TEMPO.CO, Jakarta - Virgin Galactic telah diizinkan untuk memulai kembali misi penerbangan pesawat ulang alik antariksanya, SpaceShipTwo. Otoritas penerbangan di Amerika Serikat (FAA) mengumumkan keputusannya itu Rabu, 29 September 2021, lalu setelah menyelesaikan investigasi terhadap isu keselamatan yang mencuat dari kesuksesan misi SpaceShipTwo mengangkut bos Virgin Galactic, Richard Branson, dan timnya Juli lalu
Saat misi tersebut, SpaceShipTwo dilaporkan melayang kembali ke Bumi tak mengikuti rencana awal. Virgin Galactic tidak menginformasikan akan adanya perubahan garis luncurnya tersebut kepada FAA dari yang seharusnya dilakukan.
Dengan ditutupnya investigasi, FAA meminta Virgin Galactic untuk membuat perubahan prosedur komunikasinya dengan FAA selama operasi penerbangan demi menjaga keselamatan publik. Menurut Virgin Galactic, itu perubahan prosedur termasuk, “Pembaruan kalkulasi untuk memperluas wilayah antariksa yang terlindungi untuk misinya di masa mendatang.”
Selain itu, Virgin Galactic juga menuturkan diminta menambahkan langkah-langkah ke dalam prosedur penerbangannya untuk memastikan notifikasi misi kepada FAA Air Traffic Control terjadi secara real-time.
Misi 11 Juli 2021, yang disebut Unity 22, membawa Branson dan tiga karyawan perusahaan Virgin Galactic terbang ke tepian antariksa dan beberapa saat menikmati sensasi mikrogravitasi. Misi diakhiri dengan pesawat SpaceShipTwo melayang kembali ke Pangkalan Antariksa Amerika milik Virgin Galatic di New Mexico.
SpaceShipTwo, pesawat wisata antariksa suborbital bersayap dengan dua pilot, terbang setinggi 53,5 mil. Misi kelihatannya sangat sukses hingga sebulan kemudian, tepatnya pada 1 September, The New Yorker melaporkan bahwa pilot telah mendapat tanda lampu peringatan selama roket membawa mereka menanjak menuju luar angkasa.
Peringatan itu mengindikasikan pesawat tidak mendaki tidak cukup vertikal untuk bisa nantinya—setelah capai tepian antariksa--melayang kembali ke Bumi sesuai desain perjalanan yang sudah dibuat.
Virgin Galactic menyatakan menghargai kajian atau investigasi menyeluruh oleh FAA. “Program terbang uji kami secara spesifik didesain untuk secara berkelanjutan memperbaiki proses dan prosedur yang kami jalankan,” kata CEO Virgin Galactic, Michael Colglazier.
Dia menambahkan jaminannya bahwa seluruh pendekatan Virgin Galactic terhadap setiap misi penerbangan luar angkasa berfokus pada keselamatan. “Pembaruan kepada airspace kami dan protokol notifikasi misi real-time akan memperkuat persiapan kami menuju peluncuran komersial dari pengalaman terbang di luar angkasa.”
Penerbangan Virgin Galactic berikutnya, Unity 23, adalah misi riset tiga anggota Angkatan Udara Italia. Virgin Galactic telah mengatakan investigasi FAA tak mempengaruhi tenggat terbang Unity 23 yang rencananya dilakukan paling cepat pertengahan Oktober ini.
Tapi, isu teknis yang lain mungkin akan menyebabkan penundaan. Sebelumnya, perusahaan mengatakan, “penyuplai pihak ketiga belum lama ini mengungkapkan potensi cacat pembuatan sebuah komponen sistem aktuasi kendali terbang yang mereka kirim ke Virgin Galactic.
THE VERGE
Baca juga:
Pesawat Bomber Amerika Era Perang Dunia II Ini Dijual Rp 128,5 Miliar