TEMPO.CO, Jakarta - Keterkaitan antara vaksin Covid-19 dan perubahan siklus menstruasi pada perempuan sangat mungkin terjadi dan karenanya harus ada penelitian yang mendalam tentangnya. Victoria Male, spesialis imunologi reproduktif di Imperial College London, Inggris, menyatakan itu dalam artikelnya di Jurnal BMJ yang terbit 16 September 2021.
Male menyatakan bahwa selama ini pendarahan yang terjadi tiba-tiba maupun perubahan siklus menstruasi tak termasuk dalam daftar efek samping vaksinasi Covid-19. Daftar kejadian ikutan pascaimunisasi Covid-19 hanya diisi memar di sekitar suntikan, pegal, demam, dan merasa lelah. Meski begitu, dia mencatat, ada lebih dari 30 ribu laporan tentang perubahan itu yang diterima BPOM Inggris lewat skema pelaporan efek samping yang ada.
Laporan datang dari penggunaan seluruh jenis vaksin Covid-19 yang diizinkan di negara itu, yakni vaksin mRNA maupun viral vector. Ini yang membuat Male semakin yakin adanya keterkaitan tersebut. “Ini sepertinya disebabkan respons imun tubuh terhadap vaksinasi, ketimbang reaksi tubuh kepada komponen vaksin yang spesifik,” katanya.
Siklus menstruasi yang bisa dipengaruhi oleh respons imun tubuh sebelumnya telah didapati dari vaksinasi untuk infeksi HPV (human papillomavirus). Male juga menyodorkan hasil studi yang pernah dilakukan terhadap kalangan ibu (perempuan yang sudah memiliki anak). Studi itu menemukan bahwa seperempat dari mereka yang terinfeksi SARS-CoV-2, virus corona penyebab Covid-19, mengalami gangguan menstruasi.
Petugas medis menyuntikkan dosis vaksin Covid-19 kepada Warga Negara Asing (Ekspatriat) di Balai Kota, Jakarta, Selasa, 24 Agustus 2021. Sebanyak 300 WNA pemegang kitas mendapatkan vaksin sinophram dengan biaya Rp 700.000 per orang untuk 2 kali suntik. Adapun syarat yang dibutuhkan yaitu sebagai berikut: WNA berusia minimal 18 tahun, Memiliki salah satu kartu identitas berupa paspor, KITAS, dan KITAP, atau SKKT. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kebanyakan perempuan memang melaporkan perubahan yang singkat saja pada siklus menstruasi yang dialaminya setelah vaksinasi Covid-19. Siklus kembali normal di siklus berikutnya. Pun belum ada bukti vaksinasi Covid-19 mengurangi kesuburan. Meski begitu, Male berpendapat, tetap penting menelti efek vaksinasi Covid-19 terhadap menstruasi.
Alasannya, masih cukup banyak perempuan muda ragu menjalani vaksinasi Covid-19 karena informasi keliru bisa membahayakan peluang kehamilan di masa mendatang. “Kegagalan untuk menginvestigasi laporan-laporan gangguan menstruasi setelah vaksinasi bisa menambah ketakutan itu,” katanya.
NEW SCIENTIST, BMJ
Baca juga:
Fakta Perempuan Hamil dan Covid-19 dari Varian ke Varian: Mencemaskan