Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mahasiswa Universitas Negeri Malang Bikin Kompor Berbahan Bakar Ampas Tebu

image-gnews
Kompor berbahan bakar ampas tebu buatan mahasiswa MIPA Universitas Negeri Malang. Kredit: Tim Konsule
Kompor berbahan bakar ampas tebu buatan mahasiswa MIPA Universitas Negeri Malang. Kredit: Tim Konsule
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Lima mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Malang yang berhimpun dalam Tim Konsule (Kompor Nitroselulosa) menciptakan kompor portabel berbahan bakar nitroselulosa dari ampas tebu, yang diberi nama Kompor Konsule. 

Mereka adalah Tsalis Jauza Nareswari (ketua tim) dan Farrel Hafidz Aldwinarta dari Program Studi Pendidikan Kimia, Fitri Armilla Risky (Program Studi Kimia), Dany Ardymas Kurniawan (Program Studi Pendidikan Teknik Mesin), dan Ilma Fitriana dari Program Studi Biologi. Mereka dibimbing dosen Irma Kartika Kusumaningrum. 

Ide kompor itu karena kompor yang banyak digunakan di pos koordinasi penanggulangan bencana adalah tipe kompor gas dan kompor tungku api (kompor arang). Dua model kompor ini memiliki beberapa kelemahan. Pertama, kompornya memerlukan BBM maupun BBG yang harus didatangkan dari luar daerah bencana. Apabila jalur distribusi terganggu, maka pasokan BBM dan BBG di masa tanggap darurat bencana pun tersendat. 

Selain itu, dua model kompor tersebut juga sulit digunakan lantaran terkendala harga tabung dan BBG yang mahal akibat kelangkaan barang, serta daya bakar arang yang pendek. 

Tim Konsule mengajukan penelitian berjudul Rancang Bangun Kompor dengan Bahan Bakar Nitroselulosa dari Ampas Tebu dalam Upaya Mewujudkan Gerakan Tanggap Bencana Alam untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) dan riset mereka didanai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). 

“Kami membuat teknologi kompor portabel berbahan bakar nitroselulosa dari ampas tebu yang mampu mengatasi kelemahan kedua jenis kompor yang biasa digunakan dalam posko bencana. Tapi, fokus penelitian kami lebih ke bahan bakarnya,” kata Tsalis Jauza Nareswari kepada Tempo, Ahad siang, 5 September 2021. 

Menurut Tsalis, mereka mulai meriset sampai pembuatan satu prototipe atau purwarupa mulai Juni hingga sekarang. Riset dipusatkan di Laboratorium Analitik Kimia UM, sedangkan purwarupa kompornya dibuat di Kediri. 

Tsalis mengatakan, selain kelemahan yang sudah disebutkan di atas, kompor tungku api juga mempunyai kelemahan, yaitu menghasilkan emisi CO atau karbon monoksida yang berbahaya bagi kesehatan dan mencemari lingkungan. Sedangkan kompor gas memiliki ancaman daya ledak yang disebabkan ketidakstandaran alat, alatnya sudah aus, serta serta musabab kesalahan penggunanya. 

Tsalis mengaku kompor portabel yang mereka buat tidak baru-baru amat. Namun, kelebihan kompor buatan mereka bertumpu pada bahan bakar nitroselulosa yang berasal dari ampas tebu dan bahan bakar jenis itu sangat tidak umum dibuat di dalam negeri. 

Kompor berbahan bakar nitroselulosa dari ampas tebu dapat menjadi solusi pengadaan cadangan kompor bencana yang mudah disimpan dalam jumlah memadai, efisiensi panas pembakaran tinggi, dan mendukung kebutuhan pangan di masa tanggap darurat bencana. 

Rancangan kompor Tim Konsule berbahan dasar pelat besi yang mudah diperoleh dan dilengkapi bahan bakar dari ampas tebu yang selama ini sangat jarang dimanfaatkan kecuali dibakar saja. Selain alasan untuk berinovasi, ampas tebu dipilih karena jumlahnya melimpah di Indonesia terutama di saat musim giling tebu. 

“Jadi, kami juga ingin turut memberi nilai lebih pada ampas tebu agar tidak terbuang atau dibakar begitu saja. Mengurangi volume sampah tebu, sekaligus membantu mengurangi polusi udara,” kata Tsalis, mahasiswa semester 3. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tsalis menjelaskan, nitroselulosa biasa dipakai dunia industri sebagai bahan baku peledak, maupun sebagai bahan baku penggerak roket. Pemanfaatannya dalam skala rumah tangga sangat luas, antara lain sebagai bahan baku propelan, plastik, cat, perekat, dan bahan bakar. Nitroselulosa pun dapat digunakan sebagai pengganti minyak gas dan elpiji untuk memasak. 

Nitroselulosa sangat mudah terbakar sebagai hasil reaksi antara selulosa dengan asam nitrat. Nitroselulosa dibuat dari serat yang mengandung selulosa yang tinggi, yaitu ampas tebu dengan kandungan 52,42 persen selulosa α dengan dipisahkan dari senyawa pengotor lainnya seperti lignin dan hemiselulosa. 

Selain ampas tebu sebagai bahan baku utama, komponen pendukung pembuatan bahan bakar nitroselusa adalah asam nitrat, asam sulfat, hidrogen peroksida, natrium hidroksida (NaOH), dan akuades. 

Pembuatannya mencakup proses pre-treatment, hidrolisis, delignifikasi, bleaching, serta nitrasi, yaitu proses pencampuran asam nitrat dengan katalis asam sulfat pekat. Proses selanjutnya adalah pencucian untuk memisahkan nitroselulosa dari larutan penitrasi, penstabilan, dan terakhir pengepresan. 

“Efisiensi pembakarannya relatif sama dengan bahan bakar fosil lainnya, serta tidak menghasilkan asap dan sisa karbon pembakaran. Inilah kelebihan bahan bakar nitroselulosa dari ampas tebu yang kami pakai,” ujar Tsalis, mahasiswa usia 19 tahun asal Kediri. 

Adapun kompor buatan Tsalis dan kawan terdiri dari empat komponen utama, yaitu tempat pembakaran, tangki reaktor, wadah abu, dan kaki kompor. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan antara lain mesin las, mesin pemotong, kunci pas, kunci ring, besi siku, pelat baja tahan karat atau stainless, baut, karet tahan panas, tatakan kompor, peralatan laboratorium, dan ampas tebu. 

“Pembuatan blok bahan bakar nitroselulosa ini mirip cara membuat briket arang maupun briket batu bara,” ujar Tsalis, seraya menambahkan daya tahan material kompor mampu menahan beban 50 kilogram. 

Dalam uji coba, kompor seberat 4 kilogram buatan Tsalis dan kawan-kawan mampu mendidihkan 400 mililiter air hingga suhu 90° celsius dalam tempo 14 menit 14 detik. Kecepatan durasi pemanasan ini melebihi kemampuan kompor elpiji dan kompor arang. 

Tsalis menekankan bahwa kemajuan riset mereka sudah mencapai 81 persen. Mereka optimistis mampu mencapai hasil sempurna 100 persen untuk kemudian pada 2023 bisa diproduksi massal untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), terutama sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan di masa tanggap darurat bencana. 

Baca:
Riset Mahasiswa UGM: Gentrifikasi di Kota Yogya Bikin Harga Tanah Tak Terjangkau

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

20 jam lalu

Ketua KPU Hasyim Asyari (tengah) didampingi anggota KPU (kiri ke kanan) Mochammad Afifuddin, Parsadaan Harahap, Betty Epsilon Idroos dan August Mellaz memimpin rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional Pemilu 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Sabtu 16 Maret 2024. Pada hari ke-18 rapat pleno rekapitulasi tingkat nasional Pemilu 2024, KPU telah mengesahkan perolehan suara nasional pada 32 provinsi. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

KPU menilai Depok memiliki banyak kampus besar sehingga diharapkan mereka terlibat sebagai penyelenggara dalam pelaksanaan Pilkada 2024.


Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

23 jam lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

Mahasiswa Unas sebetulnya tidak diwajibkan untuk membuat jurnal.


Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

3 hari lalu

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim pada acara peringatan Hari Guru Nasional 2023 di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu (25 November 2023). Acara ini dihadiri sekitar 7,500 guru. (ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah)
Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.


Tak Hanya Diduga jadi Joki Nilai, Dosen Untan Manfaatkan Mahasiswa S1 untuk Kepentingan Pribadi

3 hari lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Tak Hanya Diduga jadi Joki Nilai, Dosen Untan Manfaatkan Mahasiswa S1 untuk Kepentingan Pribadi

Dosen yang sebelumnya diduga jadi joki mahasiswa S2 FISIP Untan juga kerap memanfaatkan mahasiswa S1 dalam penulisan jurnal tanpa mencantumkan nama.


Polemik Pakaian Adat Jadi Seragam Sekolah, Ini Kata Kemendikbudristek

4 hari lalu

Suasana peringatan Hari Kartini oleh Siswa SDN Paseban 03 Paseban, Jakarta, 21 April 2016. Hari Kartini diperingati dengan mengenakan pakaian adat dan berpawai di sekitar sekolah. TEMPO/Subekti.
Polemik Pakaian Adat Jadi Seragam Sekolah, Ini Kata Kemendikbudristek

Viral pakaian adat yang menjadi seragam sekolah untuk pelajar SD, SMP, dan SMA di media sosial X mendapat respons Kemendikbud. Begini penjelasannya.


Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

4 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

Unas membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) dugaan pencatutan nama dalam publikasi jurnal internasional yang diduga melibatkan Kumba Digdowiseiso.


Kata KIKA soal Pengunduran Diri Kumba Digdowiseiso yang Tak Disertai Pencabutan Gelar Guru Besar

4 hari lalu

Satria Unggul Wicaksana Dosen UM Surabaya. um-surabaya.ac.id
Kata KIKA soal Pengunduran Diri Kumba Digdowiseiso yang Tak Disertai Pencabutan Gelar Guru Besar

Koordinator KIKA, Satria Unggul, mengatakan bahwa keputusan yang jadi pilihan Kumba Digdowiseiso harus dihormati.


4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

5 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

Soal kasus Kumba Digdowiseiso, begini poin seruan KIKA atas kasus pelanggaran akademik.


Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

5 hari lalu

Mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta untuk memperingati Hari Warisan Dunia Kamis 18 April 2024. Dok.istimewa
Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

Tak kurang 80 mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta pada Kamis 18 April 2024.


Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

6 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?