TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, Masdalina Pane, mengingatkan agar semua pihak mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 dari penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional XX. Kemungkinan ini harus diwaspadai sekalipun protokol kesehatan ditaati.
"Selama berlangsungnya PON terjadi interaksi banyak orang sehingga berpotensi meningkatkan jumlah kasus Covid-19," kata Masdalina dalam webinar bertajuk 'Jurus Antisipasi Gelombang Ketiga' yang diikuti di Jakarta, Selasa 28 September 2021.
Menurut dia, kewaspadaan itu harus dilakukan berkaca kepada beberapa gelaran olah raga skala internasional seperti Piala Eropa dan Olimpiade Tokyo beberapa waktu lalu. Dari keduanya, Masdalina menyebutkan, ada imbas kenaikan jumlah kasus Covid-19.
PON XX Papua dijadwalkan akan berlangsung di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika dan Kabupaten Merauke pada 2-15 Oktober 2021. Ada sebanyak 37 cabang olahraga yang dipertandingkan dan diperlombakan melibatkan sekitar 10 ribu atlet serta staf dan ofisial dari 34 provinsi.
Dalam webinar yang sama, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B. Harmadi, mengatakan bahwa pemerintah terus berusaha meningkatkan kapasitas tes atau pemeriksaan sampel untuk mengantisipasi potensi terjadinya gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia.
Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga tetap diberlakukan di berbagai daerah dan sosialisasi untuk mendorong kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan tetap dilakukan. Lalu, program vaksinasi terus dipercepat.
Sonny menambahkan pemerintah juga memperketat akses masuk dari luar negeri ke Indonesia untuk mencegah masuknya varian baru virus corona Covid-19. Akses masuk dari udara dibatasi hanya di Soekarno-Hatta dan Sam Ratulangi, Manado, lalu kemudian darat hanya boleh di Entikong, Aruk, Nunukan dan Motaain di Timor Leste dan laut juga hanya dua, Batam dan Tanjungpinang.
"Kementerian Kesehatan juga sudah mengirimkan (alat) tes cepat molekuler sehingga kita tidak perlu menunggu lama, dalam waktu satu jam sudah bisa memisahkan orang yang positif dan negatif (Covid-19)," katanya.
Baca juga:
Survei Ungkap Ransomware Sasar Rumah Sakit di AS Tingkatkan Risiko Kematian Pasien