TEMPO.CO, Jakarta - Pempek merupakan ikon kuliner Palembang yang terkenal. Makanan ini terbuat dari bahan dasar ikan dan biasa disajikan dengan cuko yang memiliki rasa asam manis.
Saat ini, orang-orang yang ingin memakan pempek tidak perlu datang langsung ke Palembang. Berkat kepopulerannya, pempek telah dijual di berbagai daerah di Indonesia dengan harga yang terjangkau.
Sebelum ikan tenggiri dijadikan bahan paling umum untuk membuat pempek seperti sekarang, ada ikan lain yang pernah dijadikan bahan baku utama. Ikan tersebut adalah ikan belida.
Melansir dari laman Dinas Perikanan Kutai Barat, Selasa, 4 Oktober 2021, nama belida diambil dari nama salah satu sungai di Sumatera Selatan. Ikan ini termasuk dalam kelompok ikan primitif atau purba.
Nama ilmiah ikan belida adalah Chitala lopis. Penyebaran ikan belida meliputi sungai-sungai besar serta daerah aliran sungai, daerah banjiran, dan danau.
Ikan belida memiliki bentuk pipih yang unik. Ikan ini merupakan ikan predator yang memangsa ikan-ikan kecil dan udang-udangan.
Belida menyukai gelap dan lebih aktif di malam hari. Biasanya, belida hidup di lubuk bawah pepohonan.
Karena bentuk dan rasanya, belida banyak dimanfaatkan, baik untuk dipelihara maupun diolah menjadi makanan. Sayangnya, saat ini belida sudah menjadi salah satu ikan yang terancam punah.
Kelangkaan ikan belida disebabkan karena pemanfaatannya melebihi kemampuan produksinya. Untuk bertelur, induk ikan belida harus berenang dari sungai menuju daerah rawa banjiran terlebih dahulu.
Belida akan memilih daerah rawa yang banyak ditumbuhi tanaman dengan substrat keras. Tanaman tersebut lalu dijadikan tempat menempelkan telur pada kedalaman 1-2 meter.
Berdasarkan Permen LHK No.20/2018, ikan belida yang dilindungi termasuk belida Borneo, belida Sumatera, belida tropis dan belida Jawa. Karena cenderung sulit didapatkan, ikan ini akhirnya tidak lagi dijadikan bahan baku utama pempek.
SITI NUR RAHMAWATI
Baca juga: Langka jadi Bahan Pempek, Ikan Belida Kini Jadi Hiasan?