TEMPO.CO, Bandung - Pemeringkatan Top 1.000 Sekolah dari Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) 2021 bukanlah daftar sekolah terbaik. LTMPT hanya membuat ranking dari hasil rata-rata nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) pada 2020-2021. “Ini adalah posisi atau urutan, bukan soal SMA terbaik atau tidak terbaik,” kata Ketua LTMPT M. Nasih.
Menurutnya, saat peluncuran peringkat itu secara daring pada 1 Oktober lalu, pemeringkatan itu tentu akan mempunyai banyak arti. Tapi, konon, Nasih menambahkan, sekolah yang tertinggi atau terbaik itu tidak hanya diukur dari nilai UTBK. “Karena itu sejak awal kami tidak berani menyampaikan bahwa ini adalah pemeringkatan SMA terbaik atau bukan terbaik,” ujarnya.
Selain itu, ujian yang digelar LTMPT tidak berorientasi untuk mengevaluasi keberhasilan penyerapan materi belajar di sekolah. Materi tes yang dikembangkan ditujukan untuk mengukur kapasitas tiap peserta. “Serta potensinya untuk menyelesaikan studinya dengan baik di berbagai jurusan yang dipilih,” kata Nasih yang juga Rektor Universitas Airlangga itu.
LTMPT untuk kedua kalinya membuat peringkat Top 1.000 Sekolah Berdasarkan Nilai UTBK. Nilai rata-ratanya dihitung dari hasil UTBK setiap siswa per sekolah pada 2020 dan 2021. Rencananya, kata Nasih, perhitungan itu dilakukan dalam kurun 3 tahun sejak 2019.
Pada tahun ini, LTMPT memakai kriteria pemeringkatan yaitu hanya sekolah yang total siswanya minimal 40 orang ikut UTBK. Dari jumlah sekolah asal peserta UTBK sebanyak 23.110 sekolah, yang lolos syarat batas minimal itu ada 4.432 SMA sederajat.
Hasil tes UTBK sesi pertama. (LTMPT)
Adapun menurut Ketua Eksekutif LTMPT Budi Prasetyo Widyobroto, daftar peringkat itu untuk memberikan gambaran ke masyarakat. “Karena sekarang kan Ujian Nasional sudah enggak ada,” katanya, Senin 11 Oktober 2021.
Baca juga:
9 Fakta dari Daftar SMA Terbaik versi LTMPT Tahun Ini