Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita YouTuber Indonesia: Pendapatan Kini Dipotong Pajak Amerika

image-gnews
Ilustrasi YouTuber (Pixabay.com)
Ilustrasi YouTuber (Pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu kreator YouTube Indonesia, pemilik akun bernama MAN ANTO, mengungkap adanya perubahan kebijakan pembayaran adsense. Menurut youtuber ini, sejak awal tahun ini, Google memotong pendapatannya dengan pajak seperti yang berlaku di Amerika Serikat sebesar 10 persen, untuk kreator di luar Amerika.

“Dulu, dari YouTube, Google adsense hanya sebagai financial funding. Hanya itu, enggak ada pajak Amerika. Potongannya pun hanya 2 persen,” ujar dia melalui pesan WhatsApp, Rabu, 22 September 2021.

Pemilik akun yang menolak identitasnya dikutip itu membandingkan, sekarang berapapun nilai pendapatannya di Google Adsense, semua terkena pajak 10 persen. Bahkan, dia mencontohkan, hal itu berlaku terhadap kreator yang mendapatkan US$ 1 (Rp 14 ribu).

Selain itu, kreator yang berada di luar Amerika juga diharuskan melaporkan pembayaran pajaknya. Jika tidak, akan ada peringatan, dan ditahan terlebih dahulu pendapatannya, tidak bisa dicairkan, dan bisa kena potongan sebesar 24 persen jika tidak melaporkan hingga Mei 2021. Dia menyebut itu sebagai aturan terbaru dari Google.

“Saya kena potong 24 persen pada Juni-Agustus, setelah per bulan kena 10 persen. Auto potong sebelum dicairkan,” kata pemilik akun yang dibuat pada 2008 itu.

Dia menambahkan, jika per bulan penghasilannya Rp 100 juta, maka pajak setahun Rp 120 juta, belum termasuk yang kena potong 24 persen. Bahkan, menurutnya, pengelola YouTube bisnis atau korporasi bisa lebih besar lagi mengalami pemotongannya daripada channel perorangan.

Kreator ini berharap agar YouTube dan Google tidak memukul rata pemungutan pajak tersebut. Dia memisalkan ada batas minimal penghasilan kena pajak US$ 1.000 (Rp 14 juta) per bulan.

Karena, menurut dia, banyak kreator pemula yang untuk mencapai US$ 1.000 membutuhkan waktu berbulan-bulan, atau bahkan sampai setahun. “Istilahnya, belum gajian, masih di tabungan dengan nominal sangat kecil tiap bulan sudah dipotong,” ujar dia.

Selain itu, jika memungkinkan, untuk kreator yang belum pernah melakukan pencairan perdana diberi nilai atau rate iklan lebih baik. “Ini sebagai penyemangat, mengingat CPM atau cost per milles di Indonesia sangat rendah,” katanya lagi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perwakilan Google Indonesia menjelaskan alasan memotong pajak Amerika kepada seluruh kreator. Menurutnya, ketentuan tersebut berdasarkan Pasal 3 Hukum Pendapatan Dalam Negeri Amerika Serikat (US Internal Revenue Code).

Berdasarkan ketentuan itu, Google bertanggung jawab mengumpulkan informasi pajak, memotong/memungutnya, dan melapor ke otoritas pajak jika kreator Program Partner YouTube (YPP) menghasilkan pendapatan royalti yang diperoleh dari penonton di Amerika.

“Jika Anda memperoleh penghasilan dari penonton di Amerika, Google dapat mulai mengenakan potongan pajak (disebut pajak potong/pungut) paling cepat Juni 2021,” buunyi keterangan yang diberikan, Rabu malam.

Logo YouTube. (youtube.com)

Google juga telah mengungkap langkah pemotongan dan tenggatnya itu dalam laman resminya. Raksasa teknologi ini sekaligus meminta dikirimkan informasi pajak di AdSense sesegera mungkin. Jika tidak memberikan informasi hingga 31 Mei 2021, Google mungkin akan diwajibkan memotong total penghasilan dari seluruh dunia hingga sebesar 24 persen.

“Jika Anda adalah kreator (youtuber) yang berada di Amerika Serikat, Anda mungkin telah mengirimkan informasi pajak. Untuk memastikan, periksa informasi pajak Anda di akun AdSense,” katanya.

Baca juga:
Covid-19 India: Sejuta Follower tak Mampu Selamatkan Nyawa Youtuber Ini 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

19 jam lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

23 jam lalu

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu setelah Rusia mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai entitas independen, di New York City, AS 21 Februari 2022. REUTERS/Carlo Allegri
Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.


Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

1 hari lalu

Chief Executive Officer Tesla Elon Musk masuk ke dalam mobil Tesla saat meninggalkan sebuah hotel di Beijing, China 31 Mei 2023. REUTERS/Tingshu Wang
Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

Raksasa teknologi Tesla, Google, dan Amazon melakukan PHK karyawan. Apa alasannya?


Reaksi Dunia atas Veto AS untuk Negara Palestina

1 hari lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Reaksi Dunia atas Veto AS untuk Negara Palestina

Amerika Serikat sekali lagi menunjukkan dukungannya terhadap Israel dan menggunakan hak vetonya dalam menghalangi terbentuknya Negara Palestina.


Adu Fitur Ponsel Lipat Galaxy Z Fold 6 Versus Pixel Fold, Mana yang Unggul?

1 hari lalu

Smartphone lipat Galaxy Z Flip 5 dan Z Fold 5 baru dari Samsung Electronics yang dipamerkan dalam acara Samsung Galaxy Unpacked 2023 di Seoul, Korea Selatan, 26 Juli 2023. Samsung Galaxy Z Flip 5 dan  Z Fold 5 menggunakan mekanisme engsel baru yang membuat ponsel ini dapat dilipat rata tanpa ada celah sehingga tidak ada debu atau air yang masuk. REUTERS/Kim Hong-Ji
Adu Fitur Ponsel Lipat Galaxy Z Fold 6 Versus Pixel Fold, Mana yang Unggul?

Galazy Z Fold 6 yang akan dirilis pafa pertengahan 2024 kerap dibandingkan dengan Pixel Fold yang ramai dipakai sejak tahun lalu.


Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

1 hari lalu

Ilustrasi hukuman cambuk di Iran. REUTERS
Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

Iran dikenal sebagai negara yang bergejolak. Suatu rezim menggunakan lembaga khusus untuk mengawasi dan membungkam oposisi


Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

1 hari lalu

Iran: Sanksi Dicabut atau Tak Ada Kesepakatan Nuklir
Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.


Pengalaman Mendebarkan Nessie Judge, Mobil Mogok di Tengah Hutan Dini Hari Tadi

1 hari lalu

Nessie Judge. Foto: Instagram Nessie Judge.
Pengalaman Mendebarkan Nessie Judge, Mobil Mogok di Tengah Hutan Dini Hari Tadi

Nessie Judge mencuit meminta pertolongan kepada pengguna Twitter lantaran mobilnya mogok dan remnya blong.


PBB Gagal Akui Negara Palestina karena Veto Amerika Serikat

1 hari lalu

Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Robert Wood, berbicara di Dewan Keamanan PBB pada 8 Desember 2023. REUTERS
PBB Gagal Akui Negara Palestina karena Veto Amerika Serikat

Seperti telah diperkirakan, Amerika Serikat menggunakan hak vetonya untuk menggagalkan upaya Palestina menjadi anggota tetap PBB.


5 Milisi Pendukung Iran, Ada Houthi Hingga Organisasi Badr

1 hari lalu

Sejumlah anggota Houthi bersenjatakan senapan mesin berada di atas truk pick-up selama prSejumlah anggota Houthi bersenjatakan senapan mesin da RPG saaat berada di atas truk pick-up selama protes untuk mengecam serangan pimpinan AS terhadap Houthi di dekat Sanaa, Yaman 25 Januari 2024.  REUTERS/Khaled Abdullahotes untuk mengecam serangan pimpinan AS terhadap Houthi di dekat Sanaa, Yaman 25 Januari 2024.  REUTERS/Khaled Abdullah
5 Milisi Pendukung Iran, Ada Houthi Hingga Organisasi Badr

Sejak revolusi 1979, Iran telah membangun jaringan proksi di seluruh Timur Tengah. Pengawal Revolusi Iran dan Pasukan elit Quds memberikan senjata, pelatihan dan dukungan keuangan kepada gerakan milisi tersebut.