TEMPO.CO, Jakarta - Penerbangan Richard Branson ke tepi luar angkasa Juli lalu dengan menggunakan pesawat Virgin Galactic sedang diselidiki oleh Administrasi Penerbangan Federal (FAA) karena menyimpang dari wilayah udara yang ditentukan di tengah penerbangan. FAA mengatakan hal itu pada hari Rabu, 1 September 2021, menyusul sebuah laporan dari The New Yorker.
"Selama penerbangan 11 Juli 2021, kendaraan Virgin Galactic SpaceShipTwo menyimpang dari izin Kontrol Lalu Lintas Udara saat kembali ke Spaceport America," kata juru bicara FAA dalam sebuah pernyataan. "Investigasi FAA sedang berlangsung."
Dua pilot misi diberi tahu tentang peringatan lampu kuning dan merah di tengah penerbangan, yang menurut sumber di The New Yorker, seharusnya mendorong mereka untuk membatalkan misi. Penerbangan berlanjut dan akhirnya mendarat dengan selamat.
Pesawat ruang angkasa SpaceShipTwo Virgin Galactic diluncurkan dari pesawat pengangkutnya pada 11 Juli membawa pendiri perusahaan, Richard Branson, dan tiga karyawan perusahaan di atas pelabuhan antariksa New Mexico, Spaceport America.
Pesawat roket itu membubung setinggi 53,5 mil, meluncur di tepi ruang angkasa selama beberapa menit tanpa bobot sebelum meluncur bebas kembali ke landasan pacu, menggunakan momentum roket dari pendakiannya.
Branson dan perusahaan memuji misi itu sebagai keberhasilan tak lama setelah itu. Sementara presiden perusahaan Mike Moses mengatakan kepada wartawan "kapal itu tampak sempurna" saat mendarat.
Tetapi ketika pesawat ruang angkasa itu melaju menuju ketinggian puncak, dua pilot, Dave Mackay dan Michael Masucci, dilaporkan melihat peringatan kokpit yang menunjukkan bahwa kapal itu tidak terbang dengan curam seperti yang seharusnya. Peringatan semacam itu “harus menakut-nakuti Anda,” kata Masucci dikutip oleh The New Yorker dalam pertemuan tahun 2015 dengan pilot perusahaan lain.
Hal itu memberi pilot dua pilihan, sesuai prosedur perusahaan: ”menerapkan tindakan korektif segera, atau membatalkan motor roket”, lapor majalah itu. Memicu pembatalan dan mengembalikan Branson dan krunya ke darat tanpa mencapai ruang angkasa akan menjadi pilihan teraman pada saat itu, beberapa sumber mengatakan kepada Nicholas Schmidle, penulis artikel yang juga menerbitkan buku lengkap tentang sejarah Virgin Galactic awal tahun ini.
Penerbangan Juli memenuhi tujuan lama Branson untuk melakukan perjalanan ke luar angkasa. Branson, yang semula dijadwalkan untuk terbang pada misi berikutnya, segera mempercepat penerbangannya setelah Jeff Bezos mengumumkan bahwa dia akan terbang dengan roket perusahaan ruang angkasa Blue Origin pada bulan Juli.
Virgin Galactic mengatakan keselamatan adalah prioritas utamanya dan Branson membantah bahwa saingannya, Bezos, yang bertamasya ke luar angkasa, berperan dalam keputusannya untuk meluncurkan penerbangan itu lebih cepat dari yang direncanakan.
Tidak jelas tindakan korektif apa yang diambil Mackay dan Masucci di tengah penerbangan untuk mengesampingkan pembatalan saat lampu merah menyala selama penerbangan dengan Branson. Juga tidak jelas apakah keputusan mereka untuk melanjutkan didorong oleh tekanan untuk membawa Branson ke luar angkasa.
THE VERGE | THE NEW YORKER
Baca:
Virgin Galactic Jual Tiket Terbang 2022, Harga Mulai Rp 6,5 Miliar