Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Hewan Asli Pulau Jawa Ini Terancam Punah, Apa Penyebabnya?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Anak badak jawa yang lahir di Taman Nasional Ujung Kulon dan tertangkap kamera jebak sejak Maret 2021. (ANTARA/HO-KLHK)
Anak badak jawa yang lahir di Taman Nasional Ujung Kulon dan tertangkap kamera jebak sejak Maret 2021. (ANTARA/HO-KLHK)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pulau Jawa terkenal sebagai salah satu pulau terbesar di Indonesia. Sebagai pulau terbesar, Pulau Jawa dikenal dengan komposisi penduduk yang padat. Selain padat akan penduduk, hewan asli Pulau Jawa juga banyak menghuni pulau tersebut. 

Sayangnya, hanya sedikit hewan asli yang kini tersisa di Pulau Jawa. Dilansir dari internationalanimalrescue.com, berikut adalah daftar hewan asli Pulau Jawa yang terancam punah:

1. Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)

Badak yang lebih dikenal dengan nama badak bercula satu ini merupakan satwa asli Pulau Jawa. Karena saat ini diperkirakan hanya tersisa 74 spesies, badak bercula satu menjadi salah satu hewan paling langka di Indonesia.

Adapun kemampuan reproduksi yang rendah dan perburuan yang tidak henti-hentinya dilakukan membuat hewan ini menjadi langka. Kini, badak bercula satu tengah berada di bawah perlindungan program konservasi intensif secara in-situ di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). 

2. Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas)

Macan Tutul Jawa merupakan sub spesies dari Macan Tutul biasa. Kini, predator endemik Jawa ini telah terancam kepunahan. Pada 2008, tercatat jumlah populasi macan tutul jawa tidak lebih dari 250 ekor. Menurut para ahli, berkurangnya habitat alami di hutan menjadi penyebab langkanya hewan ini. 

3. Banteng Jawa (Bos javanicus javanicus)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hewan yang kini berada di bawah konservasi Taman Nasional Ujung Kulon ini merupakan sub spesies Banteng Biasa. Ancaman kepunahan menjadi alasan konservasi hewan asli Jawa ini. Berkurangnya habitat akibat pembukaan lahan untuk kebun oleh manusia menjadi salah satu alasan kepunahan Banteng. Selain itu, Banteng Jawa juga mengalami ancaman pemangsa dari anjing hutan ajag, jenis anjing hutan yang berperawakan mirip serigala.

4. Kukang Jawa (Nycticebus javanicus)

Berbeda dengan jenis hewan sebelumnya, hewan asli Jawa kali ini merupakan hewan nokturnal atau hewan yang aktif pada malam hari. Karena aktif pada malam hari, hewan ini dilengkapi dengan mekanisme bertahan hidup yang cukup unik.

Kukang Jawa memiliki kelenjar racun di bawah ketiaknya yang digunakan untuk mempertahankan diri dari pemangsa pula. Hewan asli Jawa ini terancam kepunahan. Karena itu, Kukang Jawa kini berada perlindungan undang-undang Indonesia. Organisasi internasional CITES juga melindungi Kukang Jawa dalam daftar Appendix I-nya.

BANGKIT ADHI WIGUNA

Baca juga: Tujuh Fakta Menyedihkan tentang Kepunahan Harimau Jawa

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

10 hari lalu

Anak badak jawa yang lahir di Taman Nasional Ujung Kulon dan tertangkap kamera jebak pada Maret 2021. (ANTARA/HO-KLHK)
Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

Temuan individu baru badak Jawa menambah populasi satwa dilindungi tersebut di Taman Nasional Ujung Kulon. Beragam ancaman masih mengintai.


Survei Populix: 72 Persen Pemudik Lebaran Pilih Pakai Kendaraan Pribadi

11 hari lalu

Antrean kendaraan pemudik menunggu masuk kapal di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Senin, 8 April 2024 dini hari. H-2 Lebaran 2024 Pelabuhan Merak masih dipadati oleh pemudik yang akan menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Sebelumnya, Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan jumlah pemudik via Pelabuhan Merak dan Ciwandan mengalami kenaikan drastis mencapai 65 persen. TEMPO/M Taufan Rengganis
Survei Populix: 72 Persen Pemudik Lebaran Pilih Pakai Kendaraan Pribadi

Tujuan para pemudik itu paling banyak atau 77 persen mengarah ke tiga provinsi di Pulau Jawa.


Populasi Badak Jawa di Taman Nasional Ujungkulon Bertambah Menjadi 82 Individu

12 hari lalu

Tangkapan layar kelahiran dua anak Badak Jawa. Dok: KLHK
Populasi Badak Jawa di Taman Nasional Ujungkulon Bertambah Menjadi 82 Individu

Populasi badak Jawa di Taman Nasional Ujungkulon bertambah dengan adanya temuan satu anak badak dalam kamera jebak Maret lalu.


Potensi Risiko Gempa, BRIN Lakukan Pemetaan Sesar Sepanjang Pulau Jawa

17 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Potensi Risiko Gempa, BRIN Lakukan Pemetaan Sesar Sepanjang Pulau Jawa

Gempa muncul di daerah yang kurang dipelajari (understudied) sebelumnya, seperti Cianjur, Sumedang, dan bahkan di Laut Jawa dekat Pulau Bawean.


Apa Saja Gejala Antraks yang Diduga Serang Belasan Warga Sleman?

36 hari lalu

Tim Reaksi Cepat BPBD Gunungkidul melakukan penyemprotan dekontaminasi bakteri antraks di Padukuhan Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Jumat 7 Juli 2023. Penyemprotan tersebut untuk mencegah meluasnya penularan penyakit antraks setelah satu orang meninggal dunia dan 87 warga Candirejo positif setelah mengkonsumsi daging sapi yang terpapar antraks. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Apa Saja Gejala Antraks yang Diduga Serang Belasan Warga Sleman?

Belasan warga menunjukkan gejala antraks setelah mengkonsumsi daging sapi. Daging sapi tersebut diduga terkontaminasi antraks.


KLHK Soal Marak Monyet Ekor Panjang Masuk Permukiman: Harimau Jawa Sudah Punah

45 hari lalu

Monyet ekor panjang. (Dok kehati.jogjaprov.go.id)
KLHK Soal Marak Monyet Ekor Panjang Masuk Permukiman: Harimau Jawa Sudah Punah

KLHK sebut Ledakan populasi monyet ekor panjang di Pulau Jawa karena harimau jawa sudah punah dan macan tutul jawa langka.


Selamatkan Macan Tutul Jawa, KLHK Survei Populasi dan Penyebarannya

52 hari lalu

Macan tutul jawa yang sudah langka dan terancam puncah terekam kamera di kawasan hutan Gunung Sanggabuana Karawang. (ANTARA/dok Dedi Mulyadi)
Selamatkan Macan Tutul Jawa, KLHK Survei Populasi dan Penyebarannya

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengadakan survei untuk mengetahui populasi Macan Tutul Jawa.


Mengenal 15 Organel Sel Hewan dan Fungsi-fungsinya

58 hari lalu

Sel-sel pada Hewan. freepik.com
Mengenal 15 Organel Sel Hewan dan Fungsi-fungsinya

Kenali 15 organel sel pada hewan beserta fungsi-fungsinya. Simak selengkapnya di artikel berikut.


Berupaya Naikkan Populasi Badak Jawa, TNUK Gelar Pelatihan Trajektori dan Translokasi

12 Februari 2024

Tangkapan layar kelahiran dua anak Badak Jawa. Dok: KLHK
Berupaya Naikkan Populasi Badak Jawa, TNUK Gelar Pelatihan Trajektori dan Translokasi

Balai Taman Nasional Ujung Kulon menggelar pelatihan trajektori dan translokasi badak Jawa yang populasinya kini berstatus sangat terancam.


Tom Lembong Sebut Kantong Kemiskinan di Jawa, Contohkan Daerah Stunting 1 Jam dari Istana Bogor

10 Februari 2024

Tim Nasional Pemenangan (TPN)  Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Tom Lembong, ketika ditemui di Gedung Pakarti Centre Jakarta pada Rabu, 6 Desember 2023. TEMPO/Riri Rahayu
Tom Lembong Sebut Kantong Kemiskinan di Jawa, Contohkan Daerah Stunting 1 Jam dari Istana Bogor

Co-Captain Timnas AMIN,Tom Lembong, mengatakan kabupaten termiskin di Indonesia justru berada di Pulau Jawa.