TEMPO.CO, Jakarta - Studi Kaspersky baru-baru ini mengungkap ledakan penggunaan aplikasi pembayaran digital di wilayah Asia Pasifik. Studi yang dilakukan di 10 negara Asia Pasifik itu menunjukkan bahwa 90 persen responden telah menggunakan aplikasi pembayaran seluler setidaknya sekali dalam 12 bulan terakhir.
Survei dikumpulkan pada Juli 2021 dengan total 1.618 responden yang disurvei di 10 negara, yaitu Australia, Cina, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Thailand, dan Vietnam (10 negara). Respondennya berkisar antara usia 18-65 tahun, yang seluruhnya merupakan pekerja profesional dan pengguna pembayaran digital.
Responden menyebutkan bahwa platform pembayaran digital memungkinkan mereka untuk melakukan pembayaran sembari mematuhi aturan jarak sosial (45 persen) dan bahwa ini adalah satu-satunya cara mereka dapat melakukan transaksi moneter selama masa penguncian sosial (36 persen).
Untuk 29 persen pengguna, gateway digital sekarang lebih aman dibandingkan dengan era sebelum Covid-19 dan persentase yang sama juga mengapresiasi segala bentuk insentif dan hadiah yang ditawarkan oleh penyedia pembayaran digital.
“Untuk mendorong ekonomi digital yang aman ke depan, penting bagi kami untuk mengetahui titik kesulitan para pengguna dan mengidentifikasi celah yang perlu segera kami tangani,” ujar Chris Connell, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky, dalam acara webinar Kamis, 14 Oktober 2021.
Untuk membantu pengguna di Asia Pasifik merangkul teknologi pembayaran digital dengan aman, para ahli Kaspersky menyarankan beberapa hal, di antaranya mewaspadai komunikasi palsu dan berhati-hati saat menyerahkan informasi sensitif. Pengguna juga disarankan tidak langsung membagikan informasi pribadi atau rahasia secara online, terutama jika menyangkut permintaan informasi keuangan dan detail pembayaran.
Selain itu, disarankan untuk menggunakan komputer dan koneksi internet sendiri saat melakukan pembayaran online. “Seperti bagaimana Anda hanya akan melakukan pembelian dari toko tepercaya saat berbelanja secara fisik, terapkan kehati-hatian yang sama ketika melakukan pembayaran online – Anda tidak akan pernah tahu apakah komputer umum memiliki spyware yang merekam seluruh ketikan Anda di keyboard, atau ketika koneksi internet publik telah dicegat oleh para pelaku kejahatan siber yang menunggu untuk melancarkan serangan,” ujar Kaspersky.
Pengguna juga disarankan untuk tidak membagikan kata sandi, nomor PIN, atau kata sandi satu kali (OTP) Anda dengan keluarga atau teman. Meskipun mungkin tampak nyaman dan praktis, ini memberikan jalan masuk bagi pelaku kejahatan siber untuk mengelabui pengguna agar mengungkapkan informasi pribadi untuk mengumpulkan kredensial bank. Simpan untuk Anda sendiri dan selalu lindungi informasi pribadi.
“Mengadopsi solusi holistik produk keamanan dan langkah-langkah praktis dapat meminimalkan risiko menjadi korban ancaman siber dan menjaga keamanan informasi keuangan Anda. Manfaatkan solusi keamanan yang andal untuk perlindungan menyeluruh dari berbagai ancaman, seperti Kaspersky Internet Security, Kaspersky Fraud Prevention dan penggunaan Kaspersky Safe Money untuk membantu memeriksa keaslian situs web bank, sistem pembayaran, dan toko online yang Anda kunjungi, serta membangun koneksi yang aman,” ujar Kaspersky.
Baca:
Studi Kaspersky Ungkap Ledakan Penggunaan Aplikasi Pembayaran Seluler di Asia