TEMPO.CO, Palembang - PT Kilang Pertamina Internasional memfasilitasi Universitas Sriwijaya menjalankan program Merdeka Belajar dengan memberi kesempatan mahasiswanya kerja praktik (magang) di lingkungan kilang seluruh tanah air. Kesempatan diberikan setelah kedua belah pihak menekan nota kesepahaman Sinergi dalam Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Djoko Priyono mengatakankerja sama itu merupakan wujud nyata kepedulian perusahaan terhadap perguruan tinggi dalam rangka mengaitkan ilmu pengetahuan (teori) dengan implementasi di lapangan. “Perusahaan dan perguruan tinggi harus ada 'link', harus ada implementasi karena teknologi berkembang dari waktu ke waktu,” katanya setelah penandatanganan MoU di Aula Fakultas Hukum Unsri Palembang, Jumat 17 September 2021.
Djoko mengatakan kerja sama ini menjadi yang pertama dilakukan PT KPI dengan kampus. Sebagai anak perusahaan PT Pertamina yang membawahi enam kilang, PT KPI memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja lapangan dengan melakukan magang kerja di kilang. “Seperti di Palembang, yang memiliki Kilang Refenery Unit III Plaju, ini harus dimanfaatkan oleh para calon pemimpin bangsa untuk mereka belajar,” kata dia.
Ia mengapresiasi langkah Unsri selama ini yang disebutnya telah berhasil melahirkan SDM berkualitas bagi Pertamina. Keberadaan RU III di Palembang membuat Unsri menjadi penyuplai SDM bagi perusahaan itu. Program magang, kata Djoko, bakal meningkatkan efisiensi perusahaan mengingat jika mahasiswa itu nantinya bekerja di kilang maka proses pendidikan dapat dipersingkat.
“Biasanya untuk 'junior engineering' itu 1-2 tahun harus dikawal, nanti tahun ketiga baru bisa dilepas. Tapi jika sudah ikut magang dengan kami, proses menjadi lebih cepat,” kata Djoko.
Rektor Unsri Anis Saggaff mengatakan Program Merdeka Belajar menggagas mahasiswa tidak hanya belajar di dalam kampus. Dia mengungkapkan, ada jatah hingga 30 persen untuk mahasiswa Unsri belajar langsung ke lapangan, selain juga dari perguruan tinggi harus memasukkan kalangan praktisi untuk ikut mengajar di kampus.
Menurut Anis, pola pendidikan seperti ini sudah lebih dahulu dilakukan oleh sejumlah negara maju agar kebutuhan dunia kerja bisa terpenuhi sesuai dengan kondisi yang sedang berkembang.
Universitas Sriwijaya, Anis menyatakan, juga siap membantu Pertamina jika ingin menjadikan karyawannya doktor. Caranya, kata dia, cukup fokus pada bidang kerjanya dan melakukan disertasi di sana. "Waktu untuk menyelesaikan studi pun jauh lebih singkat,” kata dia.
Baca juga:
87 Persen Mahasiswa Indonesia Salah Jurusan, Begini Tips Mudah Baca Bakat