TEMPO.CO, Jakarta - Penerimaan Taruna Baru Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau STMKG memasuki tahap seleksi kompetensi bidang. Ini adalah tahap lanjutan setelah hasil seleksi dasar meloloskan sebanyak 845 peserta.
Dalam pesannya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengingatkan peserta seleksi untuk tidak mudah percaya dengan oknum-oknum yang menjanjikan untuk meloloskan peserta diterima di STMKG dengan iming-iming sejumlah uang. “Kami pastikan itu adalah hoax dan modus penipuan,” katanya dalam keterangan tertulis yang diunggah BMKG di situs resminya, Kamis 2 September 2021.
Dwikorita menegaskan, tahapan seleksi taruna baru dijamin dilaksanakan secara transparan, terbuka, jujur dan kompetitif, dengan standar nasional yang sudah ditetapkan. Dia juga memastikan seluruh tahapan seleksi berlangsung fair. Dengan begitu dia bisa mengharapkan untuk bisa mendapatkan taruna yang berkelas serta memiliki kerangka kerja dan integritas yang baik.
Dari 845 peserta yang sudah lolos hingga tahap ini, termasuk di antaranya adalah peserta dari jalur afirmasi Papua, Papua Barat dan Daerah 3T (Terdepan; Terluar dan Tertinggal). Sedang Yogyakarta disebut menyumbang jumlah peserta terbanyak yang lolos, yakni 232 orang.
Secara nasional, hasil seleksi kemampuan dasar menjaring nilai tertinggi dengan nilai total 486 milik peserta asal Yogyakarta dan terendah 414 juga milik peserta asal Yogyakarta. Proses seleksi menggunakan metode Computer Based Test (CBT) yang hasilnya dapat langsung diketahui oleh peserta, setelah selesai menjawab soal-soal yang diujikan.
Mata pelajaran yang diujikan pada seleksi kemampuan bidang akan meliputi fisika, matematika, dan Bahasa Inggris. Adapun sistem penilaian tidak menggunakan nilai ambang batas seperti seleksi kemampuan dasar, namun persentase bobot untuk setiap mata pelajaran yang diujikan. Terbesar fisika bobotnya 45 persen, matematika 35 persen, dan sisanya untuk Bahasa Inggris.
“Kami ingin insan-insan BMKG memiliki fondasi keilmuan dan logika yang kuat untuk menjaga Indonesia," kata Dwikorita sambil menambahkan masih akan ada lagi tahapan seleksi yang harus dilalui peserta, yaitu Tes Kesehatan; Tes Kebugaran; dan Wawancara.
Dwikorita menekankan bahwa saat ini BMKG terus berupaya melakukan inovasi teknologi dan juga meningkatkan kapasitas sumber daya manusia agar risiko kejadian multibencana geo-hidrometeorologi bisa semakin ditekan. Realitas yang terjadi di Indonesia saat ini, ungkap Dwikorita, tidak lepas dari fenomena cuaca, iklim, dan tektonik yang semakin dinamis, kompleks, tidak pasti dan ekstrem.
"Kami harus terus melakukan lompatan-lompatan agar tidak tertinggal dan bagian dari cara BMKG mewujudkan zero victim. Karenanya kami ingin mereka yang masuk ke BMKG adalah SDM-SDM unggul dengan kreativitas dan integritas yang tinggi," kata dia merujuk kepada para taruna STMKG.
Baca juga:
Daftar Senjata Amerika Jatuh ke Tangan Taliban: M16, Balck Hawk, Drone, ...