Kabel bawah laut kemudian dikembalikan ke posisinya semula pada sudut yang tepat sama dengan awalnya. Bagian itu kemudian dikubur kembali menggunakan ROV (Remotely Operated Vehicle) yang dilengkapi dengan jet untuk sebuah teknik yang disebut jettison.
Kalau kedalaman lokasi kabel memungkinkan, ICPC menambahkan, ROV juga mungkin untuk digunakan langsung untuk perbaikan kabel di dasar laut. Teknik ini justru disukai karena tidak atau mengurangi kebutuhan operasional grapnel sehingga kerusakan dasar laut bisa diminimalisir.
Sebagai catatan, pemulihan kabel bawah laut dilakukan bukan hanya karena terjadi kerusakan oleh aktivitas manusia ataupun alam seperti gempa atau gigitan ikan. Perbaikan juga bisa dilakukan karena faktor kerusakan komponen internal, usia pakai kabel berakhir (biasanya setelah 20-25 tahun), atau karena kebutuhan pembersihan rute kabel.
Secara umum perbaikan atau pemulihannya biasanya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
- Menentukan lokasi kabel dan, jika perbaikan dibutuhkan, identifikasi bagian yang menyebabkan fault.
- Menguak atau memunculkan kabel dengan grapnel yang didesain khusus dari wahana khusus untuk perbaikan itu
- Mengangkat kabel itu ke permukaan laut untuk diganti atau diperbaiki
Selama proses perbaikan—kadang dari kedalaman 1-3 meter terkubur di dasar laut—tegangan kabel menjadi sangat menentukan. Karenanya upaya seperti meletakkan kembali kabel di dasar laut menjadi proses yang kompleks yang harus memperhitungkan sejumlah besar variabel berikut ini,
- Kecepatan dan sudut perbaikan
Kabel optik bawah laut Marea milik Microsoft dan Facebook. Kredit: Microsoft/RUN Studios
- Trek kapal sepanjang rute kabel
- Gaya gesek kabel yang mungkin bertambah karena pertumbuhan biologis di eksterior kabel
- Kedalaman perairan, kecepatan arus, efek gelombang permukaan ke pergerakan kapal, dan obyek alami maupun buatan manusia, seperti potongan bangkai kapal, yang bisa menghambat upaya mengangkat kabel bawah laut.
Baca juga:
Studi Ungkap 142 Virus Corona dari 13 Ribu Kelelawar di Cina, Nihil Covid-19