TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah laporan mengungkapkan bahwa banyak lahan Hutan Amazon, Brasil, telah diperjualbelikan di platform Facebook secara ilegal. Investigasi itu dilakukan oleh BBC pada Februari di Marketplace Facebook dan menemukan orang yang menjual tanah luas di kawasan konservasi ekologis itu.
Laporan juga menyebutkan bahwa penjualan yang dilakukan tanpa sertifikat tanah resmi yang menunjukkan kepemilikan. “Dan didorong oleh deforestasi Amazon yang disebabkan oleh industri ternak Brasil,” tertulis dalam laporan tersebut.
Facebook awalnya menanggapi laporan investigasi tersebut dengan menyatakan tidak akan begitu saja menghentikan penjualan tanah ilegal di Amazon. Alasannya, aturan kebijakan perdagangan Facebook sudah mengharuskan setiap pembeli dan penjual untuk mematuhi undang-undang dan peraturan di daerah setempat.
Belakangan, menyadari bahwa menjual tanah di kawasan konservasi ekologis biasanya ilegal dan dapat berdampak negatif pada flora, fauna, dan orang-orang yang tinggal di sana, Facebook berubah. Media sosial besutan Mark Zuckerberg itu mengumumkan sikap yang lebih keras pada Jumat, 8 Oktober 2021, lalu.
Facebok mengubah kebijakan perdagangannya untuk secara eksplisit melarang penjualan tanah yang dilindungi. Kebijakan baru berlaku di Facebook dan Instagram, termasuk juga di WhatsApp.
“Daftar tidak boleh mempromosikan pembelian atau penjualan hewan atau produk hewan, atau tanah di kawasan konservasi ekologis,” bunyi kebijakan baru Facebook.
Foto udara yang menunjukkan traktor di perkebunan dekat hutan Amazon yang gundul di dekat Porto Velho, Negara Bagian Rondonia, Brasil, 22 Agustus 2019. Deforestasi di sejumlah kawasan negara bagian Para dan Roraima merupakan konsekuensi dari sikap Presiden Jair Bolsonaro yang pro-pertambangan. REUTERS/Ueslei Marcelino
Perusahaan juga berencana akan memeriksa referensi basisdata lahan yang dilindungi untuk mengidentifikasi siapa saja yang melanggar kebijakannya. Basisdata tersebut khususnya berdasarkan program lingkungan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
"Penegakan hukum sekarang akan mulai ditingkatkan," kata Facebook sambil menambahkan bahwa seiring waktu, pihaknya akan mengamati bagaimana proses ini bekerja dan melakukan perbaikan yang sesuai.
Namun, pengumuman itu muncul pada saat-saat sulit yang dialami Facebook. Karena perusahaan itu sedang menghadapi pengawasan ketat dari anggota parlemen setelah kesaksian pelapor Frances Haugen di Senat tentang kerugian yang disebabkan aplikasi berlogo 'f' itu dan down parah pada Senin-Selasa pekan lalu.
THE VERGE | BBC | CNN
Baca juga:
Recovery Index Covid-19 Indonesia Dinilai Sangat Baik, tapi Fatalitas Terburuk