TEMPO.CO, Jakarta - Uni Internasional untuk Konservasi Alam atau Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan komodo ke dalam daftar merah (red list) hewan dengan kategori terancam punah pada Sabtu, 4 September 2021. Kenaikan air laut akibat pemanasan global dan perubahan iklim membuat komodo kian terancam keberadaanya.
Direktur Jenderal IUCN, Bruno Oberle, mengatakan hilangnya spesies dan perusakan ekosistem merupakan ancaman eksistensial yang tidak kalah pentingnya dengan pemanasan global. Pada saat yang sama, perubahan iklim memberikan bayangan yang lebih gelap daripada sebelumnya terkait masa depan banyak spesies, terutama hewan dan tumbuhan endemik yang hidup di pulau-pulau kecil. Misalnya Komodo yang hanya ditemukan di Taman Nasional Komodo dan Flores yang terdaftar sebagai warisan dunia.
Komodo yang memiliki nama latin Varanus Komodoensis telah berpindah dari kategori rentan menjadi terancam punah dalam daftar merah IUCN.
Naiknya suhu global dan naiknya permukaan air laut diperkirakan akan mengurangi habitat komodo sekitar 30 persen dalam 45 tahun ke depan. Meskipun subpopulasi komodo di Taman Nasional Komodo saat ini stabil dan terlindungi dengan baik, IUCN menyebutkan bahwa komodo di luar kawasan lindung di Flores terancam akibat hilangnya habitat yang signifikan karena aktivitas manusia yang terus berlangsung secara eksploitatif.
Direktur Konservasi di Zoological Society of London, Andrew Terry, juga mengamini bahwa hewan prasejarah ini telah bergerak satu langkah lebih dekat ke kepunahan akibat perubahan iklim yang sangat menakutkan. “Penurunan mereka adalah seruan keras agar alam ditempatkan di jantung semua pengambilan keputusan pada pembicaraan iklim PBB yang genting di Glasgow,” tuturnya seperti dikutip dari laman aljazeera.com.
Oberle mengatakan perlu adanya komitmen yang kuat antarnegara untuk dapat menyelesaikan masalah ini demi mencegah perubahan iklim yang bisa membuat komodo serta hewan lainnya punah. “Negara-negara dan lainnya yang sekarang berkumpul di Kongres Konservasi Dunia IUCN di Marseille harus mengambil kesempatan untuk meningkatkan ambisi konservasi keanekaragaman hayati, dan bekerja menuju target yang mengikat berdasarkan data ilmiah yang baik,” katanya seperti dikutip dari laman iucn.org, Sabtu 4 September 2021.
NAUFAL RIDHWAN ALY
Baca juga:
Kebakaran di Laju Pemali Taman Nasional Komodo: Ada Lompatan Api Membentuk Spot