TEMPO.CO, Jakarta - Salak pondoh, adalah salah satu komoditas unggulan di sekitar lereng Gunung Merapi yang masuk wilayah dua kabupaten, Sleman di DIY dan Magelang di Jawa Tengah.
Salak merupakan buah dengan kulit bersisik kasar atau disebut juga snake fruit, menjadi salah satu buah yang populer di Indonesia.
Baca Juga:
Salak biasanya dinikmati dengan memakannya secara langsung atau diolah menjadi manisan, tanpa mengonsumsi kulitnya. Tapi siapa sangka, kulit salak pun masih memberikan manfaat, berfaedah, tak hanya jadi sampah.
Namun sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada atau UGM berhasil mengolah limbah kulit salak menjadi permen yang aman kaya kandungan gizi termasuk antidiabetes bernama Salacca Soft Candy.
Dari beberapa literatur disebutkan bahwa kulit salak mengandung zat bioaktif seperti flavonoid, fenolik, zat aktif lainnya yang berfungsi antioksidan dan kadar
Mahasiswa Fisipol, pengembang limbah limbah kulit salak, Aulia Nur Aeni Kholisoh, menjadi pengagas pembuatan permen tersebut.
Alasannya karena melihat nasib petani salak khususnya petani salak di Srumbung, Magelang, yang mengalami penurunan pendapatan akibat dampak pandemi Covid-19.
Maka dari itu, Aulia dan ketiga rekannya berupaya mencari solusi dari permasalahan tersebut, yaitu membuat olahan permen dari kulit salak. Keempat mahasiswa ini, menginginkan olahan produk yang tahan lama dan bernilai ekonomis. Selain itu, olahan permen ini menjadi makanan yang aman dikonsumsi serta dapat mencegah diabetes.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diabetes mellitus masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat dunia. Tercatat pada tahun 2014 terdapat 422 juta jiwa penderita diabetes di seluruh dunia dan diperediksi pada 2045 akan mencapai 629 juta jiwa diseluruh dunia jika tidak dilakukan intervensi.
Dari banyaknya kasus penderita diabetes tersebut, menjadi salah satu faktor keempat mahasiswa ini membuat makanan yang sehat dan memiliki kandungan anti diabetes.
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan dengan bimbingan Bayu Dardias Kurniadi, mereka membuat permen dari sari buah dan ekstrak kulit salak. Dalam pembuatannya ditambahkan madu murni sebanyak 38 persen sebagai penambah rasa.
"Pemilihan madu sebagai pemanis tidak hanya menambah rasa manis saja namun madu mengandung zat antioksidan yang berfungsi sebagai imun booster dikala pandemi," katanya.
Dalam satu kemasan Salacca Soft Candy mengandung zat antioksidan sebanyak 1045,2688 ppm, flavonoid 0,0253 persen, dan fenolik 0,1358 persen. Selain itu juga mengandung protein total 0,1763 persen dan vitamin C 53,0581 mili gram per 100 gram.
Permen dari kulit salak produksi mahasiswa UGM ini telah dijual di pasar dengan harga 800 rupiah dengan berat 50 gram dalam satu kemasan.
WILDA HASANAH
Baca juga: Riset Mahasiswa UGM: Gentrifikasi di Kota Yogya Bikin Harga Tanah Tak Terjangkau