TEMPO.CO, Yogyakarta - Intensitas guguran lava Gunung Merapi terpantau menurun tajam sepanjang pekan terakhir September. Pada periode 24-30 September hanya teramati sebanyak 67 kali muntahan lava pijar ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter.
"Periode akhir September ini menjadi intensitas terendah Merapi menyemburkan material aktifnya berupa guguran lava jika dibandingkan tiga periode sebelumnya sepanjang September," ujar Kepala Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, Jumat 1 Oktober 2021.
BPPTKG Yogyakarta mencatat, periode 3-9 September terjadi 129 kali guguran lava, lalu pada 10-16 September Gunung Merapi kembali terekam memuntahkan 144 kali guguran lava, dan pada periode 17-23 September Merapi meluncurkan 141 kali guguran lava.
Bersama anjloknya intensitas guguran lava tersebut, sepekan ini pun BPPTKG tak mendapati Gunung Merapi mengeluarkan awan panas. “Namun dua kubah lava baik bagian barat daya maupun tengah terus bertumbuh,” ujar Hanik.
Hanik menuturkan penambahan ketinggian kubah lava barat daya sekitar satu meter sepekan ini dengan volume menjadi sebesar 1.630.000 meter kubik. Sedangkan volume kubah tengah menjadi sebesar 2.854.000 meter kubik.
“Secara keseluruhan, intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi, dan aktivitas vulkanik Gunung Merapi tergolong masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif sehingga statusnya tetap Siaga,” kata Hanik.
Baca juga:
Samsung Realisasikan Kunci Mobil Digital di Ponsel dengan Teknologi UWB