Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pantura Berpotensi Tenggelam, Pantai Brebes Hilang 850 Ha dalam 5 Tahun

image-gnews
Warga beraktivitas di sekitar terpaan gelombang laut pesisir Pantai Utara di Pekalongan, Jawa Tengah, Senin, 1 Juni 2020. Kredit: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/pras.
Warga beraktivitas di sekitar terpaan gelombang laut pesisir Pantai Utara di Pekalongan, Jawa Tengah, Senin, 1 Juni 2020. Kredit: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/pras.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Jawa Tengah Peni Rahayu, membeberkan potensi tenggelamnya beberapa daerah pesisir pantai utara Pulau Jawa (Pantura), khususnya di Jawa Tengah.

Dia setuju dengan pendapat para ahli bahwa ancaman tenggelam di daerahnya disebabkan oleh tiga hal, yakni mencairnya es kutub selatan, aktivitas tektonik, dan unsur lokal atau regional, salah satunya penurunan muka tanah (land subsidence).

Di Kota Semarang, Peni menjelaskan, dalam hasil perhitungan dan monitoring laju rata-rata penurunan muka tanah secara vertikal periode 2015-2020 bervariasi, antara 0,9-6 cm. “Di Pekalongan yang memang cukup parah ya antara 2,1-11 cm,” ujar dia dalam diskusi virtual bertajuk ‘Perubahan Iklim dan Ancaman Tenggelamnya Pesisir Jawa’, Kamis, 14 Oktober 2021.

Namun, secara keseluruhan, dia merekap, ada 13 kabupaten/ kota yang mengalami akresi (perubahan garis pantai menuju laut lepas) dan abrasi (pengikisan pantai yang diakibatkan oleh tenaga gelombang laut). Untuk akresi terbesar pertama ada di Brebes seluas 850,74 hektare; kedua Demak seluas 389,3 hektare; dan ketiga Kendal seluas 382,95 hektare.

Kemudian disusul kota/kabupaten lainnya, seperti Semarang seluas 264,46 hektare; Pati 200,5 hektare; Pemalang 168,26 hektare; Rembang 166,77 hektare; Jepara 73,37 hektare; Tegal 43,26 hektare; Batang 36,66 hektare; Kota Tegal 14,26 hektare, Pekalongan 8,26 hektare; dan Kota Pekalongan 3,13 hektare. “Keseluruhannya ada seluas 2.601,8 hektare garis pantai yang mundur ke daratan,” katanya lagi.

Sedangkan abrasi, terbesar juga terjadi di Brebes seluas 2.391,95 hektare; disusul Demak 2.218,23 hektare; Semarang 1.919,57 hektare; Jepara 438,44 hektare; Pati 360,97 hektare; Kendal 187,33 hektare; Pemalang 139,36 hektare; Rembang 71,78 hektare; Tegal 68,78 hektare; Batang 66,35 hektare; Pekalongan 39,95 hektare; Kota Tegal 29,07 hektare; dan Kota Pekalongan 26,3 hektare. Dan keseluruhan abrasi seluas 7.957,89 hektare.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Peni, akresi dan abrasi yang terjadi di 13 kabupaten/ kota di Jawa Tengah itu sudah sangat parah. Bahkan, kata dia, ketika banjir rob terjadi, wilayah-wilayah tersebut selalu terkena dampaknya. “Misalnya, di kota kecil Pekalongan, itu bisa banjir tinggi, bisa sampai setengah tinggi rumah,” tutur Peni sambil memperlihatkan gambar kondisi banjir di wilayah tersebut.

Profesor Riset Bidang Sistem Informasi Spasial, Badan Informasi Geospasial, Dewayany Sutrisno, menambahkan, dalam berbagai kajian yang dilakukan, mundurnya garis pantai itu terjadi disebabkan oleh penurunan muka tanah, menurut data geodetik yang dilakukannya.

“Di bagian sebelah timur wilayah Jawa Tengah mundurnya 2.140,71 meter dan sebelah baratnya 2.131,2 meter,” ujar Dewayany yang tidak menjelaskan detail periode waktu dari mundurnya garis pantai itu.

Dewayany menyarankan agar dibuat perencanaan spasial berbasis ekosistem, terutama di wilayah pedesaan, yang aktivitasnya lebih berbaur dengan alam. “Ini solusi yang kita sampaikan, mencoba menggunakan kombinasi hybrid, gabungan hard dan soft engineering, untuk menangkap sedimen agar pantainya maju lagi,” katanya.

Baca:
5 Manfaat Penting Keberadaan Hutan Mangrove

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sri Mulyani Hadiri Pertemuan AIIB di Mesir, Bahas Perubahan Iklim dan Investasi Transisi Energi

5 jam lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor di Kemenko Perekonomian, Jumat, 28 Juli 2023. TEMPO/Riri Rahayu
Sri Mulyani Hadiri Pertemuan AIIB di Mesir, Bahas Perubahan Iklim dan Investasi Transisi Energi

Sri Mulyani mengatakan AIIB memiliki peran penting sebagai katalisator dalam mendesain berbagai instrumen pembiayaan.


Indonesia jadi Tuan Rumah Bersama Konferensi Minyak Nabati Kedua di Mumbai India

6 jam lalu

Lahan perkebunan Sawit  di Gane Timur, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Selasa 23 Januari 2023. (FOTO/Budhy Nurgianto)
Indonesia jadi Tuan Rumah Bersama Konferensi Minyak Nabati Kedua di Mumbai India

Untuk meningkatkan ketahanan di masa depan dalam menyediakan minyak nabati secara berkelanjutan, diperlukan sejumlah langkah strategis bersama.


Luhut ke Negara Barat: Tak Perlu Ajari Kami Soal Perubahan Iklim

1 hari lalu

Presiden Jokowi (tengah) bersama Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan) dan Menko Kemaririman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kedua kiri) meninjau Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Padalarang Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu, 13 September 2023. Presiden Joko Widodo mencoba kereta cepat dari Stasiun Halim menuju Stasiun Padalarang dan dilanjutkan dengan menggunakan kereta pengumpan dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung. ANTARA/Raisan Al Farisi
Luhut ke Negara Barat: Tak Perlu Ajari Kami Soal Perubahan Iklim

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Padjaitan mengatakan Indonesiua tidak perlu diajari soal perubahan iklim.


Prospera Sebut Pentingnya Kompensasi untuk Kelompok Rentan yang Terdampak Perubahan Iklim

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo menghadiri rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 India, Sabtu, (9/9) di New Delhi, India. Dalam forum tersebut, Jokowi meminta seluruh pihak untuk bersama-sama mengurangi emisi.
Prospera Sebut Pentingnya Kompensasi untuk Kelompok Rentan yang Terdampak Perubahan Iklim

Program Kemitraan Indonesia-Australia untuk Perekonomian (Prospera) sebut pentingnya kompensasi untuk kelompok rentan yang terdampak perubahan iklim.


Menlu Retno Ajak Anggota PBB Bangkitkan Kepercayaan, Solidaritas Global

2 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan pernyataan Indonesia dalam Sidang ke-78 Majelis Umum PBB di New York, AS, pada Sabtu, 23 September 2023. ANTARA/HO-Kemlu RI
Menlu Retno Ajak Anggota PBB Bangkitkan Kepercayaan, Solidaritas Global

Menlu Retno menyampaikan bahwa setiap negara memiliki hak yang sama untuk membangun dan tumbuh.


Utusan Iklim Cina: Penghapusan Bahan Bakar Fosil Tidak Realistis

4 hari lalu

Para pria berdiri di dekat mobil dekat pembangkit listrik tenaga batu bara di Shanghai, Cina,  21 Oktober 2021. REUTERS/Aly Song
Utusan Iklim Cina: Penghapusan Bahan Bakar Fosil Tidak Realistis

Penghentian penggunaan bahan bakar fosil secara menyeluruh tidaklah realistis, kata pejabat tinggi iklim Cina.


Phuket di Thailand jadi Destinasi Wisata Terpadat di Dunia, Ini 7 Pantai Paling Indah

4 hari lalu

Seorang pria berjalan di pantai Karon saat Phuket bersiap-siap untuk dibuka untuk turis asing mulai 1 Juli yang mengizinkan orang asing yang divaksinasi penuh untuk mengunjungi pulau resor tanpa karantina, Phuket, Thailand 29 Juni 2021. Berdasarkan keterangan resmi dari Tourism Authority of Thailand (TAT), wisatawan yang diizinkan masuk ke Phuket hanya mereka yang berasal dari negara dan wilayah yang telah disetujui oleh Badan Penanggulangan Covid-19 Thailand (Centre for Covid-19 Situation Administration atau CCSA). REUTERS/Jorge Silva
Phuket di Thailand jadi Destinasi Wisata Terpadat di Dunia, Ini 7 Pantai Paling Indah

Alasan Phuket di Thailand begitu populer di kalangan pengunjung adalah pantainya yang indah dan pulau-pulau menakjubkan.


Tingkatkan Kesadaran Generasi Muda Terhadap Perubahan Iklim

5 hari lalu

Ilustrasi anak muda dan gadget. Shutterstock
Tingkatkan Kesadaran Generasi Muda Terhadap Perubahan Iklim

Generasi muda memiliki potensi dan antusiasme untuk berkontribusi dalam membentuk dunia yang lebih hijau, setara, dan berkelanjutan.


Ada Wisata Air, Gunung hingga Pantai, Ini Daftar Lengkap Wisata di Sukabumi yang Sayang untuk Dilewatkan

7 hari lalu

Suasana mejelang matahari tenggelam di Pantai Kalapa Condong, Ujung Genteng, Sukabumi, Jawa Barat, (3/1). Pantai di pesisir selatan Sukabumi ini ramai dikunjungi wisatawan pada saat libur. TEMPO/Prima Mulia
Ada Wisata Air, Gunung hingga Pantai, Ini Daftar Lengkap Wisata di Sukabumi yang Sayang untuk Dilewatkan

Sukabumi menyajikan tempat wisata yang cukup lengkap, dari mulai wisata alam, pantai, gunung, sampai wisata buatan manusia seperti waterpark.


Di Festival Like 2023, Jokowi Singgung Perubahan Iklim dan Polusi di Jakarta

8 hari lalu

Presiden Jokowi berfoto dengan penerima SK Perhutanan Sosial & Adat dalam puncak Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan dan Energi Baru Terbarukan (Festival LIKE) di Indonesia Arena, GBK, Jakarta, Senin, 18 September 2023. TEMPO/Subekti.
Di Festival Like 2023, Jokowi Singgung Perubahan Iklim dan Polusi di Jakarta

Presiden Jokowi mengingatkan soal perubahan iklim yang tengah terjadi di dunia, dan menyoroti keadaan polusi di Jakarta.