Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Uni Eropa Gelar Pekan Diplomasi Iklim 2021, Ajak Masyarakat Peduli Krisis Iklim

image-gnews
Air yang mengalir dari lelehan gletser Laohugou No. 12, di pegunungan Qilian, Kabupaten Otonomi Mongol Subei di provinsi Gansu, Cina, 27 September 2020. Gletser di pegunungan Qilian di Cina menghilang dengan kecepatan yang mengejutkan karena pemanasan global. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Air yang mengalir dari lelehan gletser Laohugou No. 12, di pegunungan Qilian, Kabupaten Otonomi Mongol Subei di provinsi Gansu, Cina, 27 September 2020. Gletser di pegunungan Qilian di Cina menghilang dengan kecepatan yang mengejutkan karena pemanasan global. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa bersama kedutaan besar negara-negara anggota di Jakarta meluncurkan Pekan Diplomasi Iklim (Climate Diplomacy Week) di Indonesia. Gelaran ini merupakan bagian dari kampanye global tahunan untuk mendorong kolaborasi dan aksi positif terkait perubahan iklim.

Dengan tema Ambition and Action, Pekan Diplomasi Iklim diselenggarakan mulai 11-16 Oktober 2021. Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket mengatakan negara-negara di berbagai belahan dunia mengalami dampak buruk perubahan iklim. Dalam beberapa bulan dan minggu terakhir, dunia banyak menyaksikan lagi terjadinya kebakaran, banjir dan kekeringan terparah dalam beberapa dekade akibat krisis.

“Kita perlu bersatu sedini mungkin untuk melakukan transformasi menuju masa depan yang rendah emisi dan memiliki ketahanan iklim,” ujar dia dalam acara virtual, Senin, 11 Oktober 2021.

Laporan ilmiah terbaru dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB memperingatkan bahwa pemanasan global bisa melampaui 1,5 derajat Celcius dalam kurun waktu dua dekade. Laporan ini sekaligus menegaskan bahwa Bumi memanas secara cepat karena faktor manusia.

Menurut Piket, aksi yang jelas dan ambisius dibutuhkan untuk membatasi pemanasan global dan mencapai nol emisi pada tahun 2050. Untuk mencapai target ini, semua negara perlu berbagi data terkini dan meningkatkan Kontribusi yang Ditetapkan secara Nasional (Nationally Determined Contribution/ NDC) dalam Konferensi Perubahan Iklim 2021 PBB (COP 26), yang akan berlangsung di Glasgow November mendatang.

Piket juga menerangkan, Uni Eropa telah melakukan bagiannya dengan mengadopsi Kesepakatan Hijau Eropa (European Green Deal), yaitu peta jalan menuju netralitas iklim Uni Eropa pada 2050. “Kami juga mengadopsi paket Fit for 55, proposal legislatif dan kebijakan untuk memenuhi target pengurangan emisi setidaknya 55 persen pada 2030,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia mendorong dialog dan aksi iklim yang kolaboratif, serta berharap menumbuhkan saling pengertian di berbagai kelompok masyarakat melalui partisipasi Indonesia, organisasi masyarakat sipil, kelompok pemuda dan sektor swasta. Menurutnya, krisis iklim adalah krisis planet, oleh karena itu pengurangan emisi harus menjadi upaya kolektif global.

“Selama lima hari ke depan akan ada 15 kegiatan yang menunjukkan bahwa kita peduli, kita mampu, dan kita melakukannya untuk meningkatkan aksi kolektif di berbagai kelompok masyarakat,” tutur piket.

Pekan Diplomasi Iklim 2021 mengangkat lima bidang tematik, yang semuanya relevan dengan tema besarnya, yakni meningkatkan ambisi iklim, transformasi ekonomi, pelestarian ekosistem, mengajak keterlibatan semua pihak, dan sarana untuk mencapai ambisi. Gelaran ini  akan menghadirkan 40 pembicara dalam 15 sesi seperti webinar, sesi bincang, dialog; dan sejumlah kegiatan lainnya termasuk aksi tanam pohon bakau.

Baca:
Peraih Nobel Fisika Syukuro Manabe: Michael Jordan dari Lab Ilmu Iklim

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

3 jam lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.


Cerita Petugas Damkar Tak Bisa Selamatkan 7 Orang saat Kebakaran di Mampang

12 jam lalu

Petugas sedang memadamkan api yang membakar sebuah ruko di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta, Jumat, 19 April 2024. Foto: ANTARA/Khaerul Izan
Cerita Petugas Damkar Tak Bisa Selamatkan 7 Orang saat Kebakaran di Mampang

Kebakaran toko Saudara Frame & Galery di Mampang Prapatan Kamis kemarin mengakibatkan tujuh orang tewas


Apa itu Cloud Seeding yang Diduga Jadi Penyebab Banjir di Dubai?

1 hari lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Apa itu Cloud Seeding yang Diduga Jadi Penyebab Banjir di Dubai?

Mengenal cloud seeding yang diduga menjadi penyebab badai dan banjir di Dubai.


Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

1 hari lalu

Iran: Sanksi Dicabut atau Tak Ada Kesepakatan Nuklir
Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.


Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

1 hari lalu

Jalan yang terendam banjir setelah hujan lebat di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. Pusat Meteorologi Nasional mengatakan UEA mengalami curah hujan terberat dalam 24 jam terakhir sejak mulai mengumpulkan data pada tahun 1949, menambahkan bahwa curah hujan tertinggi tercatat di daerah 'Khatm Al Shakla' di Al Ain mencapai 254 mm. Gelombang badai petir yang hebat disertai hujan lebat mempengaruhi sebagian besar kota di UEA pada tanggal 16 April terutama di Dubai, Sharjah dan Al Ain di mana pertandingan leg pertama semifinal Liga Champions Asia antara Klub Al-Ain UEA dan Al-Hilal dari Arab Saudi telah ditunda. EPA-EFE/STRINGER
Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.


Tujuh Orang Tewas dalam Kebakaran Ruko di Mampang Prapatan

1 hari lalu

Petugas sedang memadamkan api yang membakar sebuah ruko di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta, Jumat, 19 April 2024. Foto: ANTARA/Khaerul Izan
Tujuh Orang Tewas dalam Kebakaran Ruko di Mampang Prapatan

Tujuh orang tewas dalam kebakaran ruko Saudara Frame dan Galery di Mampang Prapatan.


Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

1 hari lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi. Kepresidenan Iran/WANA via REUTERS
Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

Sepanjang sejarah, Iran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional atau embargo dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

1 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Bandara Dubai Kembali Beroperasi Usai Banjir, Jalan Masih Ditutup

1 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
Bandara Dubai Kembali Beroperasi Usai Banjir, Jalan Masih Ditutup

Banjir yang menerjang Dubai membuat sejumlah penerbangan dihentikan.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

2 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.