TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan dari Nanyang Technological University, Singapura, Sulfikar Amir, mengatakan pandemi Covid-19 semestinya menjadi momentum bagi pemerintah Indonesia untuk membangun sistem tata kelola pandemi yang andal dan berbasis kompetensi. Sulfikar adalah anggota Aliansi Ilmuwan Indonesia Untuk Penyelesaian Pandemi.
"Ini bisa dimulai dengan membenahi organisasi penanganan pandemi yang lepas dari domain kementerian dan dijalankan oleh sekelompok teknokrat kompeten dan independen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden," katanya dalam webinar bertajuk 'Skenario Pasca-pandemi' yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu 1 September 2021.
Dalam jangka panjang, dia menambahkan, organisasi ini bisa menjadi embrio badan nasional pengendalian wabah penyakit yang berfungsi seperti Center for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat ataupun negara lain. CDC dinilainya tidak hanya memainkan peran penting untuk mengakhiri pandemi Covid-19 saat ini, tetapi juga membangun ketahanan dalam mengantisipasi risiko pandemi di masa datang.
Dalam webinar itu, Aliansi Ilmuwan Indonesia untuk Penyelesaian Pandemi mengusulkan skenario pascapandemi sebagai jalan keluar dari masa pandemi sekarang. Skenario itu tidak hanya bertujuan menekan mortalitas dan morbiditas Covid-19 saat ini, tetapi juga mengeluarkan Indonesia dari pandemi.
"Skenario ini merupakan kerja kolektif skala nasional yang dilakukan secara bertahap, target dan indikator yang jelas, terukur dan obyektif," kata Sulfikar sambil menambahkan, "Dengan skenario pascapandemi, dibutuhkan satu tahun bagi Indonesia untuk keluar dari krisis pandemi."
Skenario mencakup tiga fase. Pertama, supression dengan target utama menekan angka kasus dan kematian secara drastis dalam tiga hingga empat bulan. Kedua, stabilization dengan tujuan utama mengendalikan skala penularan pada tingkat tertentu dan mempersiapkan pembukaan aktivitas sosial ekonomi secara parsial misalnya sekolah dan perkantoran.
Ketiga yakni normalization, fase dimana secara keseluruhan pandemi Covid-19 dapat terkendali dan masyarakat sudah bisa hidup secara normal. "Indikator utama fase normalization adalah rata-rata tes positif di bawah satu persen dan jumlah kasus harian dibawah 1.000," kata Sulfikar.
Baca juga:
Guru Besar FKUI Sebut 5 yang Harus Diperjuangkan Selama Pandemi