Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi: Sepertiga Spesies Pohon di Dunia Terancam Punah

image-gnews
Pohon-pohon yang tumbuh di pulau  Socotra yang terletak di Samudra Hindia, 250 km di timur Somalia dan 340 km di selatan Yaman. Pulau ini terpisah dari daratan Afrika sekitar 6 atau 7 juta tahun yang lalu. dailymail.co.uk
Pohon-pohon yang tumbuh di pulau Socotra yang terletak di Samudra Hindia, 250 km di timur Somalia dan 340 km di selatan Yaman. Pulau ini terpisah dari daratan Afrika sekitar 6 atau 7 juta tahun yang lalu. dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi melaporkan sekitar sepertiga dari semua spesies pohon di dunia terancam punah. Laporan itu berdasarkan indeks global yang diterbitkan Rabu, 1 September 2021, dan memperingatkan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan beberapa ekosistem hutan runtuh. 

"Banyak spesies pohon berada di ambang kepunahan, beberapa diwakili oleh satu individu terakhir yang masih hidup," ujar Jean-Christophe Vie, Director General of Fondation Franklinia, dalam kata pengantar laporan, seperti dikutip dari Phys, Rabu.

Studi mengamati risiko terhadap 58.497 spesies pohon di seluruh dunia dan menemukan bahwa 30 persen (17.500) terancam punah, dengan tujuh persen lagi terdaftar sebagai "mungkin terancam". Untuk 21 persen spesies tidak ada cukup data untuk evaluasi, dan lebih dari 40 persen terdaftar sebagai "tidak terancam". 

Pohon-pohon terkenal seperti magnolia termasuk yang paling terancam, sementara pohon ek, maple, dan eboni juga dianggap berisiko. Lalu, sekitar 142 spesies pohon ditemukan telah punah, serta lebih dari 440 memiliki kurang dari 50 pohon individu di alam liar. 

Menurut Vie, hasil studi ini cukup mengejutkan di mana tingkat deforestasi tetap begitu tinggi. Hal ini mengingat peran penting yang dimainkan pohon—menyediakan habitat bagi sebagian besar hewan dan tumbuhan dunia. “Serta memperlambat perubahan iklim dengan menyerap karbon, dan menyediakan bahan untuk obat-obatan,” katanya.

Laporan berjudul State of the World's Trees itu menerangkan, pembukaan lahan untuk pertanian—baik tanaman pangan maupun ternak—dan penebangan sejauh ini merupakan ancaman terbesar bagi pohon-pohon di dunia. Termasuk perubahan iklim juga memiliki dampak yang dapat diukur dengan jelas.

Brasil adalah rumah bagi sebagian besar hutan Amazon, jenis hutan hujan tropis, yang semakin terancam oleh ekspansi pertanian dan penebangan besar-besaran. Negeri Samba itu memiliki spesies pohon terbanyak, 8.847, dan juga jumlah pohon terancam terbesar yakni sebanyak 1.788 spesies. 

Namun, proporsi tertinggi spesies terancam ditemukan di Afrika tropis, terutama di pulau-pulau seperti Madagaskar dan Mauritius. Keduanya memiliki 59 persen dan 57 persen spesies pohon yang terancam. 

Laporan juga mengangkat kekhawatiran bahwa kerusakan dapat terjadi di seluruh ekosistem yang mempengaruhi komunitas pohon. Contoh penting termasuk hilangnya satu juta hektare spesies cemara di Alaska dan sekitar sepuluh juta hektare pinus lodgepole di British Columbia. 

Ekosistem hutan dapat runtuh ketika mengalami berbagai tekanan—seperti kebakaran, penebangan, dan perusakan habitat—yang berpotensi berinteraksi dan mendorong perubahan ekologis yang tiba-tiba. Namun, Direktur Konservasi Ekologi di Bournemouth University, Adrian Newton, mengatakan, “Perubahan iklim berpotensi menjadi pendorong utama keruntuhan di sebagian besar di antaranya.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dampak perubahan iklim dan cuaca buruk adalah ancaman langsung bagi lebih dari seribu spesies sekaligus. Perubahan iklim menyebabkan perubahan habitat, meningkatnya badai dan banjir, serta lebih banyak kebakaran hutan, hama, dan penyakit. 

Pemandangan jalanan di Kangaroo Island, Australia sebelum (kiri) dan sesudah kebakaran. Jalanan berliku yang di kelilingi hutan yang asri kini berubah menjadi kawasan gersang dengan abu dan pohon-pohon kering akibat kebakaran yang terjadi selama berbulan-bulan. boredpanda.com

“Fokus kuat pada pemulihan hutan untuk mengurangi dampak perubahan iklim adalah kesempatan besar untuk mengubah gambaran yang mengerikan ini,” kata Vie.

Namun, Vie juga berujar, sangat penting untuk memastikan pohon yang tepat ditanam di tempat yang tepat. Menurutnya, spesies pohon yang telah berevolusi selama jutaan tahun, beradaptasi dengan perubahan iklim, tidak bisa lagi bertahan dari gempuran ancaman manusia.

"Betapa piciknya kita membiarkan hilangnya spesies pohon di mana masyarakat global bergantung secara ekologis dan ekonomi,” tutur Vie menambahkan.

PHYS

Baca juga:
Fakta Lain Pohon Pisang Raksasa dari Papua: Buah dan Belgia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Yayasan Pusaka: Deforestasi di Papua Periode Januari-Februari 2024 Seluas 765,71 Ha

34 menit lalu

Peta Distrik Sarmi, Papua. google.com
Yayasan Pusaka: Deforestasi di Papua Periode Januari-Februari 2024 Seluas 765,71 Ha

Yayasan Pusaka mengidentifikasi deforestasi di Papua Januari-Februari 2024 seluas 765,71 Ha meski Indonesia mendapatkan dana dari komunitas global.


Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

4 jam lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya di dalamnya.


Cha Eun Woo Gelar Fan Concert Tambahan di Meksiko dan Brasil Pertengahan 2024

20 jam lalu

Cha Eun Woo. Instagram.com/@eunwo.o_c
Cha Eun Woo Gelar Fan Concert Tambahan di Meksiko dan Brasil Pertengahan 2024

Penggemar global Cha Eun Woo di Amerika Selatan tentu semakin tak sabar menunggu penampilan solo perdananya di sana.


Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

1 hari lalu

Uni Eropa menegaskan keinginan menolak komoditas yang dihasilkan dengan membabat hutan dan merusak lingkungan
Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.


Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

2 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.


Tingkat Deforestasi Tinggi, Kawasan Hutan IKN Baru 16 Persen dari Target 65 Persen

2 hari lalu

Massa buruh membawa poster saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 14 Maret 2023. Para buruh juga menuntut pemerintah untuk menghentikan obral tanah dan hutan untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). TEMPO/M Taufan Rengganis
Tingkat Deforestasi Tinggi, Kawasan Hutan IKN Baru 16 Persen dari Target 65 Persen

Kondisi hutan di IKN yang sudah ditetapkan sebagai kawasan lindung masih jauh dari kondisi ideal.


Mungkinkah Minyak Makan Merah Beri Ancaman Deforestasi Baru? Peneliti BRIN: Belum Tentu Semua Suka

6 hari lalu

Presiden Jokowi melihat kemasan minyak makan merah setelah meresmikan pabriknya di Deli erdang, Sumut, 14 Maret 2024.  Foto: BPMI Setpres/Kris
Mungkinkah Minyak Makan Merah Beri Ancaman Deforestasi Baru? Peneliti BRIN: Belum Tentu Semua Suka

Minyak makan merah lebih murah dan bernutrisi. Pabrik pertama telah diresmikan Presiden Joko Widodo di Deli Serdang, 14 Maret 2024.


Robinho Ditangkap Polisi untuk Jalani Hukuman 9 Tahun Penjara di Brasil karena Kasus Pemerkosaan di Italia

6 hari lalu

Robinho. REUTERS/Darren Staples
Robinho Ditangkap Polisi untuk Jalani Hukuman 9 Tahun Penjara di Brasil karena Kasus Pemerkosaan di Italia

Mantan pemain Manchester City dan Real Madrid, Robinho ditangkap polisi untuk menjalani hukuman 9 tahun di negaranya, Brasil, pada Kamis.


Top 3 Tekno: Aktivitas Perusahaan Sukanto Tanoto di IKN, Deforestasi Kalimantan, Bencana Akibat Penggundulan Hutan

7 hari lalu

Presiden Joko Widodo meninjau langsung progres pembangunan Kantor Presiden di Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Provinsi Kalimantan Timur, Jumat, 1 Maret 2024. Presiden Jokowi mengecek pembangunan infrastruktur yang kini telah mencapai 74 persen tersebut. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Top 3 Tekno: Aktivitas Perusahaan Sukanto Tanoto di IKN, Deforestasi Kalimantan, Bencana Akibat Penggundulan Hutan

Tiga artikel terkait IKN menjadi Top 3 Tekno Tempo pada hari ini. Berita terpopuler mengenai aktivitas perusahaan milik Sukanto Tanoto di IKN.


Temuan Kajian BRIN, Greenpeace dan Walhi soal Deforestasi Kalimantan: Parah Akibat IKN?

7 hari lalu

Aktivis Greenpeace, LBH Kalimantan Tengah, Save Our Borneo, dan Walhi Kalimantan Tengah meniru Presiden Joko Widodo saat berjalan di kawasan proyek food estate yang sedang dikerjakan Kementerian Pertahanan di Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Aksi ini bertepatan dengan pertemuan COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. Kredit: Jurnasyanto Sukarno/Greenpeace
Temuan Kajian BRIN, Greenpeace dan Walhi soal Deforestasi Kalimantan: Parah Akibat IKN?

Perubahan iklim dan pemanasan global diprediksi akan berdampak parahnya deforestasi di Pulau Kalimantan karena pembangunan IKN.