TEMPO.CO, Jakarta - Hasil pantauan BMKG pada 19 September 2021 terdapat 37 titik panas (hot spot) di wilayah Indonesia, atau bertambah satu titik dari hari sebelumnya. Wilayah dengan titik panas terbanyak yaitu Nusa Tenggara Barat (8), Kalimantan Timur (7), dan Nusa Tenggara Timur (6).
Lainnya ada pula di Pulau Jawa yakni di DI Yogyakarta (1) dan Jawa Timur (3). Sedang di Kalimantan Barat dan Tengah, masing-masing, ada 4 titik. Lalu di Lampung dan Sumatera Selatan ada 1 dan 3 titik.
Dari peta potensi kebakaran hutan, BMKG menyatakan sebagian wilayah di Jawa Timur serta sebagian wilayah Jawa Tengah yang berbatasan dengan Jawa Timur di antara daerah yang sangat mudah terpicu kebakaran hutan sampai Selasa, 21 September.
BMKG menghitungnya berdasarkan fine fuel moisture code, tingkat kemudahan terbakar di lapisan atas permukaan tanah. Sebagian wilayah Kalimantan Barat, NTB, NTT, serta Sumatera Selatan dan Jambi memiliki kerentanan yang sama.
Secara akumulasi 10 hari terakhir, titik panas di Indonesia tersebar terbanyak di Kalimantan Barat (214), NTT (37), dan NTB (30). “Yuk kita jaga lingkungan dengan menghindari pembakaran lahan dan hutan demi keselamatan bersama,” bunyi ajakan di akun Humas BMKG di media sosial Twitter.
Dalam penjelasan yang diberikannya pekan lalu, Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Agung Sudiono Abadi, mengatakan bahwa BMKG mendeteksi titik panas berdasarkan analisis menggunakan pantauan Satelit Terra, Aqua, Suomi NPP dan NOAA20 oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Satelit, disebutnya, mendeteksi anomali suhu panas dalam luasan satu kilometer persegi dan obrservasi dilakukan 2-4 kali per hari. Hanya, Agung menambahkan, pada wilayah yang tertutup awan, titik panas tidak dapat terdeteksi.
Citra satelit tersebut juga hanya menilai anomali reflekstivitas dan suhu sekitar yang diinterpretasikan sebagai titik panas namun penyebab adanya anomali tersebut tidak dapat dipastikan. “Kondisi kekeringan dan embusan angin yang kencang juga menjadi penyebab tidak langsung dalam sebaran suatu titik panas” kata Agung kepada ANTARA.
Pada hari itu BMKG memetakan ada 13 titik panas di wilayah NTT.
Baca juga:
Matahari Tepat di Atas Kepala, Periode Hari tanpa Bayangan sedang Terjadi di Wilayah Indonesia