TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah perusahaan rintisan atau startup teknologi pertanian yang berbasis di Tokyo, Jepang, mengembangkan varietas tomat baru menggunakan teknologi edit atau gunting gen CRISPR/Cas9. Sanatech Seed Co., nama startup itu, bekerja sama dengan ilmuwan di University of Tsukuba menghasilkan tomat merah Sisilia yang kaya gamma-aminobutyric acid (GABA), jenis asam amino yang diyakini bisa menurunkan tekanan darah dan membantu relaksasi.
Sanatech melakukannya dengan cara menyingkirkan domain dalam genom tomat yang menghalangi produksi GABA kadar tinggi. Menurut Shimpei Takeshita, Presiden Sanatech Seed yang juga Chief Innovation Officer di Pioneer EcoScience, perusahaan mengantongi izin komersialisasi tomat merah Sisilia kaya GABA pada akhir Desember lalu. Para petani yang mereka kontrak lalu mananam dan membudidayakannya dan per awal pekan lalu tomat-tomat sudah panen perdana dan siap dikirim ke pasar.
“Awalnya kami mendapatkan respons yang beragam untuk produk pangan dengan genom yang sudah disunting, dan kami berpikir akan sulit untuk membawanya ke pasar karena mereka belum sepenuhnya dipahami oleh para konsumen,” kata Takeshita Tatsuo, Direktur Sanatech Seed. “Tapi tomat-tomat ini kemudian mendapat testimoni yang baik dari mereka yang terlibat dalam uji budidayanya.”
Sanatech Seed mendapatkan izin komersialisasi dari komite di Kementerian Kesehatan Jepang. Izin disertai syarat, setiap paketnya yang masuk pasaran disertai stiker yang jelas menyatakan ‘diperkaya menggunakan teknologi edit genom’ untuk para konsumen menyadari penuh apa yang akan dibelinya.
Label diberikan meski varietas tanaman yang diedit susunan genetikanya telah dinyatakan sama amannya dengan metode konvensional yang biasa digunakan untuk memperkaya tanaman-tanaman. Namun label tetap harus disertakan untuk mereka yang menolak atau keberatan dengan teknologi rekayasa genetika bisa menghindarinya.
Tomat Sicilian Rouge High GABA sudah bisa dipesan di Sanatech. Harga per kotak berisi tiga kilogram sekitar 7500 yen atau hampir Rp 960 ribu.
NEW SCIENTIST, WONDERFUL ENGINEERING
Baca juga:
Rekayasa Genetika: Dulu Domba Dolly, Kini Kambing Pejantan Tangguh