TEMPO.CO, Bandung - Hasil uji klinis fase III vaksin Covid-19 buatan Anhui Longcom Biopharmaceutical, Cina, telah berbuah izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Peneliti utamanya dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Rodman Tarigan membeberkan perbandingannya dengan dua vaksin lain yang telah dipakai.
Menurut Rodman, efikasi atau keampuhan Zifivax, nama vaksin Covid-19 dari Anhui, terukur sebesar 81,51 persen pada relawan uji klinis yang berusia 18-59 tahun. Relawan berusia lebih dari 60 tahun mendapatkan tingkat efikasi yang lebih tinggi, yaitu 87,58 persen.
Zifivax, kata Rodman, merupakan vaksin rekombinan atau sub unit protein. Platform vaksin ini diambil dari spike glikoprotein atau bagian kecil virus yang akan memicu kekebalan saat disuntikkan ke tubuh manusia.
Platform vaksin itu, menurutnya, berbeda dari vaksin buatan Cina lainnya yaitu Sinovac yang luas digunakan di Indonesia. Rodman yang juga ikut dalam tim riset uji klinis vaksin Sinovac di Bandung mengatakan, vaksin Sinovac berasal dari virus yang dimatikan atau inaktivasi. Efikasinya sejauh ini diketahui 65,3 persen.
Perbedaan platform vaksin itu, menurut Rodman, bisa menjadi salah satu faktor yang membedakan angka efikasi. Perbedaan juga terlihat dari vaksin dengan platform mRNA seperti vaksin Moderna atau Pfizer yang memiliki efikasi lebih tinggi, yaitu di atas 90 persen.
“Kalau kita lihat (efikasi) vaksin Moderna itu memang tinggi, tapi KIPI-nya lumayan (tinggi) juga,” katanya di laman Unpad, Jumat, 8 Oktober 2021. Adapun vaksin Anhui, Zifivax, yang efikasinya lebih tinggi daripada vaksin Sinovac, CoronaVac, diyakininya memiliki kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) tidak jauh berbeda satu sama lain.
Petugas menujukkan vaksin Covid-19 dari Sinovac dan alat jarum suntik sebelum melakukan vaksinasi penyuntikan dosis kedua CoronaVac pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Jati Sampurna, Bekasi, Jawa Barat, Kamis, 28 Januari 2021. Rumah Sakit Jati Sampurna melakukan Penyuntikan dosis kedua vaksin COVID-19 untuk para tenaga medis dan tenaga kesehatan yang bertugas setelah sebelumnya mendapatkan vaksinasi penyuntikan dosis pertama pada 14 Januari 2021. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Rodman mengatakan, uji klinis fase III vaksin Anhui, Zifivax, juga dilakukan di sejumlah negara, yaitu Uzbekistan, Ekuador, Pakistan, dan Cina. Angka efikasi dari setiap negara peserta uji klinis memiliki nilai yang sama, yaitu sekitar 81 persen.
Menurutnya, CoronaVac maupun Zifivax sudah melewati proses yang halal. “Anhui merupakan perusahaan vaksin yang memproduksi vaksin meningitis yang sudah digunakan untuk jemaah haji asal Indonesia,” ujar Rodman.
Baca juga:
Covid-19 Global Terkini: Turki dan Inggris Geser Posisi Brasil dan India