TEMPO.CO, Jakarta - Forum Luar Angkasa Austria dan Badan Antariksa Israel melakukan simulasi misi pembangunan pangkalan Mars di Bumi. Mereka melakukannya di sebuah kawah besar, sedalam 500 meter dan lebar 50 kilometer, di Gurun Negev di Israel.
Ada enam orang yang tergabung dalam tim mengenakan pakaian luar angkasa, di lokasi yang mirip dengan Planet Merah tersebut. Keenam orang itu disebut astronot analog yang akan hidup dalam isolasi di stasiun virtual hingga akhir bulan ini.
"Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan, dan sesuatu yang telah kami kerjakan selama bertahun-tahun,” ujar Alon Tenzer, 36 tahun, dari Badan Antariksa Israel, Senin 11 Oktober 2021.
Para peserta—dari Austria, Jerman, Israel, Belanda, Portugal, dan Spanyol—semuanya harus melewati tes fisik dan psikologis yang melelahkan. Selama misi, mereka akan melakukan tes termasuk pada prototipe drone yang berfungsi tanpa GPS, dan pada kendaraan pemetaan bertenaga angin dan surya otomatis.
Misi ini juga akan bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia dan efek isolasi pada astronot. Menurut pengawas misi dari Austria, Gernot Groemer, kohesi kelompok dan kemampuan mereka untuk bekerja sama sangat penting untuk bertahan hidup di Mars.
Forum Antariksa Austria, yang merupakan organisasi swasta yang terdiri dari spesialis kedirgantaraan, telah menyelenggarakan 12 misi, yang terbaru di Oman pada 2018. Dan proyek Israel adalah bagian dari misi Amadee-20, yang diharapkan dimulai tahun lalu, tapi tertunda karena pandemi Covid-19.
Forum tersebut telah bermitra dengan pusat penelitian Israel D-MARS untuk membangun pangkalan bertenaga surya. "Di sini suhunya sekitar 25-30 derajat Celsius, tapi di Mars suhunya minus 60 derajat Celsius dan atmosfernya tidak layak untuk bernapas," kata Groemer.
Interior pangkalan Mars itu dasarnya sederhana, dengan dapur kecil dan tempat tidur susun. Sebagian besar ruang disediakan untuk eksperimen ilmiah. Sementara, Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA membayangkan misi manusia pertama ke Mars akan diluncurkan pada 2030.
Menurut Groemer, apa yang timnya lakukan adalah mempersiapkan misi besar, perjalanan terbesar yang pernah dilakukan masyarakat, karena Mars dan Bumi terpisah 380 juta kilometer pada titik ekstremnya. Sudah dekatnya misi tersebut dilukiskan Groemer dengan mengatakan, "Saya percaya manusia pertama yang berjalan di Mars sudah lahir saat ini."
Kemudian dia menambahkan, "Dan kami adalah pembuat kapal untuk memungkinkan perjalanan itu."
Astronot Jerman Anika Mehlis, satu-satunya perempuan dalam tim, mengaku sangat bahagia menjadi bagian dari proyek tersebut. "Ayah membawa saya ke museum luar angkasa ketika saya masih kecil. Ketika saya melihat forum sedang mencari astronot analog, saya berkata pada diri sendiri bahwa saya harus melamar,” katanya.
Mehlis merupakan seorang ahli mikrobiologi. Rencananya, dia akan mempelajari skenario di mana bakteri dari Bumi menginfeksi bentuk kehidupan potensial yang mungkin ditemukan di Mars.
PHYS | AFP
Baca juga:
Eksperimen Pertama NASA Bikin Oksigen di Mars, Dapat 5 Gram