Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti Ungkap Fenomena Langit Gunung Menoreh Bersinar Hijau Seperti Aurora

image-gnews
Keindahan Aurora Borealis atau Cahaya Utara menghiasi langit dekat Rovaniemi di Lapland, Finlandia 25 September 2020. REUTERS/Alexander Kuznetsov
Keindahan Aurora Borealis atau Cahaya Utara menghiasi langit dekat Rovaniemi di Lapland, Finlandia 25 September 2020. REUTERS/Alexander Kuznetsov
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Langit Gunung Menoreh berbeda dari biasanya pada Kamis malam, 30 September 2021. Langitnya yang biasa gelap tiba-tiba memancarkan sinar kehijauan seperti aurora di kutub bumi. Fenomena itu sempat viral di media sosial.

Menurut peneliti klimatologi dari Pusat Riset Sains dan Teknologi Atmosfer di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin, langit berwarna kehijauan ini  merupakan fenomena yang disebut dengan langit glowing. “Terjadi karena keberadaan gelombang gravitasi atmosfer,” katanya lewat keterangan tertulis, Senin, 4 Oktober 2021.

Fenomena langit glowing di Gunung Menoreh terkait dengan badai skala meso atau meluas. Kredit: Dok.PRSTA-BRIN

Fenomena yang juga disebut sebagai Atmospheric Gravity Wave itu, menurut Erma, terkait dengan aktivitas badai skala meso atau meluas. Dari hasil pengamatan data Satellite-Based Disaster Early Warning System (SADEWA)-BRIN, badai skala meso yang kuat dan meluas terbentuk di atas lautan Selat Karimata sebelah barat Kalimantan. “Berjarak sekitar 200 kilometer dari lokasi (Gunung Menoreh),” ujarnya.

Aktivitas badai itu sepanjang hari bergerak seperti pendulum. Pada awalnya, kata Erma, badai itu terbentuk di Sumatera pagi hari lalu menuju timur ke arah Kalimantan melintasi laut Cina Selatan hingga sore hari.

Pada malam harinya, badai ini bergerak kembali dari Kalimantan menuju ke lautan dan menetap hingga tengah malam. Aktivitas badai skala meso itu, kata Erma, kemungkinan yang menjadi pengganggu bagi lapisan-lapisan di atmosfer sehingga terbentuk gelombang gravitasi atmosfer yang sangat kuat dan penampakannya dapat dilihat di suatu lokasi di Jawa Tengah-Yogyakarta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya, laporan ilmiah berkaitan dengan langit glowing itu telah diterbitkan oleh American Geophysical Union dalam Journal of the Geophyisical Research Atmosphere pada 16 November 2020. Laporan itu, kata Erma, menjelaskan peristiwa langit glowing yang dapat dilihat oleh mata telanjang di daerah tropis, yaitu di Argentina, Amerika Selatan, pada 17 Maret 2020.

Laporan langit glowing di Argentina menunjukkan sinar kehijauan serupa berkaitan dengan aktivitas badai skala meso yang terjadi sekitar 100 kilometer dari lokasi. Gelombang gravitasi atmosfer dengan skala planet dapat terbentuk karena suatu gangguan di atmosfer pada suatu lokasi tertentu.

Gangguannya bisa mencapai lapisan tertinggi yaitu, yaitu mesosfer. Adapun gangguan di atmosfer permukaan atau yang terjadi di lapisan troposfer diketahui akibat aktivitas konvektif yang menghasilkan awan konveksi yang tinggi.

Baca:
Inilah Penjelasan Mengapa Langit dan Laut Berwarna Biru

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Rencanakan Temui Warga Usai Penutupan Jalan Akses Serpong Parung Diprotes

4 jam lalu

Ratusan warga Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang Selatan menutup akses menuju kantor BRIN, Kamis 18 April 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
BRIN Rencanakan Temui Warga Usai Penutupan Jalan Akses Serpong Parung Diprotes

Warga perbatasan Tangerang Selatan dan Kabupaten Bogor memprotes rencana BRIN menutup jalan Serpong-Parung


BRIN Klaim Penutupan Jalan Akses Serpong-Parung untuk Meningkatkan Kegiatan Riset

5 jam lalu

Warga Kampung Muncul, Tangsel, menolak penutupan akses jalan di depan kantor BRIN,  Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
BRIN Klaim Penutupan Jalan Akses Serpong-Parung untuk Meningkatkan Kegiatan Riset

BRIN mengatakan telah membangun jalan baru sebagai pengganti jalan akses penghubung Serpong dan Parung yang akan ditutup


Penjelasan BRIN soal Penutupan Jalan Serpong-Parung yang Diprotes Warga

8 jam lalu

Penutupan akses jalan di depan kantor BRIN di Jalan Raya Serpong-Parung gagal dilakukan, Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Penjelasan BRIN soal Penutupan Jalan Serpong-Parung yang Diprotes Warga

BRIN menjelaskan soal rencana pengalihan akses jalan yang melintas di Kawasan Sains dan Teknologi atau KST B.J. Habibie, Serpong,


Jawab Protes Warga Soal Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN Akan Sediakan Sentra UMKM di Jalan Lingkar

19 jam lalu

Ratusan warga Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang Selatan menutup akses menuju kantor BRIN, Kamis 18 April 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Jawab Protes Warga Soal Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN Akan Sediakan Sentra UMKM di Jalan Lingkar

Warga Bogor dan Tangsel memprotes rencana BRIN menutup jalan yang selama ini berada di kawasan lembaga riset itu.


Warga Tangsel-Bogor Tolak Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN: Bukan Penutupan tapi Pengalihan

1 hari lalu

Penutupan akses jalan di depan kantor BRIN di Jalan Raya Serpong-Parung gagal dilakukan, Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Warga Tangsel-Bogor Tolak Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN: Bukan Penutupan tapi Pengalihan

BRIN Yan Riyanto membantah jika institusinya menutup jalan Serpong-Parung. Dia menyebut BRIN hanya mengalihkan arus jalan.


Ketika Bunga Bangkai Nomor 76 di Kebun Raya Cibodas Mekar untuk Ketiga Kalinya

1 hari lalu

 Salah satu koleksi Bunga Bangkai di Kebun Raya Cibodas Mekar. Bunga tersebut hasil semai bibit yang ditanam pada 2004. (Dok. BRIN)
Ketika Bunga Bangkai Nomor 76 di Kebun Raya Cibodas Mekar untuk Ketiga Kalinya

Salah satu koleksi bunga bangkai Kebun Raya Cibodas mekar kembali. Bunga langka itu sempat mekar pada 2016 dan 2020.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

1 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

2 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


Omset Merosot Imbas Penutupan Jalan di Sekitar Kantor BRIN, Pengusaha: Bakal jadi Kota Mati

2 hari lalu

Penutupan akses jalan di depan kantor BRIN di Jalan Raya Serpong-Parung gagal dilakukan, Kamis 11 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Omset Merosot Imbas Penutupan Jalan di Sekitar Kantor BRIN, Pengusaha: Bakal jadi Kota Mati

Pengusaha di Jalan Serpong-Parung di dekat kantor BRIN mengeluh. Pasalnya, omset mereka berturun drastis sejak dibuat jalan Lingkar Baru.


BMKG sebut Badai Siklon Tropis Tingkatkan Curah Hujan Beberapa Kota Besar di Indonesia

2 hari lalu

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan bibit siklon tropis baru 96S di sekitar Laut Sawu (10.2oLS 121.0oBT) dan diidentifikasi menunjukkan kecenderungan menguat secara perlahan dalam beberapa hari kedepan. BMKG
BMKG sebut Badai Siklon Tropis Tingkatkan Curah Hujan Beberapa Kota Besar di Indonesia

Waspada curah hujan akan semakin tinggi di beberapa kota besar Indonesia, akibat siklon tropis. Ini peringatan dari BMKG.