TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Ristek mencatat kemunculan kasus baru Covid-19 di antara sekolah-sekolah yang menerapkan pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas per 22 September 2021. Data sebanyak 25 klaster sekolah itu tertera dalam situs Kementerian berdasarkan survei terhadap 900 responden sekolah.
Hasil survei itu juga membeberkan data 227 pendidik dan tenaga kependidikan serta 241 peserta didik positif Covid-19. Mereka seluruhnya ada dalam 25 klaster sekolah yang sedang menggelar pembelajaran tatap muka terbatas.
Epidemiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Tonang Dwi Ardyanto, menanggapi temuan itu dengan harapan tidak ada kalangan yang saling menyalahkan. Dia menjelaskan, aktivitas pembelajaran tatap muka terbatas mulai digelar sejatinya sudah berdasarkan rekomendasi dari pemerintah daerah setempat dan persetujuan orang tua.
“Sekolah dan orang tua tidak memiliki data apapun selain data dari pemerintah pusat dan daerah dalam membuat keputusan bersedia tidaknya memulai PTM. Maka mari kita saling bercermin, jangan tergesa-gesa saling menyalahkan,” tutur Tonang melalui pesan WhatsApp, Jumat 24 September 2021.
Dari pemerintah pusat, Tonang menunjuk data rinci dari Kementerian Kesehatan, di antaranya perihal positivity rate tujuh harian di tiap-tiap daerah. Saat ini, dari 34 provinsi, tinggal Kalimantan Utara yang tingkat temuan kasus positif Covid-19 di daerahnya masih 5,78 persen. Yang mendekati 5 persen adalah Aceh 4,69 persen, Sulawesi Tengah (3,83 persen), Bangka Belitung (3,73 persen), Jawa Tengah (3,30 persen), Sulawesi Barat (2,70 persen), Riau (2,58 persen), Kalimantan Barat (2,34 persen), dan Kalimantan Tengah (2,20 persen).
Guru mengajar muridnya di ruang kelas di SMK Negeri 7 Surabaya, Jawa Timur, Senin, 30 Agustus 2021. Pemprov Jawa Timur memulai pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas di 2.536 SMA/SMK dan SLB di 20 kabupaten/kota di Jawa Timur yang telah menerapkan PPKM Level 2 dan 3, sedangkan di wilayah PPKM level 4 kegiatan PTM secara terbatas belum digelar. ANTARA/Didik Suhartono
Lainnya sudah di bawah 2 persen, bahkan tidak sedikit yang di bawah 1 persen. “Jika disebut kasus baru sudah sedemikian rendah, positivity rate Covid-19 sudah di bawah 2 persen, bahkan 1 persen, apakah salah kalau ada keinginan memulai PTM terbatas,” kata Tonang yang juga seorang dokter patologi klinik itu, mengingatkan.
Baca juga:
P2G Minta Sekolah Jujur untuk Kesanggupan PTM Terbatas