TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi pesan Telegram telah menjadi aplikasi terbaru yang melampaui satu miliar unduhan secara global, menurut data yang dibagikan oleh Sensor Tower. Platform itu telah ada sejak akhir 2013, dan bersaing dengan aplikasi serupa lainnya, seperti WhatsApp dan Facebook Messenger.
Telegram mampu menumbuhkan kehadiran pasarnya di tengah kemarahan publik atas pembaruan kebijakan privasi WhatsApp beberapa waktu lalu. Juga dengan menghadirkan fitur baru termasuk panggilan video grup, berbagi layar dengan suara, dan pengalaman obrolan suara baru yang membantu menarik pengguna baru.
Di dalam daftar, selain Telegram, ada pesaing beratnya seperti WhatsApp, Messenger, Facebook, Instagram, Snapchat, Spotify, dan Netflix. “Telegram melewati tonggak satu miliar unduhan di seluruh dunia pertama pada hari Jumat, 27 Agustus,” tulis Sensor Tower dalam laporannya, seperti dikutip Gadgets NDTV, Selasa, 31 Agustus 2021.
Sensor Tower juga mencatat bahwa India muncul sebagai pasar terbesar untuk Telegram, dengan sekitar 22 persen unduhan. Rusia dan Indonesia adalah dua pasar utama untuk aplikasi tersebut setelah India, masing-masing menerima 10 persen dan delapan persen dari total pemasangannya.
Aplikasi berologo pesawat kertas itu juga mencapai 214,7 juta pemasangan pada paruh pertama tahun 2021 yang menunjukkan peningkatan 61 persen, dari 133 juta yang dilaporkan pada periode yang sama tahun 2020.
“Dengan fokus pada privasi, Telegram berhasil mengukir prestasi di pasar perpesanan seluler yang sangat kompetitif,” ujar Craig Chapple, Ahli Strategi Wawasan Seluler, EMEA, Sensor Tower yang datanya pertama kali dilaporkan Tech Crunch.
Perlu dicatat, jumlah pemasangan yang disebutkan oleh Sensor Tower tidak mewakili basis pengguna aktif aplikasi. Namun, Telegram tahun lalu menyatakan bahwa mereka memiliki sekitar 500 juta pengguna aktif bulanan.
Awal bulan ini, Nikkei Asia mengutip data dari platform analitik App Annie melaporkan bahwa Telegram menjadi aplikasi ketujuh yang paling banyak diunduh secara global pada tahun 2020. Salah satu alasan utama di balik kesuksesan Telegram dalam beberapa bulan terakhir adalah sentimen negatif di kalangan pengguna terhadap WhatsApp.
Telegram—bersama pesaingnya Signal—mampu menambah jutaan pengguna baru di tengah isu privasi WhatsApp. Dalam tiga hari setelah pembaruan kebijakan privasi diumumkan oleh WhatsApp, pendirinya Pavel Durov mengumumkan bahwa pengguna Telegram bertambah sebanyak 25 juta, dan menjadi aplikasi paling banyak diunduh secara global pada bulan Januari.
GADGETS NDTV | TECH CRUNCH | SENSOR TOWER
Baca:
Proyek Inovasi Terkini PT Dirgantara Indonesia, Ada Rudal Nasional