TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan hingga Sabtu, 4 September 2021, vaksinasi di wilayahnya sudah mencapai 83 persen.
"Dari jumlah pelajar yang wajib vaksin, mulai jenjang SD/Madrasah sampai SMK/SMA juga pondok pesantren totalnya 58.000 siswa, sebanyak 83 persen sudah divaksinasi," kata Heroe, Minggu.
Meski demikian, Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta itu mengatakan pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah sampai saat ini belum direncanakan ataupun dijadwalkan.
"Walau para guru, karyawan sudah divaksin dan sekolah siap dengan fasilitas dan metodenya, untuk pembelajaran tatap muka belum dijadwalkan karena kami masih menunggu aspek epidemiologi Covid-19 ini," kata Heroe.
Heroe menjelaskan, aspek epidemologi yang dimaksud adalah kajian dan rekomendasi kesehatan atas potensi terjadinya lonjakan penularan lagi. Yogyakarta mewanti-wanti kejadian Juni-Juli di mana kasus harian di DIY 2.000 kasus lebih dalam sehari tiba tiba terjadi di tengah proses pembelajaran tatap muka berlangsung.
"Kami masih mewaspadai varian Delta yang penularannya sangat cepat dan tak terduga itu. Antisipasi kami pada varian itu, jelas berbeda dengan antisipasi yang sudah dilakukan pada varian virus sebelumnya," kata Heroe.
Menurut Heroe, dari vaksinasi pelajar sendiri capaian 83 persen itu masih diwarnai berbagai kendala juga di lapangan. "Masih banyak pelajar berada di luar kota atau di kampung halamannya, dan ada pula pelajar yang belum bisa divaksin karena tidak mendapat izin dari orang tuanya," ujar Heroe.
Dari jumlah warga dengan kartu penduduk (KTP) Kota Yogyakarta yang sebanyak 414 ribu jiwa, yang wajib vaksin Covid-19 sebenarnya sebanyak 312 ribu jiwa. Namun sampai saat ini warga yang sudah di vaksin oleh Pemerintah Kota Yogyakarta sudah 485 ribu. Artinya, capaian vaksin itu sudah 154 persen dari target.
Dari 485 ribu warga yang sudah divaksin Tim Percepatan Vaksinasi Pemkot Yogyakarta itu, terbagi 64 persen ber-KTP non Kota Yogya, namun kesehariannya beraktivitas di Kota Yogyakarta dan 36 persen ber-KTP Yogya
Mereka yang ber-KTP luar Kota Yogya namun masih dalam wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu dari Kabupaten Sleman 50 persen, Bantul 34 persen, Gunungkidul 6 persen, dan Kulonprogo lima persen. Sedangkan yang ber KTP luar DIY sebanyak 2.6 persen.
Kecepatan vaksinasi di Kota Yogyakarta pun, ujar Heroe, sudah ditingkatkan dari semula 2.300 vaksin per hari atau 14.000 vaksin per minggu menjadi 10 ribu per hari atau 50-70 ribu per minggu mulai Agustus lalu. "Kecepatan melakukan vaksinasi kami termasuk yang tertinggi di Indonesia," kata Heroe.
Vaksinasi itu digencarkan melalui 18 puskesmas, 14 rumah sakit, dua klinik, serta empat sentra vaksinasi di wilayah kampung dan kelurahan. "Saat ini kami masih melakukan penyisiran lewat rukun tetangga untuk mendata warga yang belum divaksin," kata Heroe yang pekan ini masih menargetkan vaksinasi warga usia 12 tahun ke atas, difabel, dan lanjut usia itu.
Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY mencatat sepekan terakhir kasus di Yogyakarta memang terus mengalami tren penurunan. Pada Sabtu, Yogyakarta mencatat kasus Covid-19 terendah kembali, namun kematian masih tinggi di atas 20 kasus.
"Penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di DIY pada Sabtu ini 279 kasus, sedangkan penambahan kasus meninggal sebanyak 25 kasus dalam sehari," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY Berty Murtiningsih.
Di DIY dalam dua pekan terakhir, kasus baru tak pernah lagi menembus 1.000 kasus dalam sehari, berbeda dengan Juli lalu yang nyaris setiap hari di atas 2.000 kasus.
Namun total kasus meninggal akibat Covid-19 di DIY sejak wabah itu merebak 2020 lalu saat ini totalnya sudah mencapai 4.948 kasus. Pada Sabtu, kematian yang terjadi akibat Covid-19 di Kota Yogyakarta ada dua kasus, Kabupaten Bantul satu kasus, Kabupaten Kulon Progo sebanyak 17 kasus, Kabupaten Gunungkidul lima kasus dan Kabupaten Sleman nol kasus.
"Kasus Covid-19 aktif di DIY saat ini masih ada 9.334 kasus, sedangkan positivity rate harian per tanggal 4 September sebesar 5,77 persen," kata Berty.
Baca:
Riset Mahasiswa UGM: Gentrifikasi di Kota Yogya Bikin Harga Tanah Tak Terjangkau