TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Hari Ini, Minggu 19 September 2021, dimulai dari kabar terbaru kasus harian Covid-19 di antara Indonesia dan negara tetangganya. Untuk setidaknya selama tiga hari ke belakang, Filipina terus mencatatkan jumlah kasus harian Covid-19 di atas 20 ribu—tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Artikel terpopuler kedua datang dari pernyataan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksono Tri Handoko bahwa berdasarkan standar UNESCO, pendanaan riset seharusnya lebih besar berasal dari swasta, bukan pemerintah. Dia berjanji menjadikan BRIN fasilitator agar swasta lebih mudah masuk ke dalam aktivitas riset di Tanah Air.
Terpopuler ketiga kembali soal Covid-19 Filipina. Tenaga medis di negara itu kepayahan merawat para pasien yang terus berdatangan, sementara banyak rekannya yang juga terinfeksi Covid-19. Sebagian lainnya memilih stop kontrak sebagai tenaga medis karena kompensasi yang dianggap tak memadai dari pemerintahnya.
Berikut Top 3 Tekno Berita Hari Ini, Minggu 19 September 2021, se lengkapnya,
1. Kasus Harian Covid-19: Filipina Lampaui Malaysia, Indonesia Setelah Vietnam
Filipina baru saja mencatat penambahan jumlah kasus baru Covid-19 tertinggi kedua sebesar 23.134 pada Sabtu 18 September 2021. Untuk setidaknya selama tiga hari ke belakang, Filipina terus mencatatkan jumlah kasus harian Covid-19 di atas 20 ribu—tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Saat ini Filipina ditempatkan oleh Worldometers berada di urutan 18 sebagai negara penyumbang jumlah kasus infeksi terbesar di dunia dengan akumulasi 2,3 juta kasus yang telah dilaporkannya. Sebagai pembanding, Malaysia yang juga sedang dilanda peningkatan jumlah kasus baru berada di urutan 21 dengan akumulasi 2,0 juta kasus.
Indonesia, secara akumulasi jumlah kasus, masih yang tertinggi di Asia Tenggara dengan lebih dari 4,1 juta. Posisinya saat ini berada di urutan 13.
2. Kontribusi Riset Swasta Kecil, BRIN Akan Jadi Fasilitator
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksono Tri Handoko mengatakan BRIN ingin meningkatkan kontribusi swasta dalam aktivitas riset. Berdasarkan standar UNESCO, pendanaan riset seharusnya lebih besar berasal dari swasta, bukan pemerintah.
"Kalau menurut standar UNESCO 20 persen dari pemerintah, 80 persen dari swasta. Saat ini terbalik untuk kasus di Indonesia. Padahal di Malaysia sudah 75 persen swasta, 25 persen hanya pemerintah," kata Laksono dalam webinar, Sabtu, 18 September 2021.
BRIN akan menjadi fasilitator dan enabler agar pihak swasta lebih mudah masuk ke dalam aktivitas riset di Tanah Air. Kurangnya peran swasta dalam riset disebabkan oleh besarnya biaya dan juga risiko yang diambil. Padahal, riset di sektor swasta bisa lebih dinamis karena menggunakan pendekatan berdasarkan orientasi pengguna.
3. Ironi Tenaga Medis di Balik Lonjakan Covid-19 Filipina
Seperti yang juga terjadi di banyak negara lain, lonjakan kasus Covid-19 memukul paling parah barisan tenaga medis di Filipina. Mereka kepayahan merawat para pasien yang terus berdatangan, sementara banyak rekannya yang juga terinfeksi Covid-19. Sebagian lainnya memilih stop kontrak sebagai tenaga medis karena kompensasi yang dianggap tak memadai dari pemerintahnya.
“Di awal pandemi lalu kami masih memiliki hampir 200 perawat tapi per September ini bersisa 63 saja,” kata Lourdes Banaga, direktur bagian keperawatan di sebuah rumah sakit swasta di Manila. Dikutip dari PHILSTAR, Minggu 19 September 2021, Banaga menambahkan, “Mereka lelah dan burn out.”
Secara nasional, terdata sebanyak 75 ribu perawat bekerja di seluruh rumah sakit milik pemerintah dan swasta di Filipina saat ini. Diperhitungkan, Filipina membutuhkan 109 ribu lagi untuk situasi pandemi saat ini. Kondisi sekarang dipandang ironi karena Filipina dikenal selama ini sebagai negara pengekspor tenaga perawat ke banyak negara.