TEMPO.CO, Jakarta - Studi hasil uji coba terbaru mengungkapkan bahwa vaksin Covid-19 Johnson & Johnson (J&J) mampu mengurangi risiko terinfeksi penyakit terhadap setengah dari objek yang diuji. Pengujian itu melibatkan hampir setengah juta tenaga kesehatan di Afrika Selatan.
“Kalau pun terinfeksi, sebagian besar hanya memiliki gejala ringan,” ujar salah satu pemimpin studi, Glenda Gray, dari University of the Witwatersrand, Johannesburg, Afrika Selatan, seperti dikutip Press Herald, Selasa, 7 September 2021.
Seperti semua vaksin Covid-19 lainnya, J&J diuji kemampuannya untuk mencegah rawat inap dan kematian akibat Covid. Meski begitu, frekuensi infeksi pada orang yang divaksinasi menyoroti tantangan yang dihadapi pemerintah dalam menghentikan penyebaran virus, yang mengancam dan mengarah pada proliferasi varian baru yang bahkan lebih menular.
Studi ini dilakukan dalam beberapa minggu di saat Afrika Selatan mengalami gelombang ketiga infeksi virus corona, yang didorong oleh varian Delta yang sangat menular. Munculnya galur baru yang menyebar cepat telah membuat tujuan sebelumnya, yaitu herd immunity, lebih sulit dijangkau.
Dengan mengurangi jumlah dan intensitas infeksi, vaksin membatasi kemungkinan munculnya strain yang bermutasi lebih lanjut. Namun bagi banyak negara, fokus telah bergeser untuk mengurangi keseriusan penyakit dan fokus pada perawatan yang lebih intensif.
Uji coba yang dilakukan Gray dan timnya mengukur infeksi baik dengan meminta peserta melaporkan hasil positif maupun dengan mendapatkan peringatan harian dari laboratorium pengujian. Para peneliti juga memanfaatkan sistem data untuk melihat siapa yang dirawat di rumah sakit atau meninggal.
Hasil awal dari pengujian yang dirilis 6 Agustus, menunjukkan vaksin dosis tunggal J&J sekitar 70 persen efektif mengurangi rawat inap dan 96 persen efektif melawan kematian. Namun, percobaan tidak termasuk dengan penggunaan plasebo.
“Hasil akhir yang mencakup tiga set data dari perusahaan asuransi swasta dan pemerintah, akan diserahkan untuk dipublikasikan dalam beberapa hari,” kata Gray, yang merupakan profesor riset di University of the Witwatersrand itu.
Vaksin J&J, menjadi elemen kunci dalam rencana vaksinasi Afrika Selatan, juga telah diberikan kepada guru, polisi, dan pegawai pemerintah lainnya. Diharapkan berperan penting dalam menjangkau daerah terpencil, karena dapat disimpan pada suhu lemari es.
PRESS HERALD | BLOOMBERG | FORTUNE
Baca:
Satu Lagi Pria Jepang Diumumkan Meninggal Setelah Suntik Vaksin Moderna