TEMPO.CO, Solo - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menciptakan sabun kertas berbahan alami. Sabun kertas dianggap lebih praktis penggunaannya dibandingkan sabun padat dan cair, terutama di masa pandemi Covid-19 saat ini.
PEP Soap, nama produk sabun kertas itu, dihasilkan tim terdiri dari lima mahasiswa yang diketuai Letisia Nur Safitriyani, mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, UNS. "Ini sesuai dengan program pemerintah yang mengimbau masyarakat mematuhi protokol kesehatan, kami meyakini bahwa sabun kertas dapat menjadi media adaptasi era new normal," katanya, Senin 20 September 2021.
Letisia menerangkan, PEP Soap dibuat dari bahan alami yang aman bagi kesehatan kulit, di antaranya mengkudu, jeruk purut, dan daun sirih. Sumber bahan mengkudu dipilih karena mengandung alkaloid dan flavonoid yang berfungsi sebagai antibakteri.
Sedangkan bahan jeruk purut mengandung minyak atsiri yang dapat menghasilkan aroma wangi, selain memiliki kandungan pinene dan sitronelal yang bermanfaat sebagai antibakteri. “Komponen terakhir yaitu sirih berfungsi sebagai antiseptik alami," katanya.
Letisia dan timnya tak sekadar membuat sabun kertas alami, tapi juga menjadikan produk tersebut sebagai media edukasi seputar Covid-19. Caranya, menyertakan QR Code di setiap kemasan PEP Soap. Sabun itu sendiri telah dipasarkan secara langsung maupun daring mulai tahun ini juga.
“QR Code ini bisa dipindai sehingga terhubung ke blog berisi informasi terkait Covid-19. Tujuannya, pengguna PEP Soap bisa memperoleh infomasi yang valid dan terhindar dari hoax," katanya.
Selain Letisia, empat mahasiswa lain yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan Fakultas Pertanian UNS ini adalah Fitria Nur Hidayah dan Inez Damayanti asal Prodi Agribisnis, serta dua mahasiswa lainnya yaitu Ulfa Nida Arfianti dari Prodi Pendidikan Kimia dan Elvina Emalia dari Prodi Agroteknologi.
Baca juga:
Pantas Nelayan Takut, Begini Kemampuan Radar dan Rudal Kapal Perang Kunming Cina