TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG sedang memantau dua siklon tropis yang tumbuh bersamaan di utara Indonesia. Keduanya, Siklon tropis Chantu dan Conson, terbentuk di sekitar perairan Filipina pada Selasa malam 7 September 2021.
“Kedua siklon tropis tersebut berpotensi berdampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia dalam 24 jam ke depan berupa hujan dengan intensitas sedang-lebat di beberapa wilayah,” ujar Deputi Kepala BMKG Bidang Meteorologi, Guswanto, seperti dikutip dari website BMKG, Rabu 8 Desember 2021.
Diterangkannya, pemantauan dilakukan melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC). Siklon Tropis Chantu diketahui terbentuk di sekitar Samudra Pasifik timur Filipina, sedang Conson terbentuk di sekitar Kepulauan Filipina. Kecepatan angin maksimumnya, masing-masing, terpantau mencapai 55 knot (100 km/jam) dan 40 knot (75 km/jam).
Memiliki tekanan udara di pusatnya yang sudah sebesar 990 hPa, Siklon Tropis Chantu bergerak ke arah Barat-Barat Laut dengan kecepatan 10 knot (18 km/jam). Sementara, tekanan udara di pusat Siklon Tropis Conson mencapai 1000 hPa, pergerakannya ke arah Barat Laut dengan kecepatan 5 knot (9 km/jam).
Dengan kekuatan dan pergerakannya itu, BMKG mengatakan dampak tidak langsung berpotensi dialami cuaca di wilayah Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara. Selain itu juga di wilayah Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Potensi dampaknya yang berupa gelombang tinggi 1,25 – 2,5 meter di laut juga disebut berpotensi sampai ke wilayah Indonesia. Wilayah yang dimaksud adalah Kepulauan Sangihe - Kepulauan Talaud, Perairan Bitung - Kep. Sitaro, Perairan selatan Sulawesi Utara, Perairan Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, Laut Maluku, dan Samudra Pasifik utara Halmahera.
“BMKG melalui TCWC Jakarta setiap saat terus melakukan monitoring terhadap kemungkinan adanya potensi siklon tropis yang dapat berdampak terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia,” kata Guswanto.
Baca juga:
Hari Tanpa Bayangan Bisa untuk Kalibrasi Waktu Salat, Simak Penjelasannya