Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Adi Utarini dan Kisah Sukses Indonesia Melawan Penyakit Demam Berdarah

Reporter

image-gnews
Adi Utarini di laman THE 100 MOST INFLUENTIAL PEOPLE OF 2021 versi TIME. TIME.com
Adi Utarini di laman THE 100 MOST INFLUENTIAL PEOPLE OF 2021 versi TIME. TIME.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Adi Utarini, bukan seorang politikus atau pesohor di republik ini, masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh versi Majalah TIME. Adi Utarini atau Profesor Uut, adalah guru besar di UGM yang fokus pada penelitian dan menjaga kesehatan masyarakat. Kerja sains melawan penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.   

Prof. dr. Adi Utarini, menciptakan program melawan demam berdarah dengue (DBD) yang penelitiannya sudah dilakukan sejak tahun 2011. Atas konsistensi dan gagasannya ini, namanya masuk daftar 10 orang yang menentukan perkembangan sains versi Nature, jurnal ilmiah ternama dari Inggris, pada tahun 2020.  

Wanita berusia 56 tahun ini, melakukan penelitian bersama timnya, World Mosquito Program Yogyakarta, yang bernaung di bawah Pusat Kedokteran Tropis FK-KMK UGM. Ia dan timnya bekerjasama dengan Monash University dan mendapat dukungan dana dari Yayasan Tahija.

“Ini bukan capaian individu, melainkan hasil kerja sama dan kerja keras tim serta pihak-pihak lain," ucap Uut, dikutip Tempo dari laman Kagama, Rabu, 23 Desember 2020.

Pada Agustus 2020, ia dan timnya menemukan jalan untuk mengalahkan penyakit DBD yang menimpa hingga 400 juta orang per tahun. Dikutip dari laman Nature, Uut dan timnya berhasil mengurangi sebesar 77 persen kasus DBD di berbagai area di Indonesia. Selain itu, uji coba di Vietnam dan Australia juga membuahkan hasil yang memuaskan.

Ia dan timnya melepaskan nyamuk yang sudah dimodifikasi untuk menghentikan penularan virus demam berdarah. Nyamuk Aedes aegypti yang menularkan virus demam berdarah, Zika, dan Chikungunya dibiakkan dan diinfeksi dengan bakteri alami bernama Wolbachia. Telur yang sudah mengandung bakteri tersebut ditempatkan di rumah-rumah penduduk.

Ahli epidemiologi memuji hasil penelitian Uut. Program ini diharapkan dapat menjadi jalan keluar dari penyakit DBD terutama di negara berpenghasilan rendah, seperti Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bill & Melinda Gates Foundation yang ada di Seattle, Washington dikabarkan akan memberikan saluran dana terhadap proyek ini. Tidak sampai di situ, filantropis asal Amerika dan mantan manajer umum di Microsoft, Melinda Gates, juga menuliskan artikel mengenai Uut dan pencapaiannya di situs Time.

Saat Gates berkunjung ke Indonesia, ia sempat bertanya kepada Adi Utarini bagaimana cara meyakinkan masyarakat untuk membiarkannya melepas nyamuk Wolbachia di lingkungan mereka. “Kebanggaan masyarakat di sekitar Utarini sebagai bagian dari penelitiannya merupakan bukti kepercayaan mereka pada dia dan timnya,” tulis Gates, dikutip Tempo dari laman Time, Rabu, 15 September 2021.

DINA OKTAFERIA

Baca juga: Kata Profesor Adi Utarini setelah Masuk Daftar Orang Paling Berpengaruh 2021

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

3 jam lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.


Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

19 jam lalu

Penting untuk menjaga kesehatan selama musim hujan agar terhindar dari berbagai jenis penyakit. Ini tips menjaga kesehatan di musim hujan. Foto: Canva
Waspada 9 Penyakit ini Sering Muncul Saat Musim Hujan

Musim hujan membawa risiko peningkatan penyebaran berbagai penyakit berikut ini.


Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

2 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.


Dokter Jelaskan Fase Kritis Demam Berdarah yang Bisa Mematikan

2 hari lalu

Suasana di salah satu ruangan bangsal anak khusus pasien terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu, 11 Maret 2020. Hingga Rabu siang, jumlah kasus DBD di NTT sudah mencapai 3.109 kasus dengan jumlah korban yang meninggal mencapai 37 orang yang tersebar di 22 kabupaten dan kota se-NTT. ANTARA/Kornelis Kaha
Dokter Jelaskan Fase Kritis Demam Berdarah yang Bisa Mematikan

Penyakit demam berdarah dengue yang ditularkan nyamuk Aedes Aegypti mempunyai tiga fase pada pasien.


Dalam Tiga Bulan, 5 Persen Pasien Demam Berdarah di RS Hasan Sadikin Bandung Meninggal

2 hari lalu

Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. (rshs.or.id)
Dalam Tiga Bulan, 5 Persen Pasien Demam Berdarah di RS Hasan Sadikin Bandung Meninggal

Kondisi pasien demam berdarah dengue yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung tergolong berat.


Heru Budi Sebut Kasus DBD di Jakarta Alami Kenaikan

3 hari lalu

Sejumlah warga menunggui anak-anak mereka yang menderita DBD di RSUD Tc Hillers di Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, 18 Maret 2020. Dibandingkan wabah sebelumnya, kejadian tahun ini justru dianggap paling buruk, sebanyak 14 nyawa melayang gara-gara nyamuk. Ada tiga rumah sakit di Kota Maumere menjadi tempat rujukan pasien yang positif mengidap DBD. Selain itu terdapat 25 puskesmas yang juga merawat pasien yang masih dalam dugaan DBD. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha
Heru Budi Sebut Kasus DBD di Jakarta Alami Kenaikan

Di Jakarta sendiri, Dinas Kesehatan mencatat sudah terjadi sekitar 1.700an kasus DBD sejak Januari hingga 18 Maret 2024.


Perubahan Cuaca Ekstrem Berkaitan dengan Meningkatkan Kasus DBD

4 hari lalu

Ilustrasi vaksin DBD (demam berdarah). Shutterstock
Perubahan Cuaca Ekstrem Berkaitan dengan Meningkatkan Kasus DBD

Praktisi Kesehatan mengatakan perubahan cuaca ekstrem mempengaruhi semakin meningkatnya kasus demam berdarah dengue alias DBD.


Benarkah Jus Jambu Biji Dianjurkan untuk Penderita Demam Berdarah?

6 hari lalu

Ilustrasi buah jambu. TEMPO/Charisma Adristy
Benarkah Jus Jambu Biji Dianjurkan untuk Penderita Demam Berdarah?

Benarkah jus jambu biji dapat menaikkan kadar trombosit dalam darah pasien dengue atau demam berdarah? Dokter beri penjelasan.


Gabungan Hujan dan Cuaca Panas Berpotensi Tingkatkan Kasus Demam Berdarah

6 hari lalu

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Imran Pambudi/ Takeda
Gabungan Hujan dan Cuaca Panas Berpotensi Tingkatkan Kasus Demam Berdarah

Ada enam provinsi yang menyumbang kasus demam berdarah dengue terbanyak di Indonesia. Apa saja?


Kasus DBD DKI Jakarta: Imbauan Heru untuk Mengenakan Pakaian Panjang Anak hingga Pengaruh Musim Pancaroba

7 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Kasus DBD DKI Jakarta: Imbauan Heru untuk Mengenakan Pakaian Panjang Anak hingga Pengaruh Musim Pancaroba

iDI mengingatkan, sampai sekitar Juni rentan kenaikan kasus DBD dipengaruhi cuaca