TEMPO.CO, Yogyakarta - Dalam sepekan terakhir, Gunung Merapi nyaris sama sekali tak memuntahkan awan panas. “Hanya terjadi satu kali awan panas guguran dengan estimasi jarak luncur 2.000 meter ke arah barat daya,” ujar Kepala Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida, Jumat 10 September 2021.
Kondisi aktivitas awan panas Merapi ini cukup kontras dibandingkan pekan-pekan sebelumnya. Misalnya pada periode 27 Agustus-2 September, Gunung Merapi masih memuntahkan awan panas sebanyak enam kali.
Baca Juga:
Anjloknya aktivitas awan panas Gunung Merapi mirip dua pekan sebelumnya yakni 20-26 Agustus. Saat itu aktivitas awan panas hanya dua kali atau turun drastis dibanding periode 13–19 Agustus ketika Merapi 20 kali memuntahkan awan panas.
Hanik menerangkan, turunnya intensitas aktivitas awan panas tak serta merta diikuti menurunnya guguran lava pijar. Aktivitas yang satu ini masih teramati sebanyak 129 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter dalam pekan yang sama.
BPPTKG mencatat pula berdasarkan analisis morfologi dari Stasiun Kamera Deles 5, Tunggularum, Ngepos, dan Babadan 2, adanya perubahan morfologi pada kubah lava barat daya dan kubah tengah. Ketinggian kubah barat daya dalam sepekan ini bertambah sekitar lima meter dan kubah tengah bertambah sekitar satu meter.
“Volume kubah lava barat daya menjadi sebesar 1.550.000 meter kubik dan kubah tengah menjadi sebesar 2.854.000 meter kubik,” ujarnya sambil menambahkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi dinilai masih cukup tinggi dan masih dalam status Siaga.
Baca juga:
LAPAN: Hujan di Utara Indonesia Mulai Meningkat Bulan Ini, Masuki Musim Hujan