Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Burung Nasar, Penjaga Ekologis yang Terancam Punah

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Sejumlah Burung pemakan bangkai atau burung Nazar ini merupakan burung yang memakan jenazah mayat dalam tradisi pemakaman langit atau Sky Burial di Tibet. dailymail.co.uk
Sejumlah Burung pemakan bangkai atau burung Nazar ini merupakan burung yang memakan jenazah mayat dalam tradisi pemakaman langit atau Sky Burial di Tibet. dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar pencinta satwa tahu bahwa hewan pemakan bangkai seperti burung nasar mampu beradaptasi dengan bakteri berbahaya yang terkandung dalam daging busuk yang dimakannya. Itulah mengapa hewan ini tidak pernah keracunan bakteri mematikan seperti Clostridia, Fuso dan Anthrax. Ironisnya, kehadiran hewan yang cukup berpengaruh bagi lingkungan di bumi ini terancam punah. Bukan karena keracunan bakteri, tetapi di antaranya akibat memakan bangkai hewan yang diracun.

Salah satu kasus burung nasar keracunan yang menyedihkan adalah pada Juni 2019 lalu. CNN melaporkan setidaknya sebanyak 537 ekor burung nasar dan dua burung elang di kawasan pengelolaan satwa liar atau WMA yang dilindungi di Distrik Tengah bagian timur Bostwana didapati tewas setelah memakan bangkai gajah yang mati diracun pemburu liar.

Padahal burung nasar tersebut merupakan jenis yang terancam punah atau kritis terancam punah berdasarkan klasifikasi oleh International Union for Conservation of Nature Red List. “Keracunan itu diyakini disebabkan oleh tiga bangkai gajah yang diburu dengan bahan kimia beracun yang menyebabkan kematian yang signifikan pada burung nasar dan elang,” kata pemerintah Bostwana seperti dikutip dari CNN.

Tak hanya kasus di Bostwana, organisasi konservasi Vulture Conservation Foundation atau VCF, yang berbasis di Zurich, Swiss, melaporkan dalam kurun waktu Februari hingga Maret 2020, lebih dari 1.000 burung nasar juga mengalami kematian misterius secara masal di Guinea Bissau.

Peneliti memperkirakan jumlah tersebut akan terus bertambah dan mengancam keberlangsungan spesies. Sementara penyebabnya masih belum diketahui. Dugaan kematian burung akibat racun juga masih belum dapat dipastikan lantaran tidak ada bukti terhadap klaim tersebut.

World Animal Foundation melaporkan, burung nasar secara global adalah jenis burung yang paling terancam punah. Beberapa burung nasar hampir punah dan telah menurun hingga 99 persen. Mereka menyebut, kepunahan satwa yang berjasa membuat bumi tetap bersih dari pencemaran bangkai hewan ini diakibatkan oleh keracunan setelah memakan bangkai hewan lain yang mati karena mengonsumsi racun dan timbal. “Ini adalah ancaman terbesar bagi burung nasar,” kata mereka dikutip Tempo dari laman worldanimalfoundation.com.

Selain itu, burung nasar juga terancam punah akibat hilangnya habitat, tabrakan mobil, turbin angin, tiang listrik, hilangnya makanan, dan perburuan liar. Burung nasar sering dianiaya oleh petani dan peternak yang secara keliru percaya bahwa burung nasar adalah ancaman bagi ternak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melansir dari worldanimalfoundation.com, burung nasar merupakan karnivora besar yang terkenal karena sifat pemulungnya. Kendati karnivora, sangat jarang ditemui kasus burung nasar memangsa hidup-hidup hewan lain. Mereka hanya makan daging hewan yang telah mati. Sebab mereka lebih suka mengais makanan daripada berburu.

Burung nasar memakan sisa-sisa hewan yang mati, namun ada kalanya mereka akan menyerang hewan yang terluka dan sekarat ketika bangkai tidak tersedia, bukan hewan yang segar bugar. Burung nasar memakan semua bagian bangkai hewan kecuali tulang dan mampu memakan bangkai yang telah membusuk, yang mungkin menjadi racun bagi hewan lain.

Burung nasar sangat penting secara ekologis karena dapat menghentikan potensi penyebaran penyakit dari bangkai yang membusuk. Kemampuan burung nasar menekan risiko keracunan akibat makan bangkai busuk lantaran asam lambung burung nasar mampu membunuh bakteri dan virus berbahaya.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Alasan Burung Nasar Tahan Makan Bangkai

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Deretan Manfaat Minyak Atsiri, Bisa Meningkatkan Kualitas Tidur hingga Mengurangi Stres

21 hari lalu

Minyak Atsiri
Deretan Manfaat Minyak Atsiri, Bisa Meningkatkan Kualitas Tidur hingga Mengurangi Stres

Minyak atsiri atau minyak esensial merupakan senyawa yang diekstrak dari bagian tumbuhan dan diperoleh melalui proses penyulingan.


Koalisi Perlindungan Satwa Global Desak KLHK Hentikan Ekspor Monyet Ekor Panjang

25 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Koalisi Perlindungan Satwa Global Desak KLHK Hentikan Ekspor Monyet Ekor Panjang

Koalisi perlindungan hewan seluruh Asia melayangkan surat kepada KLHK. Menuntut penghentian ekspor monyet ekor panjang yang terancam punah.


Ibu dan 2 Anak di Saparua Maluku Tewas Usai Konsumsi Ikan Buntal, Kenali Bahaya Racun Ikan Fugu Ini

42 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
Ibu dan 2 Anak di Saparua Maluku Tewas Usai Konsumsi Ikan Buntal, Kenali Bahaya Racun Ikan Fugu Ini

Racun yang terdapat dalam ikan buntal bernama racun tetrodotoxin, yang dinilai ribuan kali lebih berbahaya dibandingkan sianida.


Makan Ikan Buntal 3 Orang Meninggal di Maluku, Mengenali Bahaya Racun Hewan Air Ini

43 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
Makan Ikan Buntal 3 Orang Meninggal di Maluku, Mengenali Bahaya Racun Hewan Air Ini

Tiga orang warga Desa Haria, Saparua, Maluku Tengah meninggal akibat keracunan setelah mengonsumsi ikan buntal


Gejala Keracunan Vitamin D dan Penanganan agar Tak Sampai Berujung Kematian

44 hari lalu

Ilustrasi vitamin dan suplemen. TEMPO/Subekti
Gejala Keracunan Vitamin D dan Penanganan agar Tak Sampai Berujung Kematian

Kenali tanda dan gejala orang keracunan vitamin D agar tak sampai membahayakan kesehatan, bahkan menyebabkan kematian.


Lansia Meninggal karena Kelebihan Vitamin D, Cermati Dosis yang Dianjurkan

44 hari lalu

Ilustrasi vitamin D. Foto : Shutterstock
Lansia Meninggal karena Kelebihan Vitamin D, Cermati Dosis yang Dianjurkan

Keracunan vitamin D disebut sebagai salah satu faktor penyebab kematian seorang lansia di Inggris. Pahami dosis yang dianjurkan agar tak berlebihan.


Penyebab Keracunan Makanan Terbesar yang Sering Diabaikan

26 Januari 2024

Ilustrasi keracunan makanan. Makaremlaw.com
Penyebab Keracunan Makanan Terbesar yang Sering Diabaikan

Pakar menyebut sebanyak 42 persen penyebab keracunan makanan di Indonesia pada 2019 adalah akibat cemaran bakteri. Ini yang perlu diperhatikan.


Mengenali 5 Jenis Serigala di Berbagai Negara

15 Januari 2024

Ras anjing serigala Cekoslowakia ini dikembangkan sebagai anjing penyerang untuk kegunaan dalam Operasi Khas ketentaraan yang dilakukan oleh Tentara Cekoslowakia, tetapi kemudian juga digunakan dalam pencarian dan penyelamatan, pelacakan, penggembalaan, ketangkasan, kepatuhan, dan pemburuan. Harga anjing yang memiliki berat normal sekitar 26 kg dan tinggi sekitar 65 sentimeter ini bisa mencapai 80 hingga 133 juta rupiah. luxxory.com
Mengenali 5 Jenis Serigala di Berbagai Negara

Serigala abu-abu tergolong hewan liar besar


Fitur SOS Apple Watch Selamatkan Nyawa Pelajar yang Keracunan Karbon Monoksida

9 Januari 2024

Apple Watch SE (Apple)
Fitur SOS Apple Watch Selamatkan Nyawa Pelajar yang Keracunan Karbon Monoksida

Produk jam tangan pintar milik Apple menyelamatkan nyawa seorang siswa di Amerika Serikat yang keracunan karbon monoksida.


10 Jenis Kura-Kura yang Dilindungi di Indonesia

3 Januari 2024

Petugas menunjukkan kura-kura leher ular (Chelodina mccordi) atau dikenal pula kura-kura rote yang baru dipulangkan dari Singapura di tempat karantina milik Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur di Kota Kupang, Kamis 23 September 2021. Jenis hewan ini telah dinyatakan kritis di habitat liarnya karena diperjualbelikan. (ANTARA/Kornelis Kaha)
10 Jenis Kura-Kura yang Dilindungi di Indonesia

Sebagai negara di wilayah tropis, Indonesia memiliki beragam flora dan fauna, salah satunya kura-kura. Berikut daftar kura-kura yang dilindungi di Indonesia.