TEMPO.CO, Jakarta - Menurut cerita orang-orang, lebah hanya bisa menyengat seseorang sekali, lalu ia akan mati. Benarkah lebah mati setelah menyengat?
Dilansir dari laman Thought.co, Rabu, 4 Agustus 2021, serangan lebah memang biasa terjadi dan menyakitkan, tetapi jarang mematikan. Rata-rata kematian akibat disengat lebah adalah 0,03-0,48 orang per 1 juta, hampir sama seperti disambar petir.
Saat Anda disengat lebah, Anda mungkin akan merasa puas karena lebah itu sedang dalam misi bunuh diri ketika menyengat Anda. Tetapi, benarkah lebah mati setelah menyengat seseorang?
Jawabannya tergantung pada jenis lebah yang menyengat Anda. Lebah madu bisa mati setelah menyengat, tetapi lebah jenis lain mungkin bisa menyengat korban lain setelah menyengat Anda.
Sengatan terjadi saat lebah mendarat di kulit Anda dan menggunakan ovipositornya untuk menyerang Anda. Saat lebah menyengat, ia memompa racun ke dalam kulit anda dari kantung racun yang menempel melalui bagian seperti jarum dari alat penyengat yang disebut stylus.
Stylus berada di antara dua lanset dengan duri. Saat lebah menyengat Anda, lansetnya ikut tertanam di kulit anda. Lalu, ketika lebah bergantian mendorong dan menarik stylish ke dalam daging Anda, kantung racun ikut memompa racun ke dalam tubuh Anda.
Kebanyakan lebah, seperti lebah soliter asli, memiliki lancet cukup halus. Mereka mempunyai duri kecil yang membantu lebah meraih dan menahan daging korban, sehingga duri mudah ditarik dan lebah-lebah ini tidak akan mati setelah menyengat Anda.
Berbeda dengan lebah madu yang memiliki duri cukup besar menghadap ke belakang pada lansetnya. Setelah duri-duri itu menyengat Anda, lebah akan mencoba kembali terbang.
Tetapi, duri-duri ini menggali terlalu dalam ke daging Anda. Saat ia terbang, seluruh alat penyengatnya ditarik dari tubuh lebah dan akan tertinggal di kulit Anda. Perutnya pun pecah dan lebah madu itu akhirnya mati.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Peneliti Belanda Latih Lebah untuk Mendeteksi Infeksi Covid-19