Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tips Dokter: Menyiapkan Anak untuk Mengikuti Pembelajaran Tatap Muka

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Suasana Pembelajaran Tatap Muka atau PTM di Sekolah Tunarungu Sushrusa, Denpasar, Bali. Foto: Antaranews
Suasana Pembelajaran Tatap Muka atau PTM di Sekolah Tunarungu Sushrusa, Denpasar, Bali. Foto: Antaranews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Melanie Yudiana Iskandar, Sp.A mengatakan anak-anak harus dipastikan siap mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah, selain kesiapan pihak sekolah atau orang tua.

Menurut Melanie, dari sisi jenjang pendidikan, anak-anak yang duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar (SD) cenderung lebih siap menjalani pembelajaran tatap muka ketimbang anak kelas 1 atau 2 SD.

“Lihat anak apakah sudah siap? Anak kelas 6 SD itu cukup siap, dia sudah mengerti. Tetapi anak kelas 1 atau 2 SD rasanya belum siap,” ujar dia secara daring, Kamis, 14 Oktober 2021.

Agar anak siap kembali belajar tatap muka, orang tua memiliki peranan yang tak bisa diabaikan dalam menerapkan protokol kesehatan khususnya menjaga jarak. Melanie mengatakan, biasanya motivasi anak ke sekolah bukan semata untuk belajar tetapi bertemu teman-teman mereka. Mereka berharap bisa berkegiatan di sekolah termasuk bermain seperti sebelum pandemi Covid-19.

Di sinilah orang tua perlu terus mengingatkan anak mengenai pentingnya menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. Tetapi, ini tak berarti mengabaikan protokol kesehatan lain seperti terbiasa mengenakan masker, rajin mencuci tangan usai memegang barang-barang terutama milik sekolah dan memegang masker.

Orang tua juga disarankan terus mengingatkan anak agar tidak menyentuh masker mereka, saling berbagi makanan bahkan alat tulis.

Mengenai penggunaan sarung tangan selama di sekolah, Melanie tak menganjurkannya. Menurut dia, ketimbang sarung tangan, anak lebih baik rutin mencuci tangan usai memegang sesuatu. Cuci tangan yang dianjurkan menggunakan air mengalir dan sabun.

“Yang penting sering cuci tangan. Percuma kalau pakai gloves, virusnya menempel di gloves. Kalau masih pegang muka kita atau pegang barang percuma, yang penting sering cuci tangan, Kalau anak kecil, kulitnya masih sensitif, hati-hati penggunaan disinfektan, jadi cuci tangan di air mengalir dan sabun itu lebih bagus,” tutur Melanie.

Tak hanya soal protokol kesehatan, orang tua pun perlu memastikan anak sehat sebelum menghadiri pembelajaran tatap muka. Penuhilah kebutuhan nutrisi anak mulai dari karbohidrat, protein, lemak dan berbagai mikronutriennya termasuk vitamin dan zinc

Di sisi lain, pihak sekolah juga perlu menyiapkan fasilitas yang mendukung kegiatan belajar secara aman seperti menyediakan ruangan berventilasi yang baik dan mengkondisikan agar anak tak perlu melepas masker selama kegiatan belajar mengajar misalnya saat pelajaran menyanyi.

Sama seperti orang dewasa, anak juga berisiko terkena Covid-19 namun umumnya berasal dari kluster keluarga. Melanie berharap, dimulainya pembelajaran tatap muka tak menjadi sumber penularan untuk anak, sehingga orang tua dan pihak sekolah perlu memastikan protokol kesehatan tetap dijalankan anak selama belajar di sekolah.

Vaksinasi menurut studi diketahui membantu melindungi diri dari paparan Covid-19. Tetapi sejauh ini baru diberikan pada kelompok anak berusia di atas 12 tahun. Menurut Melanie, cukup berisiko bila vaksin dipaksakan diberikan pada anak usia di bawah 12 tahun sementara penelitian terkait ini terus berjalan. Demi mengurangi risiko anak terpapar Covid-19, mereka harus dipastikan menerapkan protokol kesehatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara pada kelompok usia sekolah yang sudah bisa mendapatkan vaksinasi, seperti remaja, protokol kesehatan juga tetap harus dipastikan mereka terapkan. Khusus pada kelompok usia ini, ada dukungan untuk kesehatan jiwa juga diperlukan.

Dokter spesialis ilmu kesehatan jiwa konsultan kesehatan jiwa anak RSUI sekaligus staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Fransiska Kaligis, Sp.KJ(K), mengatakan, seiring kasus Covid-19 yang turun dan dimulainya kegiatan sekolah tatap muka secara terbatas, beberapa remaja mungkin akan kembali ke sekolah dalam kondisi stres, cemas, kesepian atau bahkan berduka akibat kehilangan anggota keluarga.

Remaja sendiri termasuk kelompok usia yang rentan mengalami masalah kesehatan jiwa akibat adanya perubahan psikososial, neurobiologis sirkuit otak, dan hormonal terjadi di fase usia ini. Menurut Fransiska, kondisi ini perlu dipahami orangtua dan orang lain yang berada di sekitar remaja, agar tidak bersikap judgemental atau memberikan label yang menambah perasaan tidak nyaman.

Lebih lanjut, untuk mendukung kesehatan jiwa remaja saat kembali ke sekolah, dia menyarankan para guru atau tenaga pengajar melakukan sejumlah hal antara lain: mendengarkan keluhan remaja, menunjukkan empati dan jika memungkinkan pihak sekolah dapat mengadakan diskusi one-on-one agar lebih memahami kebutuhan remaja.

Selanjutnya, tanyakan bagaimana kabar remaja, sediakan informasi yang akurat dan terpercaya terkait Covid-19 sesuai dengan usia mereka, minta masukan dan libatkan remaja untuk menciptakan suasana belajar yang aman dan nyaman, peka dan waspada terhadap perubahan tingkah laku remaja, dan ajak mereka berkegiatan dan berolahraga agar tercipta interaksi.

Fransiska mengatakan, perkembangan remaja sangatlah dinamis dan dipengaruhi oleh kondisi individu dan lingkungan, sehingga memerlukan perhatian khusus terhadap remaja dalam periode kembali ke sekolah.

Di sisi lain, tenaga pengajar juga perlu memastikan diri mereka dalam kondisi sehat jiwa ketika kembali mengajar di sekolah. Persiapan dan kerja sama semua pihak yang terkait perlu dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan di masa pandemi Covid-19.

Jadi, pada anak yang akan kembali ke sekolah, orang tua dan pihak sekolah perlu memastikan protokol kesehatan berjalan ketat, sementara bagi remaja mencakup juga dukungan kesehatan jiwa saat kembali belajar secara tatap muka di sekolah.

ANTARA

Baca:
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Bantuan Kuota Internet tetap Disalurkan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

5 jam lalu

Ilustrasi pijat bayi. massagemag.com
5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.


Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

1 hari lalu

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi (kiri) berdialog dengan pelajar saat Kegiatan Edukasi Keuangan di Indonesia Banking School, Jakarta, Senin, 22 Januari 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan terkait investasi, pinjaman hingga perencanaan keuangan yang diikuti sekitar 1.500 pelajar secara luring dan daring guna meningkatkan literasi keuangan masyarakat khususnya bagi pelajar. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

6 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

7 hari lalu

Ilustrasi selingkuh. Shutterstock
Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.


2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

13 hari lalu

Para dokter saat protes terhadap rencana penerimaan lebih banyak siswa ke sekolah kedokteran, di depan Kantor Kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, 22 Februari 2024. REUTERS/Kim Soo-Hyeon
2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

Korea Selatan masih didera pemogokan massal para dokter. Ribuan perawat disiagakan.


Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

14 hari lalu

Seorang wanita keluar dari tempat pemungutan suara di tempat pemungutan suara saat pemilihan parlemen ke-22 di Seoul, Korea Selatan, 10 April 2024. REUTERS/Kim Soo-hyeon
Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.


KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

16 hari lalu

Sebagai pengguna commuter line, Anda perlu mengetahui rute KRL Jabodetabek 2024 terbaru. Berikut ini rute terbaru dan harga tiketnya. Foto: Canva
KAI Sebut Pengguna Commuter Line Mudik Lebaran Ini Tertinggi Pasca Pandemi Covid-19

Pergerakan pengguna Commuter Line Jabodetabek juga masih terpantau di stasiun-stasiun yang terletak di kawasan pusat perbelanjaan atau sentra bisnis.


7 Tips dari PLN untuk Pastikan Kondisi Listrik di Rumah Aman sebelum Ditinggal Mudik

17 hari lalu

ilustrasi listrik di rumah (pixabay.com)
7 Tips dari PLN untuk Pastikan Kondisi Listrik di Rumah Aman sebelum Ditinggal Mudik

PT PLN memberikan tips bagi masyarakat untuk memastikan listrik di rumah dalam kondisi aman sebelum ditinggal mudik lebaran.


Tips Perjalanan Mudik Lebaran: Bagaimana Pola Istirahat yang Ideal?

17 hari lalu

Pemudik bersepeda motor menutupi kepala dengan kardus saat antre untuk menaiki kapal di Pelabuhan Ciwandan, Cilegon, Banten, Minggu, 7 April 2024. Kondisi di lokasi diperparah dengan panas matahari yang menyengat sehingga sejumlah pemudik yang dibonceng memilih meninggalkan motor untuk berteduh hingga beberapa harus dibawa ke pos kesehatan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Tips Perjalanan Mudik Lebaran: Bagaimana Pola Istirahat yang Ideal?

Ahli gizi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) dr. Atmarita MPH memberi tips jalani perjalanan yang aman saat mudik lebaran.


5 Tips dari Polisi agar Rumah Tetap Aman saat Ditinggal Mudik Lebaran

18 hari lalu

Ilustrasi rumah. Unsplash.com/Evelyn Paris
5 Tips dari Polisi agar Rumah Tetap Aman saat Ditinggal Mudik Lebaran

Polisi membagikan tips kepada masyarakat yang akan mudik Lebaran agar rumah yang ditinggalkan dalam keadaan kosong bisa tetap aman.