lukatsky/Pool via REUTERS
Kongres Drone ke-8 Akan Diadakan di Shenzhen, Siapa Peserta dan Apa Temanya?

Kongres Drone ke-8 akan diadakan di Shenzhen, Cina Selatan, pada 24 Mei hingga 26 Mei 2024


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

1 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

2 hari lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.


Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

2 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.


Apakah AI Bisa Menggantikan Kecerdasan Manusia? Begini Analisis Dosen Unair

2 hari lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
Apakah AI Bisa Menggantikan Kecerdasan Manusia? Begini Analisis Dosen Unair

Sekitar 85 juta pekerjaan diprediksi berganti dengan AI pada 2025.


Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

3 hari lalu

Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) tertidur usai dibius di pahanya di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengevakuasi seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina, setelah masuk ke kandang jebak yang dipasang karena sebulan terakhir mendapatkan laporan hewan dilindungi itu memakan ternak warga. ANTARA/Iggoy el Fitra
Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.


Aturan untuk Pengembangan AI di Jepang Makin Dipertimbangkan

5 hari lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
Aturan untuk Pengembangan AI di Jepang Makin Dipertimbangkan

Pemerintah Jepang mempertimbangkan penerapan peraturan yang mengikat secara hukum bagi pengembang sistem kecerdasan buatan atau AI berskala besar


NVIDIA Memperkenalkan Chip GPU Blackwell B200

6 hari lalu

NVIDIA Blackwell B200. Foto : NVIDIA
NVIDIA Memperkenalkan Chip GPU Blackwell B200

NVIDIA mengumumkan chip untuk komputasi terkait kecerdasan buatan atau AI yang disebut GB200 mendukung GPU Blackwell B200


Bahaya Kejahatan Berbasis AI, Pelaku Berani Tiru Wajah Eksekutif Perusahaan

6 hari lalu

Gambar tangkapan layar video yang memperlihatkan perbedaan antara rekaman asli dengan deepfake. Credit: Kanal YouTube WatchMojo
Bahaya Kejahatan Berbasis AI, Pelaku Berani Tiru Wajah Eksekutif Perusahaan

Recorded Future mengungkap beberapa modus kejahatan berbasis AI. Pelaku semakin berani memakai deepfake.