TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno tak menampik kinerja aplikasi PeduliLindungi sebagai platform screening di masa pandemi Covid-19 kadang tak optimal karena sejumlah kendala. Menurutnya, aplikasi masih harus terus ditingkatkan termasuk dengan mengintegrasikannya untuk bisa diakses melalui platform lain.
Sandiaga menuturkan, terbaru, aplikasi ini telah terintegrasi dengan 12 platform digital lain, di antaranya Go-Jek. “Termasuk sudah kami integrasikan dengan platform yang dikembangkan pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Visiting Jogja,” ujar Sandiaga di Yogyakarta, Jumat 8 Oktober 2021.
Visiting Jogja merupakan aplikasi pendata kunjungan wisatawan di Yogya, sekaligus menjadi platform yang memungkinkan wisatawan reservasi destinasi dan melihat kondisi kapasitas kunjungan di tiap destinasi. “Melalui aplikasi Visiting Jogja itu wisatawan tak perlu lagi unduh aplikasi PeduliLindungi, karena bisa diakses melalui aplikasi itu,” kata Sandiaga.
Pengelola kawasan wisata Pinus Mangunan Bantul Yogyakarta Purwo Harsono membenarkan kinerja aplikasi PeduliLindungi masih kerap merepotkan. “Seringkali kesulitannya masih terkendala sinyal internet yang tidak stabil saat proses scan barcode,” kata dia.
Karena scan barcode lambat, pengelola biasanya mengarahkan wisatawan pakai cara manual. Wisatawan cukup menunjukkan kartu atau sertifikat vaksin Covid-19 agar bisa masuk.
Akibat gangguan sinyal internet itu, kata Purwo, dalam satu rombongan wisatawan ada anggota yang tidak bisa masuk karena gagal scan barcode meskipun sudah menunjukkan kartu vaksin. Purwo menuturkan, gagal aksesnya aplikasi PeduliLindungi membuat wisatawan seringkali menuding jika mereka dipersulit sehingga tidak sedikit yang meluapkan kemarahan dan memberikan komentar negatif.
Baca juga:
Sultan Minta Kampus Siapkan SOP Sebelum Kuliah Tatap Muka