TEMPO.CO, Jakarta - Covid-19 varian Mu telah terdeteksi di hampir 50 negara dan wilayah di dunia. Jumlah kasusnya masih tergolong tak banyak hingga saat ini, namun perhatian yang didapatnya sangat besar.
Pertama dideteksi di Kolombia pada Januari lalu, jumlah kasus infeksi Covid-19 varian Mu terhitung masih di bawah satu persen total kasus Covid-19 global. Namun, prevalensinya yang meningkat secara konsisten di Kolombia telah meningkatan kekhawatiran tentang kemampuannya menyebar.
Di Kolombia, SARS-CoV-2 varian baru ini telah menyumbang sampai sekitar 40 persen kasus infeksi penyakit Covid-19 yang ada di negara itu--sejak varian ini pertama kali terdeteksi. Sumber kekhawatiran lainnya adalah virus corona varian Mu tercipta lewat mutasi-mutasi yang mengindikasikannya tak terhadang vaksin yang ada sekarang.
WHO masih menempatkan varian Mu dalam kategori variant of interests. Per Senin pekan ini, 6 September 2021, varian Mu telah ditemukan di 41 negara, 4 wilayah koloni Inggris--British Virgin Islands, Cayman Islands, Gibraltar dan Turks and Caicos Islands—serta Pulau Bonaire di Karibia yang merupakan daerah pendudukan Belanda.
Kasus infeksi varian Mu ditemukan di 30 persen sampel sekuensing genom Covid-19 di Kolombia dan di 70 persen kasus konfirmasi positif sepanjang 60 hari terakhir di negara itu. Prevalensi kasusnya yang tertinggi terjadi di Atlantico, wilayah di utara Kolombia, diikuti di Guaviare yang berlokasi di Selatan. Sedang Antioquia di Kolombia sebelah barat laut, telah mencatat jumlah kasus tertinggi dan telah mengidentifikasi lebih dari 260.
Di British Virgin Islands, sejak temuan kasusnya teridentifikasi pada Juli lalu, varian Mu kini telah menyumbang lebih dari 60 persen total sampel genome sequencing Covid-19 dari wilayah ini. Varian yang sama juga telah terdeteksi di banyak negara di Amerika Selatan, Amerika Utara, dan Eropa, tapi belum di Afrika dan Australia.
Di Asia, baru Cina, Israel, Jepang dan Korea Selatan yang telah melaporkan kasusnya per Senin kemarin.
Diklasifikasi sebagai variant of interest berdasarkan standar WHO, data awal menunjukkan varian Mu mirip varian Beta di kelompok variant of concern dengan indikasi mampu meloloskan diri dari vaksin Covid-19 yang ada saat ini. Keduanya berpotensi mempengaruhi efektivitas vaksin dalam hal mencegah rawat inap di rumah sakit dan mencegah kematian.
WHO mencatat, lebih banyak riset dibutuhkan untuk mengidentifikasi, jika ada, pengaruh apa yang yang akan dibawa varian Mu bagi kekebalan tubuh.
Bersama Mu, WHO sedang melacak gerak gerik Eta, Iota, Kappa dan Lambda dalam kategori variant of interest.
WHO dan dunia juga terus mengawasi empat variants of concern--Alpha, Beta, Gamma dan Delta. Yang empat ini telah terkonfirmasi di antara sifat-sifat: lebih menular daripada varian awal Covid-19; mematikan atau menyebabkan gejala yang lebih parah; menyebabkan masalah kepada efektivitas vaksin dan pengobatan.
Meski belum diketahui berapa besar isunya untuk efektivitas vaksin, juru bicara Pfizer, Kit Longley, mengatakan mereka ‘tersemangati’ oleh data varian baru Covid-19 di dunia nyata dan dalam studi-studi laboratorium. Longley menambahkan bahwa mereka belum melihat bukti kalau virus-virus dalam variant of concern sekalipun telah secara reguler mampu melewati benteng perlindungan vaksin.
NEWSWEEK, WHO.INT