TEMPO.CO, Jakarta - Selama ini ikan kaca diketahui hanya hidup dan mudah dijumpai di Sungai Digul dan rawa-rawa di Kabupaten Boven Digoel, Sungai Bian, Sungai Kumbe, dan Sungai Maro, Kabupaten Merauke, Papua. Namun, data terbaru menunjukkan ikan tersebut juga ditemukan di Telaga Wawiyer.
“Telaga Wawiyer ini terhubung ke Teluk Berau melalui Sungai Budigi, Kampung Mitimber, Distrik Mbahamdandara, Kabupaten Fakfak, Papua Barat,” ujar peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto, Senin, 20 September 2021.
Data terbaru tersebut berdasarkan temuan hasil tangkapan warga yang sedang menjala ikan sembilang. Bentuk ikan kaca ini cukup unik, memiliki badan pipih dan tinggi, seperti belah ketupat memanjang. Disebut ikan kaca karena pada sisi kanan kiri berwarna perak, mirip seperti kaca.
Selain bentuknya yang unik, ikan ini juga memiliki banyak julukan. Oleh warga Mitimber, ikan tersebut dinamai ikan giti-giti, ada juga yang menyebutnya glassfish, dan ikan perawat atau nursery fish. Ikan jantan yang biasa dijuluki ikan perawat, karena mereka memiliki sebuah tonjolan di atas kepala yang mirip seutas tali berbentuk melengkung.
“Pada tali itu ikan kaca jantan meletakkan dan merawat telur-telurnya. Sementara dalam bahasa ilmiah, ikan ini bernama Kurtus gulliveri,” tutur Hari.
Ikan kaca jantan dengan telur di kepala hanya dapat dijumpai pada musim kawin, dan selalu membawa telur di kepalanya, hingga telur menetas. Selain ditemukan di Boven Digoel, Merauke, dan Fakfak, ikan kaca juga ditemukan di Sungai Adelaide, Northern Territory atau Australia bagian utara.
Baca:
Riset Akademik: Ikan Toman yang Ditemukan di Klaten Mengandung Gizi Berlimpah