TEMPO.CO, Jakarta - Para perokok memiliki kemungkinan 80 persen lebih besar untuk dilarikan ke rumah sakit. Mereka juga memiliki selisih peluang yang cukup signifikan untuk meninggal karena Covid-19 dibandingkan bukan perokok.
Studi terbaru yang mencakup di dalamnya kajian terhadap data observasi maupun data genetik tentang kebiasaan merokok dan infeksi virus corona menunjukkan kesimpulan itu. “Ada konsistensi, hubungan yang positif antara merokok dan kematian yang berkorelasi dengan Covid-19,” bunyi bagian dari kesimpulan studi yang telah dipublikasi dalam Jurnal Thorax 27 September 2021 tersebut.
Studi dilakukan oleh Ashley K. Clift dari Departemen Ilmu Kesehatan Layanan Primer di University of Oxford, Inggris, bersama timnya dari kampus yang sama dan juga University of Bristol serta University of Nottingham. Mereka memasukkan 421.469 responden yang sebagian di antaranya diambil dari data kuesioner Biobank Inggris dalam studi itu.
Sedang data status infeksinya diturunkan dari hasil data pemeriksaan sampel oleh Public Health Inggris, data rawat inap rumah sakit dan sertifikat kematian sampai dengan yang termutakhir 18 Agustus 2020.
Hasil studi menunjukkan, dibandingkan non perokok, para perokok saat ini dua kali lebih besar kemungkinannya meninggal dengan Covid-19 jika mereka merokok satu sampai sembilan batang rokok per hari. Semakin berat kebiasaan merokok, semakin tinggi risikonya.
Para perokok yang biasa menghabiskan 10-19 batang setiap harinya hampir enam kali lipat besar peluangnya untuk meninggal. Orang-orang yang merokok hingga lebih dari 20 batang sehari, kemungkinannya meninggal karena Covid-19 lebih dari enam kali mereka yang tidak pernah merokok.
Hasil studi ini datang saat sejumlah studi sejenis sebelumnya, tentang merokok dan risiko Covid-19, memberi bukti keterkaitan yang inkonsisten. Ada yang menyebut prevalensi rendah para perokok aktif di antara kasus aktif Covid-19 di rumah sakit dibandingkan proporsi jumlah mereka dalam masyarakat.
Tapi ada yang menyatakan sebaliknya, bahwa para perokok aktif berisiko tinggi terhadap kematian karena Covid-19 berdasarkan umur dan jenis kelaminnya.
Baca juga:
800 Bangku tak Terisi Saat PTM Terbatas Bergulir di Sumatera Utara, Sebagian Telah Ditinggal Menikah