Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Ular Menjulurkan Lidahnya?

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi ular kobra. nytimes.com
Ilustrasi ular kobra. nytimes.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berbicara soal ular, hewan melata yang satu ini mempunyai kebiasaan unik, yaitu menjulurkan lidah. Pertanyaannya adalah mengapa ular menjulurkan lidahnya?

Selain tidak memiliki kaki untuk bergerak, ular adalah satwa yang memiliki indra tidak sempurna. Meski memiliki mata, ular tidak sepenuhnya menggunakan indra penglihatannya untuk melihat.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa penglihatan ular sangat buruk. Selain itu, ular juga tidak memiliki telinga, sehingga mereka menggunakan cara lain untuk “mengawasi” lingkungannya.

Cara lain bagi ular agar dapat menerima rangsangan dari lingkungannya adalah dengan mendeteksi bau. Melansir dari pawtracks.com, sebagian besar ular mengandalkan indra penciumannya untuk menemukan mangsa dan pasangan atau untuk memeriksa sekelilingnya.

Namun hidung ular tidak terlalu peka, sehingga membutuhkan sedikit bantuan dari mulutnya. Lidah bercabang mereka mampu meningkatkan kemampuan ular untuk mencium apa yang ada di sekitar mereka.

Lalu bagaimana ular mencium bau dengan lidahnya? Melansir dari zmescience.com, pada abad ke-17, sempat muncul gagasan bahwa ular menangkap serangga dengan lidahnya. Meskipun tidak pernah diamati, hal itu masih dipercaya secara luas.

Sementara itu, astronom Italia Giovanni Hodierna berpikir ular menggunakan lidah mereka untuk membersihkan kotoran dari hidung mereka yang merupakan penjelasan yang lebih masuk akal, meskipun sama-sama tidak mungkin.

Mitos lain soal lidah ular juga berkembang. Sebuah pendapat mengatakan bahwa ular menggunakan lidah untuk menutupi mangsa dalam air liur sebelum menelannya. Namun, pendapat tersebut dibantah sebab ular memiliki lidah yang halus sehingga mustahil melakukan tindakan tersebut.

Mitos lainnya yang lebih ekstrem soal lidah ular yaitu beberapa orang berpendapat bahwa itu adalah penyengat atau sumber racun ular. Keyakinan yang terakhir ini mungkin dipopulerkan oleh kutipan-kutipan dalam Alkitab dan literatur Shakespeare.

Studi yang lebih baru telah mengungkap bahwa lidah ular mengambil partikel atau bau dari udara. Ujung lidah yang bercabang kemudian dimasukkan ke dalam pasangan yang sesuai dari apa yang disebut organ Jacobson, di mana mereka membangkitkan sinyal berbeda yang kemudian ditransmisikan secara elektrik ke otak.

Lidah ular bukanlah indra penciuman atau pengecapan, sebab lidah mereka tidak memiliki reseptor untuk penciuman atau pengecapan. Organ ini hanya mengambil bahan kimia dari udara atau tanah dan meneruskannya ke Organ Jacobson.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Organ Jacobson sebenarnya telah ditemukan pada abad ke-18, tetapi fungsinya tidak dipahami dengan baik pada saat itu. Organ ini terutama digunakan untuk mendeteksi feromon, pembawa pesan kimia yang membawa informasi antar individu dari spesies yang sama. Ular telah mengembangkan organ Jacobson dengan sangat baik, yang memungkinkan mereka merasakan berbagai macam bahan kimia.

Tapi ular bukan satu-satunya makhluk yang memiliki fitur biologis ini. Banyak mamalia juga memilikinya dan biasanya disebut dengan respons flehmen, yaitu perilaku di mana seekor hewan menggulung ke belakang bibir atasnya memperlihatkan gigi depannya, kemudian menghirup dengan lubang hidung tertutup dan menahan posisi ini selama beberapa detik. Flehmen sering digunakan oleh kuda dan kucing. Namun, gerakan lidah yang berosilasi atau bergerak ke segala arah hanya dilakukan oleh ular.

Pada 1980-an, ahli biologi ular Neil Ford di University of Texas di Tyler mengikuti ular garter jantan saat mereka mengejar jejak betina. Dia menemukan bahwa jika kedua ujung lidah jantan berada di dalam jejak yang ditinggalkan betina, ular itu melanjutkan rutenya.

Tetapi jika lidahnya mendeteksi jejak yang salah, ular itu memalingkan kepalanya dari sisi tersebut dan dengan akurat mengikuti jejak betina. Ahli ekologi ular Chuck Smith di Wofford College juga menemukan bahwa ular Copperhead jantan memiliki lidah yang lebih panjang dan bercabang lebih dalam daripada betinanya, yang tampaknya mendukung teori ini.

Melansir dari scitechdaily.com, tidak seperti kadal yang juga sering menjulurkan lidahnya, ketika ular mengumpulkan molekul bau di udara untuk dicium, mereka menggerakkan lidah bercabang ke atas dan ke bawah dalam gerakan cepat yang kabur.

Untuk memvisualisasikan bagaimana hal ini mempengaruhi pergerakan udara, Profesor Ekologi dan Biologi Evolusi, Universitas Connecticut, Kurt Schwenk, bersama mahasiswa pascasarjana Bill Ryerson menggunakan laser yang difokuskan pada selembar cahaya tipis untuk menerangi partikel kecil yang tersuspensi di udara.

Mereka menemukan bahwa lidah ular yang berkedip-kedip menghasilkan dua pasang massa udara kecil yang berputar-putar, atau vortisitas, yang bertindak seperti kipas kecil, menarik bau dari setiap sisi dan menyemburkannya langsung ke jalur setiap ujung lidah.

Karena molekul bau di udara sangat sedikit dan jarang, mereka percaya bahwa bentuk unik dari menjentikkan lidah ular berfungsi untuk memusatkan molekul dan mempercepat pengumpulannya ke ujung lidah.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Dijamin, Fakta tentang Kadal dan Ular Ini Bikin Anda Kaget

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

3 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kelima Dunia Pagi Ini

Berdasarkan pantauan pada pukul 05.35 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 151.


Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

12 hari lalu

Ilustrasi Salat Idul Fitri. ANTARA FOTO/Jojon
Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

Pakar lingkungan Dr Latifah Mirzatika mengajak masyarakat untuk melaksanakan konsep Green Idul Fitri.


Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

13 hari lalu

Ilustrasi bencana alam.
Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

Indonesia berada di urutan kedua dengan indeks risiko bencana sebesar 43,5 World Risk Report (WRR) 2023.


Yang Perlu Diperhatikan setelah Operasi Kanker Lidah

15 hari lalu

Ilustrasi pria periksa lidah ke dokter. shutterstock.com
Yang Perlu Diperhatikan setelah Operasi Kanker Lidah

Penderita kanker lidah yang menjalani operasi pengangkatan kanker yang mencakup pemotongan bagian lidah perlu memperhatikan hal ini.


Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

18 hari lalu

Profesor ITS ke-198 Prof. Harmin Sulistiyaning Titah saat meninjau tanaman yang menjadi objek penelitiannya di rumah kaca. Dok. Humas ITS
Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

Teknologi pemulihan lingkungan biologis membutuhkan biaya yang lebih rendah.


Militer Spanyol Kirim Bantuan Kemanusiaan lewat Udara ke Jalur Gaza

21 hari lalu

Bantuan dijatuhkan melalui udara di Gaza, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza, 1 Maret 2024. REUTERS/Kosay Al Nemer
Militer Spanyol Kirim Bantuan Kemanusiaan lewat Udara ke Jalur Gaza

Walau otoritas Gaza memperingatkan pengiriman bantuan kemanusiaan lewat udara tidak aman, namun sejumlah negara masih melakukannya.


18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

24 hari lalu

Militer Yordania menjatuhkan bantuan dari udara di Gaza, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah di selatan Jalur Gaza 26 Februari 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

Setidaknya 12 warga Palestina tenggelam setelah mereka berenang ke Laut Gaza saat mencoba mendapatkan bantuan yang diterjunkan dari udara


SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

26 hari lalu

SMA Labschool Cibubur mengadakan pentas seni CRAVIER yang kini memasuki tahun ke-10. Tahun ini, CRAVIER digelar pada 27 Juli 2024 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta. Foto: Istimewa
SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.


Hasil Studi Ini Sebut Daging Ular Piton Paling Lestari Dibandingkan Ternak Lain

32 hari lalu

Pekerja di peternakan Ular piton yang membudidayakan ular untuk diambil dagingnya di Asia Tenggara. Newscientist/Dan Natusch
Hasil Studi Ini Sebut Daging Ular Piton Paling Lestari Dibandingkan Ternak Lain

Studi mengukur pertumbuhan hampir 5000 ular piton jenis Malayopython reticulatus (sanca kembang) dan Python bivittatus (sanca Burma) selama setahun.


16 Tim Mahasiswa Menangkan Kompetisi Proyek Sosial Lingkungan Innovilage 2023

40 hari lalu

Innovilage 2023. Dok. Telkom University
16 Tim Mahasiswa Menangkan Kompetisi Proyek Sosial Lingkungan Innovilage 2023

Innovilage 2023 menyaring ratusan usulan inovasi sosial lingkungan dari kampus. Terdapat 16 tim dengan usulan terbaik yang menerima penghargaan.