Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pohon Raksasa Kejutkan Tim Pendamping Hutan Desa di Mentebah

image-gnews
Pohon raksasa, dengan diameter batang hingga sekitar tiga meter, di Hutan Hulu Tuung Desa Tanjung, Kecamatan Mentebah, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Pohon seperti ini ditemukan dalam patroli tim pendamping hutan desa dalam pendataan pada Agustus 2021 (FOTO/DOK PRCF)
Pohon raksasa, dengan diameter batang hingga sekitar tiga meter, di Hutan Hulu Tuung Desa Tanjung, Kecamatan Mentebah, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Pohon seperti ini ditemukan dalam patroli tim pendamping hutan desa dalam pendataan pada Agustus 2021 (FOTO/DOK PRCF)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Patroli tim pendamping program hutan desa atau pengelolaan hutan berbasis masyarakat di Mentebah, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, menemukan sejumlah tegakan pohon yang tumbuh raksasa dengan diameter batang hingga sekitar tiga meter. Pohon raksasa itu rata-rata ditemukan di lokasi jauh di dalam hutan dan lokasinya terjal.

Temuan pohon-pohon raksasa itu tepatnya terjadi di Hutan Hulu Tuung Desa Tanjung. “Masih banyak pohon raksasa yang kami temukan. Pohon tersebut kami data dan tentukan titik koordinatnya menggunakan GPS,” kata Hendra Wisnu Wardhana, fasilitator dari People Resources and Conservation Foundation untuk Desa Tanjung dan Nanga Jemah.

PRCF mengizinkan Tempo.co mengutip hasil temuan dan kegiatan patroli Hendra dan tim yang didampinginya itu seperti yang diunggah di laman resmi lembaga tersebut pada Senin, 11 Oktober 2021. Patroli pada Agustus itu adalah yang ketiga dilakukan di dalam Hutan Hulu Tuung Desa Tanjung untuk pendataan konservasi dan potensi-potensinya.

Setiap patroli mengambil rute yang berbeda dan bisa memakan waktu berhari-hari hingga bermalam dalam hutan. Diungkapkan Hendra, patroli hutan Agustus lalu dijalani timnya sampai lima hari. Setiap jengkal hutan desa yang dimiliki Desa Tanjung disebut dijelajahinya di sepanjang rute tersebut.

“Setiap bertemu dengan flora dan fauna, termasuk pohon raksasa dicatat dengan tellysheet yang telah disiapkan kemudian, dimasukkan ke SmartPatrol,” kata Hendra.

Dihubungi terpisah pada Kamis 14 Oktober 2021, Koordinator Program Konservasi Hutan di PRCF, Yadi Purwanto, menuturkan dua patroli untuk kepentingan yang sama di Hutan Hulu Tuung Desa Tanjung dilakukan pada Mei dan Juli lalu. Saat itu tak didapati tegakan pohon se-raksasa temuan patroli ke tiga.

“Buat saya yang sudah bolak balik masuk hutan, pohon dengan diameter 150 sentimeter saja sudah sangat besar. Apalagi ini sampai sekitar 300 sentimeter,” kata Yadi.

Berdasarkan laporan yang diterimanya, Yadi dkk di PRCF menduga pohon raksasa berasal dari jenis majak atau Shorea Sp. Ada juga yang secara lokal dikenal sebagai tengkawang dan engkabang. Seluruhnya termasuk family Dipterocarpaceae yang memang mendominasi di hutan Kalimantan, semisal meranti, dan memang, menurut Yadi, bisa tumbuh cepat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hendra dan timnya mendata enam pohon raksasa sepanjang patroli lima hari. Jumlahnya menjadi 30 kalau menambahkan seluruh pohon dengan diameter batang di atas 150 sentimeter. “Kalau di areal HPH itu pohon produksi seperti meranti sudah akan dipanen (ditebang) setelah berukuran diameter batang 35 sentimeter,” kata Yadi membandingkan.

Baik Hendra maupun Yadi mengungkapkan Hutan Desa Tanjung saat ini dilindungi oleh adat dan tidak ada aktivitas logging. Pemanfaatan sebatas untuk kebutuhan material bangunan masyarakat desa dan sejauh ini hutan dinilai masih terjaga dengan baik. Sekalipun diakuin kekhawatiran aktivitas penebangan liar masih membayangi.

“Tapi adanya patroli juga peraturan yang dibuat di desa diharapkan membuat hutan desa semakin aman ke depannya,” kata Yadi.

Dia menerangkan aktivitas PCRF adalah mendampingi hutan desa, seperti pengembangan rehabilitasi dan pengelolaan konservasi yang mendukung pengembangan mata pencarian setempat. Sepanjang tiga tahun terakhir, Yadi mengungkapkan, telah mendampingi lima hutan desa di Kapuas Hulu termasuk di Desa Tanjung--lokasi temuan pohon raksasa--yang baru berjalan sejak awal tahun ini.

“Kami melihat peranan adat dari Desa Tanjung itu sangat penting. Ada kearifan lokal sangat dijunjung tinggi di sini. Hal ini mengakibatkan hutan masih terjaga dengan baik dari dulu sampai sekarang,” kata Direktur PRCF Indonesia, Imanul Huda.

Baca juga: Terungkap, Angin Ini Selalu Hadir saat Banjir di Jabodetabek


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

 
 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kasus Pencabulan Anak di Singkawang, Kuasa Hukum Herman Mengaku Belum Terima Surat Pemecatan dari DPP PKS

1 hari lalu

Polres Kota Singkawang menetapkan H.Herman (59 tahun) sebagai tersangka kekerasan seksual.
Kasus Pencabulan Anak di Singkawang, Kuasa Hukum Herman Mengaku Belum Terima Surat Pemecatan dari DPP PKS

Politikus PKS yang juga anggota DPRD H. Herman menjadi tersangka pencabulan anak di Singkawang. DPP telah menyampaikan surat pemecatan.


BRGM Rangkul Generasi Muda Hadapi Triple Planetary Crisis

2 hari lalu

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya didampingi Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Hartono, berfoto bersama peserta Youth Conservation Fest 2024 di Taman Nasional Kepulauan Seribu, pada 24 September 2024. Dok. BRGM
BRGM Rangkul Generasi Muda Hadapi Triple Planetary Crisis

Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menggelar Youth Conservation Fest 2024 atau #YCFest2024 bertema Let's Fight Triple Planetary Crisis sebagai salah satu bentuk inisiatif untuk menghimpun semangat generasi muda dalam memerangi isu lingkungan serta upaya pelestariannya.


Dipecat PKS, Kapan Herman Dipecat sebagai Anggota DPRD Kota Singkawang?

4 hari lalu

Polres Kota Singkawang menetapkan H.Herman (59 tahun) sebagai tersangka kekerasan seksual.
Dipecat PKS, Kapan Herman Dipecat sebagai Anggota DPRD Kota Singkawang?

DPP PKS telah memecat Herman pada Jumat, 27 September 2024, saat ini Ia menjadi tersangka pencabulan pada anak di bawah umur


Dukung Program Konservasi, KKP Bangun Pondok Wisata di Aceh Besar

4 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Pengelolaan Sumber DayaPesisir dan Laut (BPSPL) Padang membangun pondok wisata di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh pada September 2024. Dok. KKP
Dukung Program Konservasi, KKP Bangun Pondok Wisata di Aceh Besar

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, membangun pondok wisata di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh pada awal September lalu. Pembangunan pondok wisata ini menjadi bentuk apresiasi KKP terhadap keterlibatan masyarakat dalam mengelola kawasan konservasi di wilayah Aceh Besar.


Hakim Vonis Bebas Nyoman Sukena Pemelihara Landak Jawa dan Pulihkan Martabatnya

15 hari lalu

Terdakwa I Nyoman Sukena memberikan keterangan kepada wartawan usai menjalani sidang putusan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, Kamis, 19 September 2024. Foto: ANTARA/Rolandus Nampu
Hakim Vonis Bebas Nyoman Sukena Pemelihara Landak Jawa dan Pulihkan Martabatnya

Nyoman Sukena, pemelihara empat ekor Landak Jawa, divonis bebas setelah didakwa melanggar UU tentang Konservasi


Karhutla Meluas 13 Ribu Hektare di Kalimantan Barat, Berisiko Memicu Kabut Asap

20 hari lalu

BPBD Kalimantan Barat memantau kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada salah satu lahan HGU perusahaan sawit di Kabupaten Sanggau. ANTARA/HO : BPPD Kalbar
Karhutla Meluas 13 Ribu Hektare di Kalimantan Barat, Berisiko Memicu Kabut Asap

BPBD Kalimantan Barat mengungkapkan areal seluas lebih 13 ribu hektare terbakar pada periode Januari-Agustus 2024. Mitigasi karhutla perlu diperkuat.


Kasus Landak Jawa, Kajati Bali Ungkap Pertimbangan Tuntut Bebas Nyoman Sukena

21 hari lalu

I Nyoman Sukena, 38 tahun, menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Ia menjadi terdakwa karena memelihara empat ekor landak jawa (Hysterix Javanica) yang masuk dalam kategori hewan dilindungi. Foto: ANTARA/Rolandus Nampu
Kasus Landak Jawa, Kajati Bali Ungkap Pertimbangan Tuntut Bebas Nyoman Sukena

Kepala Kejati Bali, Ketut Sumedana, mengungkapkan alasan pihaknya menuntut bebas pemelihara landak Jawa, Nyoman Sukena.


Jaksa Tuntut Bebas I Nyoman Sukena yang Pelihara Landak Jawa

21 hari lalu

I Nyoman Sukena, 38 tahun, menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Ia menjadi terdakwa karena memelihara empat ekor landak jawa (Hysterix Javanica) yang masuk dalam kategori hewan dilindungi. Foto: ANTARA/Rolandus Nampu
Jaksa Tuntut Bebas I Nyoman Sukena yang Pelihara Landak Jawa

JPU Kejati Bali menuntut bebas terdakwa I Nyoman Sukena, warga Badung, yang memelihara satwa dilindungi, Landak Jawa


Kebutuhan Dasar Masyarakat yang Utama

25 hari lalu

Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson (kanan), menerima penghargaan Apresiasi Kinerja Pejabat Kepala Daerah 2024 dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian didampingi Direktur Utama PT. Tempo Media Grup Arif Zulkifli, di Jakarta, Jumat, 30 Agustus 2024. Dok. Tempo
Kebutuhan Dasar Masyarakat yang Utama

Penjabat Gubernur Kalimantan Barat Harisson dinilai mampu mendorong perekonomian daerah. Kuncinya, pengendalian inflasi dan memaksimalkan BUMD.


BMKG Deteksi 2.466 Titik Panas di Kalimantan Barat, Beberapa Daerah Segera Hujan

27 hari lalu

BPBD Kalimantan Barat memantau kebakaran hutan dan lahan pada salah satu lahan HGU di perusahaan sawit yang ada di Kabupaten Sanggau. ANTARA/HO : BPPD Kalbar
BMKG Deteksi 2.466 Titik Panas di Kalimantan Barat, Beberapa Daerah Segera Hujan

BMKG mendeteksi 2.466 titik panas di Kalimantan Barat. Namun sejumlah daerah diprakirakan segera hujan.