TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti gabungan dari Indonesia dari Inggris menemukan konsentrasi tinggi zat aktif dalam farmasi yakni parasetamol di dua dari empat lokasi pengambilan sampel air pantai Jakarta. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Marine Pollution Bulletin terbit online 5 Juni 2021 itu sedang membuat heboh masyarakat di ibu kota.
Penulis utama laporan dalam jurnal itu adalah Wulan Koagouw, peneliti di Pusat Penelitian Oseanografi BRIN yang kini sedang menempuh program doktoral di University of Brighton, Inggris. Dia menyebut tingginya konsentrasi parasetamol yang ditemukan di pantai Jakarta melampaui temuan di negara lain seperti Brasil dan Portugis.
Kepada ANTARA, Wulan mengatakan, konsentrasi tinggi parasetamol di Angke dan Ancol tersebut terkait dengan paparan jangka panjang terhadap organisme laut di Teluk Jakarta. Dia menyebut terutama dampak pada budidaya kerang laut di sekitar perairan di Pantai Jakarta itu.
Meskipun memerlukan penelitian lebih lanjut, Wulan menambahkan, beberapa hasil penelitian di Asia Timur, seperti Korea Selatan juga menyebutkan bahwa zooplankton yang terpapar parasetamol menyebabkan peningkatan stres hewan dan oxydative stress.
Maksud dari dampak yang kedua adalah ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dengan sistem antioksidan, yang berperan dalam mempertahankan homeostasis.
“Homeostasis adalah proses dan mekanisme otomatis yang dilakukan makhluk hidup untuk mempertahankan kondisi konstan agar tubuhnya dapat berfungsi dengan normal, meskipun terjadi perubahan pada lingkungan di dalam atau di luar tubuh,” katanya.
Nyatanya paparan konsentrasi tinggi polutan dari zat aktif farmasi tak hanya terjadi di Jakarta. Sejumlah studi telah menemukan yang sama di perairan permukaan di lokasi lain termasuk negara barat. Penggunaan obat-obatan yang semakin meningkat untuk berbagai keluhan diyakini menjadi faktor di baliknya.
“Malahan, pandemi Covid-19 saat ini telah berkontribusi kepada peningkatan yang lebih tinggi lagi dalam hal penggunaan obat-obatan yang sebagian adalah antibiotik,” tertulis di envirotech-online.
Kondisi perairan Kali Adem di Muara Angke, Jakarta, Ahad, 3 Oktober 2021. Teluk Jakarta di kawasan Angke dan Ancol di wilayah Jakarta Utara dilaporkan tercemar paracetamol dengan konsentrasi tinggi. TEMPO/Muhammad Hidayat
Polutan zat aktif obat-obatan,termasuk parasetamol, di perairan menjadi mencemaskan karena mereka (obat) sejatinya didesain untuk memicu respons biologi pada penggunaan dosis yang rendah. Sedang konsentrasinya yang tinggi yang ditemukan di perairan mungkin memberi dampak yang tidak diinginkan untuk lingkungan.