Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Survei Ungkap Paham Radikal Pelajar dari Media Sosial dan Keluarga

image-gnews
Seorang bocah yang masuk dalam organisasi kelompok negara anti-Islam (ISIS) berpose dengan memegang senapan laras panjang di Raqqa, Suriah. Di kota tersebut, semenjak kecil anak-anak sudah ditanamkan interpretasi radikal dan kekerasan kelompok ekstremis tentang hukum Syariah. (AP Photo)
Seorang bocah yang masuk dalam organisasi kelompok negara anti-Islam (ISIS) berpose dengan memegang senapan laras panjang di Raqqa, Suriah. Di kota tersebut, semenjak kecil anak-anak sudah ditanamkan interpretasi radikal dan kekerasan kelompok ekstremis tentang hukum Syariah. (AP Photo)
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Sebanyak 44 dari 100 pelajar SMA sederajat di Kota Bandung terindikasi berpaham radikal. Menurut tim riset dari Program Kreativitas Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, kecenderungan transmisi paham radikal ini didapatkan para pelajar itu dari internet seperti media sosial.

Sumber lainnya, seperti dituturkan beberapa pelajar dalam survei, adalah dari kajian keagamaan dan juga keluarga. "Contoh paham radikal siswa setingkat SMA ini yaitu mereka mendukung khilafah karena merasa kurang puas terhadap pemerintah," kata Asep Dahliyana, dosen pembimbing tim riset, Jumat 3 September 2021.

Asep mengatakan, hasil riset belum bisa memastikan para pelajar mendukung kelompok khilafah yang mana. Menurut dia, banyak kelompok radikal selain ISIS yang juga setuju dengan khilafah. "Namun memiliki pemahaman yang berbeda jauh dengan ISIS ataupun Al-Qaidah,” ujarnya. 

Hasil riset baru menyatakan 44 dari 100 pelajar yang diteliti berpotensi radikal. Menurut Asep perlu diketahui lebih jauh apakah mereka terpapar karena pemikiran pribadi atau sudah tergabung dengan kelompok radikal.

“Kalau sudah tergabung dengan kelompok radikal maka tentu memiliki kebahayaan besar karena pemahaman mereka akan makin dalam lagi dan akhirnya berujung pada amaliyah jihad,” kata pengajar di Pendidikan Sosiologi UPI Bandung itu.

Penyusupan paham radikal disebutnya kadang tidak terasa, dimulai dari paham dengan tingkatan rendah sampai doktrin yang lebih ekstrem. Perlahan banyak narasi-narasi radikal yang masuk dan membentuk pola pikir menjadi fanatik bahkan intoleran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Oleh sebab itu, proses pembelajaran yang terjadi di sekolah harus juga menanamkan kejernihan berpikir dalam menghadapi fenomena yang muncul berkaitan dengan kebhinnekaan di Indonesia,” ujar Asep.

Asep menambahkan, riset akan berlanjut karena masih banyak yang harus dikaji. Tujuannya untuk menghasilkan formula penangkal radikalisme di sekolah sambil tim akan diarahkan mengembangkannya menyasar kalangan mahasiswa.

Lewat keterangan tertulisnya, tim riset menyampaikan sebanyak 35 persen dari mereka yang diduga terindikasi radikal memiliki tipe radikal secara agama. Pembagiannya yaitu 16 persen berkarakteristik radikal ISIS dan Al-Qaidah, 15 persen berkarakteristik dengan gerakan Islam garis keras secara fisik.

Sementara, 4 persen dari sampel siswa asal 33 sekolah SMA atau yang sederajat di Kota Bandung itu diketahui berkarakteristik radikal secara ideologi. Sebesar 2 persen diduga terindikasi paham radikal kriminal bersenjata.

Baca juga:
Operasi CIA Buru Osama bin Laden Picu Antivaksin di Pakistan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

4 jam lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."


Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

1 hari lalu

Petugas pemadam kebakaran Rusia memadamkan api di tempat konser Balai Kota Crocus menyusul penembakan di Krasnogorsk, di luar Moskow, Rusia, 22 Maret 2024. Sekelompok hingga lima pria bersenjata menyerang Balai Kota Crocus di wilayah Moskow, kata layanan darurat Rusia . Setidaknya 40 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka dalam serangan teroris itu, kata badan intelijen Rusia, FSB. EPA-EFE/VASILY PRUDNIKOV
Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.


UPI Bandung Buka Program Studi Baru Ilmu Hukum, Tahun Lalu Kedokteran

1 hari lalu

ilustrasi Universitas Pendidikan Indonesia. ANTARA/Dian Hardiana/Andi Bagasela/Saras Krisvianti
UPI Bandung Buka Program Studi Baru Ilmu Hukum, Tahun Lalu Kedokteran

Program jenjang sarjana itu bernaung di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI Bandung. Pendaftaran hanya lewat Jalur Mandiri.


Jalan Kaki dan Naik Tangga Bantu Kurangi Risiko Penyakit di Tubuh

1 hari lalu

Ilustrasi wanita jalan kaki. Freepik.com/Yanalya
Jalan Kaki dan Naik Tangga Bantu Kurangi Risiko Penyakit di Tubuh

Aktivitas jalan kaki dan menaiki tangga adalah gaya hidup yang baik bisa mengurangi risiko penyakit bagi tubuh.


Ini Hasil SNBP 2024 di UPI Bandung, PTN dengan Peminat Terbanyak Nasional

1 hari lalu

SNBP, Seleksi Nasional Nerdasarkan Prestasi. FOTO/X
Ini Hasil SNBP 2024 di UPI Bandung, PTN dengan Peminat Terbanyak Nasional

Ada tiga program studi di UPI Bandung yang memiliki tingkat keketatan tinggi bahkan tertinggi secara nasional di Indonesia dalam SNBP 2024.


Merayakan Idul Fitri Penuh Kenangan di Swiss-Belresort Dago Heritage

1 hari lalu

Suasana senja di Swiss-Belresort Dago Heritage
Merayakan Idul Fitri Penuh Kenangan di Swiss-Belresort Dago Heritage

Bayangkan suasana tenteram dan hangat saat keluarga dan teman-teman berkumpul untuk merayakan Idul Fitri.


2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

2 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki


Pengumuman SNBP 2024 Ramaikan Media Sosial, Seruan Alhamdulillah dan Cinta Ditolak Berbaur

2 hari lalu

SNBP, Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi. wikipedia.org
Pengumuman SNBP 2024 Ramaikan Media Sosial, Seruan Alhamdulillah dan Cinta Ditolak Berbaur

SNBP adalah ajang kompetisi para siswa elegible asal sekolah masing-masing untuk memperebutkan kuota jalur nilai rapor di PTN tujuan.


Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

2 hari lalu

Kandidat presiden Rusia dan Presiden petahana Vladimir Putin tiba untuk berbicara setelah tempat pemungutan suara ditutup pada hari terakhir pemilihan presiden, di Moskow, Rusia, 17 Maret 2024. REUTERS/Maxim Shemetov
Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow


Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

3 hari lalu

Petugas penegak hukum Rusia berjaga di dekat tempat konser Balai Kota Crocus yang terbakar menyusul insiden penembakan, di luar Moskow, Rusia, 22 Maret 2024. REUTERS/Maxim Shemetov
Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.